BAGIAN 14 : Belum Siap Kehilangan 2

285 34 2
                                    

Kehilangan adalah satu kata yang membuat emosional. Satu kata dengan goresan panjang, tidak berdarah. Tapi bernanah.

        Ruang operasi kini semakin menegangkan, pintu hampa itu semakin terlihat menyeramkan dibandingkan dengan film horor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ruang operasi kini semakin menegangkan, pintu hampa itu semakin terlihat menyeramkan dibandingkan dengan film horor. Keempat orang dewasa dan satu remaja menunggu dengan hati yang was-was, di otak mereka hanya terfokus kepada satu orang yang mereka sayangi. Dengan harapan, seseorang di dalam sana selamat dan kembali sehat seperti semula. Tapi tidak ada kemungkinan lagi untuk satu orang lain di dalam sana, hanya bisa di tangisi tidak untuk dijadikan tempat untuk berharapan besar.

Remaja yang duduk di paling ujung kursi tunggu itu diam-diam bangkit dari duduknya, lalu pergi meninggalkan mereka yang kini wajahnya sudah di penuhin ke khawatiran. Ia juga sama sebenarnya, di dalam sana ada orang yang sedari kecil ia sayang, remaja yang tadinya hanya bisa ia lihat sambil menunduk kini justru ia melihat remaja itu dengan mendongak. Tidak terasa memang, waktu berjalan begitu cepatnya. Meninggalkan kenangan yang dapat kita ingat namun tidak dapat kita ulang.

Tidak terasa, langkah kakinya ia bawa ke sebuah ruangan hampa. Tempat semua orang merasakan ke khawatiran yang sama dengan ruangan operasi, ya itu ruang ICU. Terlihat dari sela-sela pintu, seorang remaja dengan balutan piyama khas rumah sakit sedang terduduk dengan pandangan lurus ke depan. Ternyata dia sudah sadar, terdiam diri tidak ada yang menemani sedangkan kedua orangtuanya sedang menunggu di depan ruang operasi.

Dalam diam ia terus mengamati remaja di dalam ruangan tersebut, terlihat miris juga kasihan. Di detik berikutnya, dering ponsel miliknya terdengar membuat bising di kala hening menyambut. Tangan kanannya merogoh saku celananya, mengambil ponsel yang terus berteriak dengan nyaringnya. Sebelum ia menekan tombol warna hijau di layar pipih itu, menoleh ke arah pintu ruang ICU. Remaja di sana terus menatapnya, dan untungnya ia menggunakan masker sehingga remaja itu tidak dapat melihat wajahnya. Kalau tidak, bisa bahaya dan akan sia-sia dirinya menjaga identitas dirinya sendiri.

Remaja di dalam ruang ICU hanya terdiam sambil terus melihat ke arah pintu, dirinya penasaran akan siapa orang di luar sana. Dari postur tubuhnya ia tidak merasa asing, tapi ia tidak tahu siapa orang itu. Yang selanjutnya ia lihat adalah, orang itu pergi berlalu. Mungkin hanya orang lewat, pikirnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Twinkle Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang