XXIV. JOINING THE CIRCLE

410 28 2
                                    

Chapter sebelumnya...

"Erzan tau kalau Lo bukan dari sini karena gerak gerik Lo aneh. Apalagi Lo selalu baca novel. Kelakuan Lo itu hampir sama apa yang Esha lakuin dulu. Tapi, nggak sebodoh lo, Karamel. Esha baru ketahuan kalau dia bukan dari dunia ini gara-gara kesalahannya sendiri. Dan itu terbongkar lima bulan setelah kedatangannya di dunia ini. Karena kesalahannya itu, membuat Gion dan teman-temannya marah dan merencanakan pembunuhannya. Dan, yah, mereka berhasil melenyapkan Esha walau ada sedikit campur tangan dari Erzan. Itulah alasan mengapa Erzan ngatain dirinya sendiri sebagai pembunuh," jelas Giyan panjang kali lebar, setelah ia terdiam cukup lama.

Karamel memijit pelipisnya frustasi. Fakta macam apa ini? Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua lewat dini hari. "Gue kayaknya butuh istirahat dulu," celetuknya. Ia butuh ketenangan untuk mencerna segalanya.




[TYPO BERTEBARAN - HAPPY READING]
[VOTE - COMMENT - SHARE]

Ω Ω Ω

Karamel tampak berpikir, apakah ia harus melanjutkan pembicaraan ini atau menyudahinya? Tapi, Karamel sangat penasaran, kenapa mereka datang menemuinya dengan seperti ini. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi dari mereka.

"Oke, gue udah paham." Karamel menegakkan badannya dan memasang ekspresi serius. "Sekarang gue tanya dua hal lagi. Tujuan kalian datang kemari apa?"

"Dan, darimana kalian tau kalau gue tinggal di rumah ini?" Tatapan Karamel berubah menjadi tajam menatap mereka secara bergantian.

Asgar dan Giyan melempar pandangan satu sama lain, kemudian mereka beralih menatap Erzan.

Melihat itu, Erzan menaikkan satu alisnya. "Kenapa?"

"Jawab," suruh Asgar.

Erzan pun menatap Karamel. "Tujuan kita kesini yaitu, gue mau Lo masuk ke circle kita."

Jawaban dari Erzan sukses membuat Karamel menganga lebar. "Apa? Mereka mau gue masuk ke geng mereka? Yang bener aja!" batin Karamel tidak percaya.

Karamel mengerjap pelan dan memperbaiki raut wajahnya. "Lo nyuruh gue masuk ke circle kalian? Hello! Kalian nggak mabuk, kan?" sarkas Karamel.

"Kalian pasti punya tujuan lain. Kalau emang kalian mau gue masuk ke geng kalian, kasi tau dulu apa tujuan Lo yang sebenarnya." Karamel tidak mau asal setuju begitu saja.

Diam-diam Erzan menerbitkan seringai tipisnya. "Ternyata Lo gak gampang dibodohi, yah, Karamel," batin Erzan.

"Tenang aja, gue bakalan kasi tau Lo kok. Asal Lo gabung dulu di circle kita." Erzan tersenyum penuh arti menatap Karamel.

Karamel menyipitkan matanya. "Kalau gue gak mau gimana?"

Erzan mendengus geli. "Nggak gimana-gimana. Tapi, gue jamin Lo bakalan sengsara dalam waktu dekat ini. Kenapa? Karena mungkin Gion dan teman-temannya udah tau siapa Lo, dan mereka pasti udah nyusun rencana sedemikian rupa untuk melenyapkan Lo dari dunia ini."

Karamel terdiam sesaat. "Tapi, kenapa Gion mau lenyapin gue dari dunia ini? Padahal, gue nggak ngapa-ngapain dia. Justru dia yang deketin gue duluan, bukan gue," balas Karamel.

"Gini Karamel." Asgar mengambil alih.

"Jujur, kita nggak mau Lo kenapa-napa ke depannya. Kita mau Lo ada dalam jangkauan kita. Karena itu, Lo lebih bagusnya masuk ke circle kita biar Gion dan teman-temannya nggak gampang ngedeketin Lo lagi."

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang