II. RED WHITE HIGH SCHOOL

2.3K 145 1
                                    

~~~~~> HAPPY READING <~~~~~


•••

"Hmm, tidak ada yang menarik," cetus Karamel yang sedang mengotak atik ponsel Esha.

Karamel malam ini sedang berada di teras rumah. Duduk-duduk di temani dengan secangkir kopi hangat di sampingnya. Karamel meletakkan ponsel itu di atas meja. Lalu menatap jalanan yang sedang ramai akan kendaraan yang berlalu lalang.

Karamel masih tidak menyangka jika dirinya benar-benar mengalami hal yang terjadi diluar nalar manusia. Transmigrasi? Ada-ada saja dunia ini. Mana ada yang namanya transmigrasi jiwa dan raga. Ya, kalau transmigrasi hewan sih ada. Tapi yang ini? Benar-benar diluar logika.

"Bunda sama ayah lagi ngapain ya?" ucap Karamel yang teringat dengan orang tuanya.

"Mereka cari gue gak yah?"

"Alah, gak usah dipikirin."

"Paling mereka bersyukur. Soalnya beban keluarga mereka udah hilang." Karamel menunduk dalam-dalam. Menyembunyikan wajah sedihnya.

"Kara-Kara, lo sebenarnya lagi beruntung atau lagi sial?"

"Gue bingung, sumpah!"

"But, it's okay. Whatever happened to me, it's all because of God's destiny." Karamel tersenyum miris.

Karamel kembali mendongak menatap jalanan diluar sana.

"Malam-malam begini enaknya ngapain ya?" lanjutnya sambil berpikir.

"Emmm, ke minimarket depan sana kayaknya boleh deh," lanjutnya sembari menatap minimarket di seberang jalan.

"Oke, cus. Mari kita kesana," pekiknya sambil berdiri. Karamel sebenarnya hanya ingin mengalihkan kesedihannya malam ini, dengan berbelanja tentunya.

Karamel membawa masuk cangkir kopinya terlebih dahulu sebelum ke sana. Karamel juga mampir di kamar untuk mengambil dompet dan juga sweater yang menggantung di dinding. Oh, perlu diketahui, jika barang-barang yang Karamel gunakan sekarang adalah barang-barang milik Esha yang dulu. Dan sekarang, sudah menjadi milik Karamel.

Tinggal sendirian di rumah minimalis ini tidak membuat Karamel takut. Karena letaknya yang berada di pinggir jalan raya. Lain cerita kalau rumah ini berada di dalam hutan. Karamel pasti akan menangis pijar. Merutuki nasibnya yang sangat sial.

...

Karamel mendorong pintu minimarket lalu mengambil keranjang belanja. Karamel kemudian berjalan menuju ke rak chiki-chiki. Karamel mengambil Snack Japota, Taro, dan Maitos. Masing-masing satu bungkus. Lalu, Karamel beralih ke rak roti dan megambil beberapa roti lapis. Dirasa sudah cukup, Karamel menuju ke kasir.

"Lo pilih yang mana?"

Karamel berhenti berjalan dan mundur beberapa langkah setelah mendengar suara dari arah lemari pendingin yang sempat dilewati nya. Karamel menoleh dan menemukan dua orang berbeda jenis kelamin yang sedang memilih minuman. Dilihat dari postur dan tampang mereka berdua, seperti karakter-karakter yang ada di dalam buku novel. Karamel berpikir jika mereka berdua adalah salah satu dari pemeran dalam buku novel itu. Karena penasaran, Karamel mengurungkan niatnya ke kasir dan memilih mendekat ke arah mereka berdua.

Karamel berpura-pura memilih minuman seperti mereka. Karamel berhenti tepat di samping mereka agar dapat mendengar percakapan mereka berdua.

"Besok gue jemput, jangan berangkat sendirian lagi, bahaya," ucap laki-laki itu sambil menyodorkan sekotak susu. Gadis itu tampak tersenyum manis dan mengangguk-angguk lucu seperti anak kecil membalas ucapan laki-laki itu.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang