XXIII. THE TRUTH

476 44 1
                                    

Chapter sebelumnya...

"Sejak kapan kalian tau kalau gue bukan dari dunia ini?"

"Tahan dulu Karamel. Kita duluan yang akan bertanya ke elo. Biar kita tau bagaimana caranya agar Lo gak berakhir sama seperti Esha," sahut Asgar menatap Karamel dengan tenang. Giyan yang ada di sampingnya ikut mengangguk membenarkan.

Karamel menghela napas pasrah. "Oke, silakan."





[TYPO BERTEBARAN - HAPPY READING]
[VOTE - COMMENT - SHARE]

Ω Ω Ω

"Gue mau Lo jawab dengan jujur," pinta Asgar sebelum mewawancarai Karamel. Gadis itu pun mengangguk mengerti.

"Gue mau tau, apa tujuan Lo di dunia ini?" Pertanyaan pertama keluar dari mulut Asgar.

"Gue punya misi. Misi memperbaiki alur cerita yang udah diacak-acak sama Esha," jawab Karamel jujur.

"Cerita di novel ini?" tanya Giyan sembari memperlihatkan novel tersebut. Karamel mengangguk singkat mengiyakannya.

Giyan kembali meletakkan novel tersebut.

"Siapa yang ngasih Lo misi kayak gitu?" Asgar kembali bertanya.

Kening Karamel mengkerut. "Ya Esha lah," jawab Karamel dengan mantap.

Asgar tampak mengangguk-angguk kecil mendengar jawaban karamel. "Lo tau siapa yang bawa lo masuk ke dunia ini?" tanya Asgar lagi.

Karamel tampak terdiam dan berpikir beberapa detik lalu menggeleng pertanda ia tidak tahu.

"Oke," balas Asgar mengerti.

"Udah berapa hari semenjak lo datang ke sini?" Giliran Giyan yang bertanya.

Karamel kembali berpikir. "Mungkin udah empat hari kalau gak salah," jawab Karamel.

"Kenapa lo bisa setuju sama misi yang diberikan sama Esha? Kenapa gak lo tolak aja?" tanya Giyan kembali.

"Coba lo mikir, lo tiba-tiba kesasar di suatu tempat dan cuman ada satu orang doang yang kenal sama lo, walaupun lo gak kenal dia sama sekali, tapi dia dengan senang hati ngasih tau lo tentang tempat itu tanpa lo minta sekali pun. Trus, dia punya satu permintaan ke lo karena permintaan itu udah gak bisa dia lakuin. Lo mau ngapain? Karena gue udah gak tau mau ngapain lagi, gue terpaksa nerima misi dari dia. Daripada gue gak ada kerjaan di sini. Apalagi gue yang notabenya orang asing gak tahu menahu pasal dunia ini. Mungkin, gue udah jadi gembel kalau gak ada Esha yang nolongin gue. Gue juga gak bisa nolak misi dari dia, karena jujur gue juga penasaran banget sama dunia ini. Dunia yang katanya dunia novel." Karamel berhenti berbicara sebentar untuk mengambil napas sekaligus meraih novel tersebut yang ada di depan Giyan.

Karamel melanjutkan ucapannya setelah novel itu ada di tangannya dan kembali duduk. "Terlebih lagi gue punya buku novelnya yang bisa ngasi gue petunjuk biar gue gak buntu. Dengan kata lain, novel ini sangat penting bagi kelancaran misi gue, alias kunci dari keberhasilan gue. Karena itu gue gak bisa nolak misi konyol ini," jelas Karamel panjang kali lebar kali tinggi.

Penjelasan Karamel benar-benar membuat Asgar dan Giyan menyimak begitu serius. Mereka memasang telinga sebaik mungkin agar apa yang Karamel ucapkan bisa mereka pahami.

Setelah karamel menyelesaikan penjelasannya, mereka akhirnya saling menukar pandangan dan pikiran lewat gestur kepala masing-masing. Masuk akal juga, pikir mereka.

Karamel yang melihat sebotol Thai Tea rasa green tea sedang menganggur di depannya memilih mengambilnya dan meneguknya hingga setengah. Karena tenggorokannya terasa kering.

𝐎𝐔𝐓 𝐎𝐅 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐋𝐔𝐄  [нιαтυѕ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang