Sudah satu minggu lebih sekolah mereka di liburkan karena kejadian mengenaskan itu. Kini kawasan sekolah tersebut sedang di evaluasi oleh para polisi. Di tambah juga, beberapa hari yang lalu di sana terjadi teror kembali.
Maka itu para guru di sana memutuskan untuk meliburkan murid untuk sementara waktu hingga suasana di sana kembali normal seperti semula.
Semua tanda penghalang berada di sudah berada di sana. Mulai dari lokasi kejadian dan bagian lainnya.
_ooOoo_
Hari semakin gelap. Jam sudah menunjukkan pukul 01:15. Namun penyelidikan ini masih berlangsung di sana. Mereka sama sekali belum menemukan korban yang menelfon tadi.
Sesampainya di lantai lima. Mereka berpencar lagi. Dua polisi ke sebelah kanan dan dua polisi lainnya beserta Junia pergi ke sebelah kiri.
Mereka berjalan dengan hati-hatinya sembari memeriksa keadaan di sana. Di tengah mereka melangkah kaki, tiba-tiba terdengar suara lonceng di suatu ruangan yang tidak jauh dari mereka.
Mendengar hal itu, mereka kembali bertemu lagi dan langsung berjalan kearah sumber suara tersebut sambil mengarahkan senjata mereka kearah depan.
Semakin mereka mendekat, semakin terdengar suara tersebut. Sampai tiba di depan ruangan tersebut, suara itu hilang. Mereka yang penasaran pun, mulai membuka pintu ruangan itu.
Terang.
Namun ada bayangan seseorang.
Semakin pintu ruangan itu terbuka, semakin jelas pula isi ruangan itu. Hingga pada akhirnya pintu tersebut berhasil terbuka luas. Terlihat semua isi ruangan di sana.
Seseorang yang tengah duduk di atas kursi sambil menyantap teh hangat di dalam cangkir putih. Namun, ada hal yang mengejutkan di sana.
Seperti hobi sebelumnya. Mengingat seseorang menggunakan kawat dan menggantung nya secara paksa. Akan tetapi mereka sedikit terlambat, korban yang seharusnya mereka selamatkan kini tengah terikat di sana.
Sesaat tadi mereka sempat terkejut, namun setelah mereka menemukan si target , langsung mengarahkan pistol mereka ke arah orang tersebut. Pastinya sudah pada tau.
"Cepat banget sampai di sini, padahal aku ingin bermain lebih lama lagi dengan mangsa ku." Ujar Jenandra sambil tersenyum tanpa berpindah tempat.
"Lepaskan dia sekarang juga."
Jenandra tidak menjawab, dia bangun dari tempat duduknya lalu menghadap ke arah mereka sambil tersenyum manis.
"Bodoh." Senyum nya, sampai akhirnya dia menusuk perut Telltan menggunakan pisau yang membuat Telltan berteriak kesakitan.
"Hentikan." Salah seorang polisi langsung menembak bahu sebelah kanannya yang membuat nya juga merasakan kesakitan.
Bukannya merasa sakit, dia malah tertawa. Darah segar terus mengalir di antara kedua orang itu. Namun Jenandra sama sekali tidak memperdulikannya. Kelihatannya dia lebih menyukai hal seperti itu.
"Gila, dasar psychopath gila."
Jenandra terjatuh ke lantai akibat tembakan tadi. Dan hal itu menjadi kesempatan untuk para polisi menangkap nya. Setelah berhasil memborgol tangan nya, tanpa mereka sadari tiba-tiba.
Duaarrr...
Seketika mata mereka membulat. Melihat sang pembunuh mati tepat di depan mereka dengan cara kepalanya yang terkena tembakan. Darah nya terus mengalir di bagian kepala.
Ternyata disana ada orang lain selain Jenandra. Junia yang melihatnya ikutan kaget. Mereka yang merasa ada orang lain di sana langsung mengeceknya nya, akan tetapi gagal. Tidak ada orang sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/314612167-288-k47648.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
⟨03⟩ God Of Death, 2022 [End] ✓
Mystery / Thrillerkarena kamu sudah menganggu orang yang salah, maka kamu harus menerima imbalannya. Aku sungguh tidak berguna di saat saudara kembar ku benar-benar terpuruk saat itu. Aku menyesal tidak menanyakan hal hal apa yang sedang dia alami saat itu. Padahal h...