Library 14

92 2 0
                                    

Akan ada saatnya bunga mekar dan saat itulah para lebah akan mengerubungi.

(◕દ◕)

♡akan ada saatnya kamu bersinar, dan saat itu kamu akan di senangi banyak orang♡

Malam ini Riya masih berada di PentaCaffe karena permintaan Bos nya Rangga sendiri. Karena ia dan teman-temannya akan berpesta di caffe miliknya, para pelanggan biasa sudah di usir sedari sore dan sejak sore itu pula caffe sudah di tutup. Riya sendiri bingung harus bagaimana jika tidak ada pelanggan. Ia hanya menyiapkan minuman dan makanan untuk nanti teman-teman Rangga. Iqbal sendiri entah kemana. Padahal dirinya selalu hadir dan jarang sekali menghilang tanpa kabar, Riya yang menanyakan kehadiran Iqbal kepada bosnya hanya di jawab ‘baguslah kalo dia pergi’ Riya yang mendengar itu hanya meringis lantas meninggalkan Rangga begitu saja. Sepertinya ia akan keluar untuk membeli minuman bersoda sesuai perintah Rangga saja.

###

Di bawah langit yang gelap, gerungan demi gerungan motor dan mobil sport mewah yang mulai mengisi halaman caffe milik Rangga terdengar bersahutan di langit-langit malam. Satu persatu kendaraan mewah pun mulai berjejer Rapi. Rangga yang sudah stay segera menghampiri teman-temannya dan menyapanya dengan hangat.

“Bang Jim!” Sapa Rangga, berjabat tangan ala lelaki yang selalu di akhiri dengan pukulan ringan membuat lelaki bernama ‘Jim’ itu meringis dan Rangga hanya tertawa pelan.

“Bagaimana keadaan lo bang? Enak gak jadi artis?”

“Diem Rangga.” Jim yang mendengar perkataan Rangga itu seakan mengejeknya.

“Dia Lagi Galau Ga, jangan di ganggu haha …” Jawab seorang lelaki dari belakang, tengah turun dari motornya, pakaiannya begitu berandalan, memakai topi dan tersenyum begitu manis seakan dirinya bukan lah seorang penjahat seperti yang selalu ia lakukan selama ini.

“Ouhh My Leader kita sudah datang, bagaimana dengan misinya?” Tanya Rangga namun sebelum lelaki bernama Farli itu menjawab. Jim sudah menyelanya lebih dahulu.

“Misi gagal karena jatuh cinta di tengah jalan.” Mendengar ucapan Jim itu membuat Rangga tertawa, bukan hanya Rangga saja namun Abimanyu dan Adachi yang baru keluar dari mobil seketika tertawa mengejek ketua mereka sendiri.

“Sialan lo Jim!” Farli seketika mengejar Jim habis-habisan. Sedangkan Rangga mengajak Abimanyu dan Adachi untuk masuk dan membiarkan dua sahabat itu saling serang.

Di lain tempat, Phian masih saja diam di dalam mobilnya memperhatikan rumah yang tak jauh dari tempatnya berada, ia hanya ingin bertemu dengan wanitanya, sekali saja. Setidaknya melihat sosok itu dari kejauhan. Namun sudah beberapa hari, dan beberapa jam tetap saja sama gadis itu enggan muncul namun kali ini ia mempunyai ide yang tidak akan bisa di tolak. Phian pun menelepon Yudis dan meminta untuk pergi ke kediaman Frisia dan membujuk gadis itu agar ikut makan malam di caffe Rangga.

Phian melakukan itu dengan sebuah ancaman kepada Yudis. Jika Yudis berhasil membujuk Frisia maka Phian akan ikut bersama mereka namun jika tidak Phian tidak akan ikut. Karena itulah Yudis sudah berangkat dengan kesal karena Phian selalu merepotkan dengan hal seperti ini. Kenapa juga Phian bisa kembali dari sekian lama ia menghilang. Ini kan rasanya jika wanita yang Phian cintai malah menjauh.

“lo mau minta apa kali ini? ?” ucap Yudis ketika di hadapan Phian.

Yudis melakukan apa yang Phian perintahkan. Ia bukan tidak bias menolak ataupun apapun itu, hanya saja ucapan Phian selalu bagaikan perintah yang kuat bagi Yudis ataupun teman-temannya yang lain terkecuali Jim dan Farli. Karena dia begitu selalu menghormatinya berbeda dengannya dan yang lain. Karena itulah kali ini dirinya harus susah payah membujuk Frisia demi si pengecut itu.

Heart LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang