Μέρος 10

55 55 21
                                    

"akan ku selesai kan semua masalah ini sebersih mungkin."

-

Sudah lima hari terlewatkan setelah kejadian itu. Kini Tania dan Petir di pindahkan ke ruang rawat inap, dimana kondisi mereka sudah cukup membaik. Mungkin beberapa hari lagi mereka akan pulang. Sedangkan dua temannya yang lain juga sudah sadarkan diri walaupun tubuh mereka masih sedikit lemah.

Tania yang merasa bosan harus berada di dalam ruangan terus menerus, akhirnya dia mengajak Petir untuk keluar dari rumah sakit sembari menikmati angin sore.

Setibanya di luar, mereka duduk di atas kursi yang di belakangnya ada satu pohon yang sangat rindang. Dan itu cukup memberi mereka kesejukan saat angin menerpa badan mereka.

"Aku benar-benar gak nyangka kalau Jenandra itu si pembunuhan berantai itu, bahkan sampai ngebunuh Zerlin." Ujar Tania yang tidak habis pikir.

"Kau benar, sebaiknya kita laporkan dua ke polisi."

"Tidak akan berhasil, lagian kita tidak ada bukti untuk menuduh dua sebagai pelakunya."

"Kau benar."

"Lantas mengapa kalian tidak mengikutinya saja? Siapa tau kalian akan menemukan petunjuk nya." Ujar seseorang yang tiba-tiba berada di belakang mereka. Karena hal itu membuat Tania dan Petir terkejut.

"K-kau siapa?" Ujar Tania yang hampir sama terjatuh dari kursi.

"Sialan bikin kaget orang aja." Umpat Petir kesal.

"Hahaha, apa aku boleh bergabung dengan kalian dulu? Soalnya beberapa hari yang lalu aku sering melihat kalian bersama dia."

"Boleh saja, tapi apa kau mengenalnya?" Tanya Tania penasaran.

"Tidak juga sih, tapi aku sering melihatnya di tempat-tempat aneh, apa lagi di sebuah villa yang cukup besar dan luas." Jelas nya. Mendengar perkataan itu jelas membuat Tania dan Petir semakin penasaran.

"Apa kau menguntit nya?"

"Terkadang, namun karena aku terlalu penasaran jadi ya aku kepoin saja, siapa tau ada hal yang menarik kan."

"Lalu apa yang dia lakukan di tempat-tempat itu? Apa saja yang kamu lihat?"

"Eiiitttssss kepo ya?? Mending cari tau sendiri." Orang tersebut terkekeh sambil mempermainkan mereka.

"Ku patahin juga leher kau, serius napa." Ujar Petir kesal.

"Iya iya bang, jangan marah-marah napa kan aku becanda doang."

"Sudah lanjutkan saja, jangan bercanda mulu." Ujar Tania.

"Aku pernah lihat dia bawa satu karung yang lumayan besar sambil di seret gitu, karena sudah agak gelapan aku tidak terlalu jelas lihat nya. Pas itu dia sendirian disana, karung yang dia bawa tadi dia bawa masuk kedalam villa itu yang entah apa isinya. Tapi kalau bagi ku itu cukup menganehkan, kalau pun isinya beras gak mungkin bakal di seret seperti itu kan?"

"Tapi entah juga ya, mungkin dia nya malas angkat, ya biar mudah aja dia seret langsung gitu aja."

"Bentar, kau bilang villa? Dia punya villa? Atau dia ketempat seseorang di sana?"

⟨03⟩ God Of Death, 2022 [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang