XX. BRIEF ENCOUNTER

559 40 6
                                    

Judul baru sampul baru, hehehe.

Judul baru sampul baru, hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini siapa sih namanya?

>>>>>>>>>>>>>>>°°°<<<<<<<<<<<<<<<

[TYPO BERTEBARAN - HAPPY READING]
[VOTE - COMMENT - SHARE]

Ω Ω Ω


Lima menit kemudian...

"Eh, Kar, Lo yang pelit apa emang Lo yang miskin? Gue cari makanan di dapur gak ada anjir, yang ada cuma air putih doang, sumpah!" omel Erzan. Cowok itu kembali ke ruang tengah dengan ekspresi yang tidak tahu malu.

Karamel yang tidak terima dikatain miskin sontak berjalan menghampiri Erzan yang kini telah duduk di sofa single.

"Maksud Lo apaan? Lo hina gue miskin, iya?" semprot Karamel dengan wajah garang. Tangannya pun tak tinggal diam, ia memukul cowok itu sebelum ia mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Eh eh gak gitu Kar, maksud gue itu..." Karamel langsung memotong perkataan Erzan. Gadis itu sudah terlanjur kesal dengan sikap Erzan yang sangat nyebelin.

"Bacot! Mending Lo keluar sekarang! Ada minimarket di depan rumah gue kalau Lo mau cari makanan. Sampingnya juga ada kafe. Jadi, gak usah cari masalah di rumah gue kalau Lo cuma mau numpang makan dong! Gue miskin, puas Lo!"

Di tengah-tengah Karamel berbicara, Giyan hanya bisa memijit pelipisnya dengan malas. Malas melihat kelakuan sahabatnya yang hanya bisa membuat Karamel menjadi singa. Asgar? Jangan tanyakan lagi tentang cowok itu. Ia tengah menutup kedua telinganya dengan telunjuknya. Ia menatap malas mulut Karamel yang sedang mengeluarkan siraman qolbu nya.

Setelah Karamel mengakhiri ucapannya, Erzan tertegun beberapa saat mencerna rentetan kalimat yang gadis itu lontarkan. Benar. Ada banyak penjual makanan didepan sana. Mengapa ia lupa?

Perlu diketahui bahwa Erzan saat ini sedang lapar. Jadi ya begitulah.

"Hehehe." Erzan hanya bisa cengengesan membalas perkataan Karamel.

Tanpa menunggu lebih lama lagi sebelum Karamel kembali menyemprotnya dengan kata-kata mutiara, Erzan mendekat ke arah Giyan dan langsung menarik tangan cowok itu untuk mengikutinya.

"Temenin gue ke depan bentar," bisik Erzan.

Alih-alih membalas ucapan Erzan, Giyan menoleh ke belakang menatap Karamel yang juga tengah menatapnya. "Gue keluar dulu," pamit Giyan. Namun, Karamel hanya memutar bola matanya tidak peduli.

"Heh, ngapain Lo masih di sini? Nungguin mereka balik? No! Gue gak bakalan biarin mereka berdua masuk ke sini lagi. Mending Lo juga pergi dari sini. Hush-hush!" pekik Karamel mengusir Asgar seperti hewan.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang