Μέρος 17

36 37 11
                                    

Eeeiiiittttt

Sebuah pintu terbuka, terlihat tubuh Petir yang sudah tidak berdaya itu tergeletak di sana. Ternyata Jenandra berhasil menyembunyikannya di dalam sebuah ruangan rahasia.

Memang beberapa waktu yang lalu dia hampir saja ketahuan. Karena dia orang yang selalu siap siaga cepat dengan pekerjaannya, dia berhasil melakukannya.

Padahal ruangan ini sangat dekat mereka. Ruangan yang berada di belakang tembok. Akan tetapi hal itu memang tidak membuat orang-orang menyadarinya, bahkan untuk mencurigakan saja tidak ada.

Jika Jenandra memindahkan tubuh petir lewat pintu depan dan pintu belakang, otomatis mereka akan ketahuan oleh polisi. Karena kedua sisi itu sudah ada polisi.

Jadi tidak heran lagi, jika Jenandra memang mempunyai ruangan rahasia saat sedang terkupung seperti itu.

Jenandra mengambil gergaji besi yang terletak di atas meja. Beserta beberapa pisau tumpul dan palu. Setelah mengambil peralatan yang dia perlukan, barulah dia kembali ke arah Petir dan berdiri di hadapannya.

"Mari bermain sebentar." Senyum Jenandra.

_ooOoo_

Telltan tengah berusaha untuk mengatur nafasnya dan berusaha membuat dirinya agar tenang. Kini dia sedang berada di dalam sebuah ruangan yang dekat dengan ruangan ICU. Sebelumnya dia berhasil di temukan lagi oleh sesosok misterius itu, tapi beruntung nya dia berhasil kabur dan menyelamatkan dirinya.

Nyaris saja tadi dia kehilangan nyawanya saat sesosok itu menancapkan kampak di kepalanya dan berhasil dia elak. Walaupun sudah mendapat beberapa goresan di kaki dan tangan nya, Telltan tetap berusaha kabur untuk menyelamatkan dirinya.

Di saat itu juga, tiba-tiba sebuah suara besi yang di hantam ke tembok dapat dia dengar. Telltan yang tadinya merasa sudah aman, kini dia mulai merasa panik lagi. Dia takut jika bertemu dengan sesosok itu dia akan mati terbunuh kali ini. Sesosok itu sungguh sangat bahaya. Apa dia bukan manusia?

Ssrriinnngggg...

Ttiinnggg....

Suara tersebut semakin terdengar sangat dekat. Telltan harus bersiap-siap keluar dari sana jika sesuatu yang aneh terjadi padanya. Namun ponsel yang masih dia pegang, masih tersambung dengan para polisi yang sempat dia telfon tadi.

Semua orang mendengar suara itu. Tidak lupa juga para polisi memberi peringatan kepadanya agar tetap waspada. Walau beberapa polisi sedang menuju kesana.

Dan juga butuh waktu lama untuk para polisi bisa menemukan letak lokasi tersebut. Sepertinya tempat ini jauh dari perkotaan. Akan tetapi pada akhirnya mereka bisa menemukannya.

Sesampainya di depan jendela, sesosok itu berhenti. Telltan yang sedari tadi mengintip di balik meja, sontak membulatkan matanya.

"Je-jenandra?" Sungguh dia tidak bisa berkata apa-apa. Selama ini dia sudah menduganya jika Jenandra bukan orang biasa. Dia sudah menduganya saat malam itu. Di rumah nya.

Malam itu Telltan sempat ke toilet dan tanpa sengaja kakinya kesandung sebuah kantong plastik yang lumayan besar. Apa lagi dia juga mencium bau tidak enak di sana. Karena penasaran dia pun membukanya.

Di situ juga dia di kejutkan oleh bagian tubuh manusia di dalam kantong plastik itu. Refleks dia berteriak, namun tidak jadi karena di tahan oleh seseorang dari belakang. Yang ternyata itu adalah pembantu disana. Tidak lupa juga pembantu itu mengancam untuk tidak memberitahukan kepada siapapun.

⟨03⟩ God Of Death, 2022 [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang