"Let's play, if you win I will let you go but if you lose give me your life."
-
"Kesal kesel kesel." Ujar Tania sambil menghantam kakinya ke tanah.
"Ada dengan mu?" Tanya Telltan heran.
"Berani-beraninya Junia ngerebut Jenandra dari ku." Ujar Tania yang masih geram.
"Cewek cupu itu? Kenapa gak kamu kasih pelajaran aja biar tau rasa dia." Ujar Jaxx.
"Gak sempat, keburu ketahuan sama Jenandra, ya lagian dianya langsung di bawa pergi entah kemana." Jelas Tania.
"Pokoknya bagaimana pun caranya, aku harus kasih dia pelajaran biar tau rasa." Tambah Tania.
Sedangkan teman-temannya yang lain menyetujuinya. hingga akhirnya mereka pergi dari sana menuju tempat karoke dan bersenang-senang.
_ooOoo_
Malam itu seorang gadis pulang kehujanan di jalanan. Tidak ada orang yang membantunya satupun, walaupun ada satu dua orang di sana. Apa lagi saat itu dia di hajar habis-habisan oleh sekelompok orang. Gadis itu terlihat sangat berantakan, bahkan orang-orang yang melihatnya merasa sangat jijik. Setelah dia tau kejadian itu terjadi sampai separah ini, dia tidak ingin kembali kerumahnya. Bahkan untuk hidup saja dia tidak menguntungkan nya lagi, setelah semua yang ada pada dirinya di rebut. Termasuk harga dirinya sendiri.
Saat itu dia terlalu takut untuk pulang ke rumah dengan kondisi tubuhnya yang seperti itu. Dan dia berinisiatif untuk pergi kesebuah gedung kosong di sana. Dengan jalan terpincang-pincang dia berusaha untuk menuju ke atas atap gedung itu dan berteduh di tempat yang tidak terkena hujan.
Sejak dari tadi dia terus menangisi nasib yang dia alami selama ini. Dia melihat ke arah telapak tangan nya dan menampar nampar pipinya sendiri bahkan hingga memukul dirinya sendiri. Dia telah gagal menjadi seorang gadis yang baik di dalam keluarga nya, pastinya jika orang tuanya mengetahui hal itu, mereka akan sangat kecewa dengannya. Perasaan nya kini bercampur aduk. Kesal, marah, kecewa, sakit, dia sungguh merasakannya. Hingga satu hal terlintas di dalam otaknya.
Gadis itu mulai berjalan mendekati ujung gedung itu dan berdiri di atas pembatasan. Dia melihat ke bawah dengan tatapan ketakutan. Gedung itu sungguh tinggi, jika gadis itu melompat dari sana, pastinya dia tidak akan hidup kembali dan merasakan siksaan itu. Dan seketika itu juga...
Bbuuuggghhh...
Darah segar terus mengalir di jalan sembari tercampur dengan air hujan. Orang-orang yang berada di sana di buat kaget oleh kejadian itu. Mobil ambulans dan polisi pun datang ke tempat lokasi, termasuk juga keluarga nya.
-ooOoo-
"Dasar psychopath." Ujar Junia dengan tatapan marah ke arah Jenandra setelah melihat tubuh sesosok manusia telah dikuliti.
"Sebenarnya aku tidak seperti ini, namun karena mereka membunuh adik yang berharga di hidup ku, aku menjadi gila dan sangat terobsesi membunuh orang-orang." Jelas Jenandra.
"Kamu pikir dengan membunuh orang-orang yang tidak bersalah itu membuat dia bisa hidup tenang di sana?" Jenandra sempat terdiam sejenak, sebelum akhirnya dia menarik Junia kedalam ruangan itu, walaupun Junia memberontak nya. Hingga akhirnya Jenandra mengunci pintu tersebut.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Ujar Junia yang mulai was-was.
"Kamu tau siapa yang membuat adik ku bunuh diri saat itu?" Ujar Jenandra, namun Junia hanya terdiam di tempatnya. Sebelum akhirnya Jenandra menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
⟨03⟩ God Of Death, 2022 [End] ✓
Bí ẩn / Giật gânkarena kamu sudah menganggu orang yang salah, maka kamu harus menerima imbalannya. Aku sungguh tidak berguna di saat saudara kembar ku benar-benar terpuruk saat itu. Aku menyesal tidak menanyakan hal hal apa yang sedang dia alami saat itu. Padahal h...