XII. DAMN BOX!

897 71 1
                                    

Yang typo mohon ditandai!!!

Enjoy and Have Fun, guys!

___________________________________________

✨ HAPPY READING ✨

× × × × ×





Setelah menghabiskan waktu kurang lebih lima belas menit didalam kantin, kini Karamel tengah berada di dalam perpustakaan. Menyibukkan diri dengan gawai di tangannya. Karamel yang tak sengaja melihat ke arah pintu masuk--dimana ada Mika bersama seorang gadis yang masuk ke dalam perpustakaan--langsung menghentikan aktivitasnya. Karamel tiba-tiba teringat jika ada benda yang harus diberikannya kepada Mika.

Namun ternyata, Mika juga tak sengaja menatapnya, ia pun langsung melambaikan tangan ke arah Mika menyuruhnya untuk mendekat ke arahnya. Mika pun melangkah ke arahnya dan di ikuti oleh gadis di sampingnya.

"Loh, ini bukannya cewek yang dekati Ethan waktu itu?" batin gadis itu saat tiba di hadapan Karamel. Diam-diam ia menyeringai tipis. Ia menjauhkan buku-buku itu dari pelukannya dan meletakkannya di atas meja.

"Ini nih, cewek ganjeng yang berani dekati Ethan," semprot gadis itu dengan sinis. Panggil saja dia Intan.

Sementara Karamel yang mendapatkan perlakuan seperti itu membelalak lebar dan langsung berdiri dari duduknya.

"Apa maksud lo!?" sarkas Karamel tidak terima.

"Gak usah sok polos lo. Lo deketin Ethan biar apa? Biar Mika cemburu, gitu?" balas Intan menuding Karamel seenaknya.

"Jadi yang lo maksud itu Kara, Intan?" tanya Mika. Saat berjalan menuju ke perpustakaan, Intan terus mengoceh perihal gadis yang berani mendekati Ethan. Dan, ternyata gadis itu yang dimaksud Intan ialah Karamel.

"Hm, bener banget, Mik. Cewek ini yang gue maksud," timpal Intan semakin judes dengan Karamel.

"Lo dari tadi ngomong apaan sih? Gue gak ngerti anying! Lo itu sebenarnya siapa? Datang-datang langsung ngajak baku hantam. Udah jago lo!" ketus Karamel sangat tajam.

"Lo udah ketangkap basah masih bisa mengelak ya! Benar-benar gak tau diri!" pekik Intan mendesis.

"Bacot lo setan! Mending lo pergi dari sini! Gue gak sudi berhadapan sama cewe tengil kayak lo! Pergi lo dasar lonte!" delik Karamel benar-benar kesal dengan Intan. Pasalnya, gadis itu terus menuduhnya yang tidak-tidak. Untung emosinya masih bisa dikendalikan.

Karamel mengatai Intan dengan lonte karena penampilannya yang sangat mirip dengan lonte. Seragam kekecilan, rok kependekan, dada bagian atasnya terekspos jelas dan tidak lupa dengan dandanannya yang menor macam ondel-ondel.

Karamel sempat heran, kok bisa ya Mika mau bergaul dengan Intan yang sudah jelas jika Intan itu cewek yang tidak benar. Bandingkan saja dengan penampilan Intan dengan Mika. Mika jauh lebih rapi dan sangat mencerminkan sikap pelajar sebagaimana mestinya. Sedangkan Intan, gadis itu lebih cocok berada di diskotik sebagai wanita malam. Daripada berkeliaran yang hanya bisa menambah dosa bagi kaum Adam.

Bukannya Karamel keterlaluan atau apa, tapi yang dipikirkannya itu memanglah benar apa adanya.

"Ngaca dong! Lo yang lonte disini bukan gue!" pekik Intan menyangkal perkataan Karamel.

"Lo yang ngaca dong! Body lo udah jelas-jelas kayak jalang, jadi gak usah ngatain diri sendiri, ngerti?" balas Karamel tidak mau kalah.

"Udah stop!" lerai Mika mengakhiri keributan konyol ini.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang