Μέρος 06

71 69 12
                                    

"setiap kali aku melihat drama mu itu, semakin lama aku ingin membunuh mu."

-

"Heh, cewek sok suci." Ujar Tania sembari mendorong bahu Junia.

"Jangan kau pikir, kau bisa memiliki Jenandra semudah itu." Ujar Tania lagi, namun perkataan itu membuat Junia heran.

"Miliki Jenandra apa nya? Orang akunya gak ada apa apa sama dia."

"Sok sok an lagi, kau pikir pas hari itu Jenan nolongin kau, aku gak ngikutin apa?"

"Jangan salah paham, walaupun aku ke sana bukan berarti aku macam-macam sama dia." Ujar Junia.

"Bagus lah, tapi aku tetep saja tidak suka ngelihat kamu dekat-dekat sama Jenandra, mending jauh-jauh aja sana." Ujar Tania sambil melirik tidak suka.

"Siapa juga yang mau dekat-dekat sama psychopath gila itu." Batin Junia. Namun tiba-tiba Jenandra datang ke sana. Mereka pun melihatnya, sedangkan Tania yang tadinya marah-marah sama Junia, tiba-tiba jadi sok manis dan baik sama Junia.

"Ngapain kalian?" Ujar Jenandra yang kelihatan bingung dengan mereka.

"Ini lho, kita cuman lagi bahas masa-masa lalu pas masih SMP dulu. Iya kan, Junia?" Ujar Tania sambil tersenyum dan memeluk lengan Junia. Sedangkan Junia hanya mengiyakan nya, yang padahal dia merasa jijik dengan sikap Tania itu.

"Oh gitu, kau ikut aku." Ujar Jenandra pada Junia, setelah nya dia langsung pergi. Sedangkan Junia langsung berlari mengikuti Jenandra. Tania yang melihatnya langsung kesal dan marah. Bisa-bisanya Jenandra mengajak Junia jalan bareng ke kelas walaupun mereka tidak satu kelas.

_ooOoo_

Selama di perjalanan, siswa dan siswi mulai membicarakan tentang mereka yang kelihatannya sangat dekat. Ya habisnya, mereka akhir-akhir ini juga kelihatan sangat dekat. Bahkan rumor kalau mereka sedang berkencan sudah tersebar di seluruh penjuru sekolah itu, entah itu fakta atau hanya gosip. Makanya kenapa tadi Tania marah-marah sama Junia.

Di saat tengah berjalan menuju lapangan, Jenandra mengeluarkan satu buku yang lumayan tebal dan memberikannya kepada Junia. Junia yang melihatnya sedikit heran, bahkan dia juga terkejut. Buku itu, tidak asing di matanya, dia mengenal baik buku itu. Sebelum akhirnya mereka duduk di tempat duduk yang sudah tersedia di depan lapangan. Tempat duduk yang biasanya Jenandra duduki.

"Aku tau, kau pasti mengenal siapa pemilik buku ini." Ujar Jenandra sambil melihat kearah Junia. Sedangkan Junia mengambil buku tersebut dan membuka sembari dia baca.

"Buku ini..." Belum selesai Junia berbicara, Jenandra langsung menjawabnya.

"Tetia Adipta." Ujar Jenandra.

"Kau kenal dia?" Junia terkejut saat mendengar nama itu keluar dari mulut Jenandra.

"Sangat, dia kembaran ku." Sontak dengan perkataan seperti itu, lagi-lagi Jenandra membuat Junia terkejut kembali. Walau sebelumnya Junia tidak pernah melihat siapa kembaran Tetia, tapi dia mengetahui nya kalau Tetia memang mempunyai kembaran.

Hal ini benar-benar tidak terduga hingga membuat Junia hilang kata-kata sesaat. Banyak pertanyaan yang tiba-tiba saja muncul di kepalanya. Mengingat kejadian 2 tahun yang lalu juga membuat Junia sedih lagi. Apa mungkin ini alasan mengapa Jenandra tidak membunuh Junia pada saat itu?

⟨03⟩ God Of Death, 2022 [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang