XXI. WHAT THE FUCK!!!

475 51 4
                                    

Halo semuanya!

[TYPO BERTEBARAN - HAPPY READING]
[VOTE - COMMENT - SHARE]

Ω Ω Ω

Sudah lima belas menit Karamel mengurung dirinya di dalam kamar. Berharap agar Asgar keluar dari rumahnya. Jika cowok itu masih betah duduk di sofa dan tidak ada sama sekali niatnya untuk pergi, maka ia akan melakukan segala cara demi mengusir cowok sialan itu dari rumahnya.

Karamel benar-benar pusing dengan tingkah laku Erzan, Giyan, dan Asgar. Kenapa harus mereka yang duluan ia temui. Sudah berbagai macam jenis tingkah laku yang ia tunjukkan, tapi mereka tetap kekeuh mendekatinya.

Padahal, Karamel hanya ingin menjadi seorang npc yang tak di ketahui oleh para tokoh-tokoh di dalam novel. Harapannya seketika pupus semenjak ia mengetahuinya kalau ia satu kelas dengan Erzan. Cowok pertama yang membuat kehidupannya menjadi suram dan tidak terkontrol.

Karamel hanya ingin melakukan interaksi kecil dengan sebagian tokoh di dalam novel. Namun, tampaknya semua karakter di dalam novel sudah mulai mengetahui dirinya. Atau bahkan sudah ada yang pernah melihatnya mengendap-endap dan menguping beberapa kali. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan agar mereka tetap fokus pada dunianya, tanpa memedulikan kehadirannya.

Karamel sempat merenung sebentar. Berpikir bagaimana caranya agar ia bisa memulainya dari awal, sebelum mereka mengenal dirinya. Karena ketiga cowok itu sudah terlanjur mengusik kehidupannya, maka Karamel tidak bisa tinggal diam lagi. Ia harus segera menyelesaikannya dan keluar dari genggaman ketiga cowok itu.

Tentang Alisha, ia biarkan sebab tujuan awalnya hanyalah berteman baik dengan perempuan itu.

Athalia dan Yuna juga sudah mengetahui kehadirannya. Maka ia harus menjauhi mereka mulai saat ini. Sama halnya dengan Iden, Sang tokoh utama, yang juga sudah mengetahui dirinya. Di tambah lagi seorang figuran yang tiba-tiba mendekatinya tanpa aba-aba. Ia benar-benar harus kembali menata kehidupannya di dunia ini. Agar misi yang Esha berikan kepadanya bisa terlaksana dengan baik dan sempurna. Tanpa adanya pertumpahan darah.

Karamel tidak mau mati mengenaskan seperti Esha. Ia ingin pulang secara damai dengan ending yang bahagia.

Karamel berpikir apakah ia bisa pindah kelas. Karamel tidak mau satu kelas dengan para tokoh novel. Meski terkesan bagus karena bisa mengetahui gerak-geriknya, tapi itu sangat berbahaya untuknya.

Karamel benar-benar berharap bisa memulainya dari awal lagi. Tapi itu sangat mustahil. Kalau pun bisa, Karamel tidak mau berada di dunia antah berantah ini. Dunia ini sangat membuatnya muak. Tidak berjalan sesuai dengan skenario yang ia buat.

Karamel mengacak-acak rambutnya frustasi. Apa yang harus ia lakukan agar hidupnya bisa damai dan tentram?

Karamel menghirup dan membuang udara beberapa kali. Merilekskan pikiran dan perasaannya yang sudah hampir menyerah.

"Oke, Karamel. Lo pasti bisa. Semangat!" ucapnya menguatkan dirinya.

Malam ini, detik ini, Karamel putuskan bahwa dirinya akan memantau mereka secara jauh. Berinteraksi secukupnya dan tidak blak-blakan dan terang-terangan mencampuri urusan mereka.

Karamel pasti bisa menyelesaikan misi konyol ini. Ya, konyol. Sangat konyol menurut Karamel. Tapi ia akan mencobanya kembali. Namun, taktik yang berbeda.

Karamel turun dari atas kasur dan mendekat ke pintu kamar. Karamel membukanya sedikit dan mengintip sebentar.

Senyum Karamel seketika terbit melihat di ruang tengah tidak ada siapa-siapa di sana. Tanpa membuang-buang waktu, Karamel keluar dari kamar. Berjalan kesana kemari mencari sosok Asgar. Dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan cowok itu. Karamel semakin bersemangat jadinya.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang