X. FAILED TO PEEK

1K 63 2
                                    

> HAPPY READING <


•••

"GUE BENCI LO ATHALIANJING!!!" Yuna berteriak keras.

"YU---" Ucapan Iden terpotong.

"ADA APA INI!!?" teriak Bu Sulis--penjaga perpustakaan--dengan lantang. Bu Sulis yang berdiri di ambang pintu bergerak mendekat ke arah mereka.

"Waduh!" bisik Karamel, menutup wajahnya dengan surat kabar, kecuali matanya. Karamel bergidik ngeri merasakan aura tidak mengenakkan yang Bu Sulis keluarkan.

Menurut novel, Bu Sulis adalah guru ter-killer di SMA Merah Putih, alias guru yang paling mematikan sejagat raya. Anak-anak sangat takut kepadanya. Sebab hukuman yang selalu di berikannya tidak main-main. Akibatnya, anak-anak jarang pergi ke perpustakaan. Dengan alasan takut kepada Bu Sulis. Padahal, Bu Sulis melakukan hal itu agar mereka jera dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

"Kenapa ini?" tanya Bu Sulis ketika tiba di depan mereka bertiga.

"Athalia nyiram saya Bu." Yuna langsung menjawab.

Athalia yang mendapatkan tuduhan seperti itu membelalak lebar, namun sedetik kemudian Athalia merubah raut wajahnya seperti biasa, polos dan lugu.

"Apa benar seperti itu, Athalia?" tanya Bu Sulis menatap Athalia dengan tegas.

Iden melepas rengkuhannya membiarkan Athalia untuk menjelaskannya. Athalia sebenarnya tidak rela jika Iden melepas pelukannya. Tapi apa boleh buat, lelaki itu juga tampaknya ingin mendengar pendapat darinya

"Saya tidak menyiramnya, Bu," jawab Athalia pelan seraya menunduk kebawah dengan takut.

"Alah, gak usah bohong lo," sarkas Yuna ngegas. Athalia semakin mendudukkan kepalanya.

"Yuna," tegur Bu Sulis menatap Yuna dengan tajam. Yuna merotasikan bola matanya. Menatap sinis ke arah lain.

"Athalia gak salah Bu, yang salah itu Yuna," cetus Iden. Lelaki itu kembali menarik Athalia kedalam pelukannya.

"Iden! Lo kok bela dia sih? Lo harusnya bela gue, bukan dia," kesal Yuna menatap Iden dengan nyalang. Telunjuknya pun ikut beraksi menunjuk Athalia.

"Yuna." Yuna pun berdecak kesal. Semakin ia membantah, semakin pula Bu Sulis menegurnya.

Bu Sulis tampak menghela napas sejenak, lalu detik berikutnya Bu Sulis mengeluarkan keputusannya.

"Karena kalian telah melanggar peraturan yang ada di perpustakaan yaitu membuat keributan yang dapat menganggu orang lain, maka kalian harus di hukum. Dengan hukuman lari keliling lapangan basket tiga puluh kali putaran tanpa henti," tegas Bu Sulis panjang lebar.

"Sesuai yang tertulis di papan pengumuman perpustakaan," sambungnya sembari mengarahkan tangannya ke arah tembok dimana sebuah benda persegi panjang menempel di atasnya.

Yuna, Iden, dan Athalia ikut menoleh ke arah sana. Yang ternyata terpampang jelas peraturan tata tertib perpustakaan beserta konsekuensinya di atas kertas. Sehingga mau tidak mau mereka harus menjalankan hukuman yang Bu Sulis cetuskan.

"Tunggu apa lagi, silahkan melaksanakan hukuman kalian." Selepas mengatakan itu, Bu Sulis berlalu dari hadapan mereka dan menuju ke tempatnya, yaitu meja penjaga perpustakaan.

Karamel menurunkan surat kabar itu dari wajahnya, memandang kepergian Yuna, Iden, dan Athalia dengan prihatin.

"DOR!"

"UWAH!" Karamel berteriak keras. Suara berat yang tiba-tiba mengagetkannya hampir membuatnya terjengkang.

Karamel merenggut kesal menatap sang pelaku yang ternyata sedang cekikikan melihatnya.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang