"Hyung!" Ketiganya kaget saat melihat jaehyun yang tengah kesulitan bernafas.
Jaehyun mengisyaratkan untuk diam,
Secara perlahan namun pasti jaehyun berhasil mengendalikan pernafasannya."Sudah tidak apa apa, sekarang kalian tidurlah. Maafkan Hyung sudah menganggu" ujar jaehyun
"Hyung kenapa?" Tanya jeno dengan khawatir
"Hyung tidak apa apa, cuma sesak nafas sedikit. Hyung minta tolong jangan beritahu kepada Johnny Hyung dan tae Hyung mengerti?" Ujar jaehyun.
Dia tersenyum saat mendapati anggukan dari ketiga adiknya
"Sekarang kalian tidurlah" perintahnya.
Jaehyun keluar dari kamar. Namun menyisakan rasa penasaran dibenak masing masing ketiga adiknya saat melihat kondisi nya tadi.
"Hyung kenapa?..."
.
.
.
.
.Keesokan harinya
Pagi pagi sekali bahkan matahari belum menampakkan sinarnya. Jeno, jaemin, dan haechan sudah berada di jalanan.
Mereka berniat untuk menjual handphonenya sebelum pergi kesekolah hari ini
"Nono, apa sudah ada toko yang buka? Ini kan pagi sekali" tanya haechan pasalnya sedari tadi mereka berjalan kebanyakan toko masih tertutup hanya beberapa yang buka seperti toko makanan.
"Pasti ada echan" bukan jeno yang menjawab, namun jaemin
20 menit kemudian mereka masih belum menemukan toko handphone.
"Nono, echan itu!" Tunjuk jaemin semangat pada sebuah toko handphone yang baru saja hendak buka
"Ayo kita kesana" ajak jeno.
Mereka bertiga berlari menuju toko tersebut.
"Permisi paman" panggil jeno
Si pemilik toko tadi menghentikan kegiatan membuka toko nya dan berbalik.
"Kalian memanggilku?" Tanya nya
"Iya paman, paman apa kami bisa menjual handphone ini?" Ujar jaemin sambil menyodorkan handphone yang dimaksud
Si pemilik toko tadi mengangguk dan mengambil handphone ditangan jaemin kemudian menghidupkannya
"Ini handphone model lama, terlebih lagi layarnya sudah retak. Mungkin tidak akan mahal lagi harganya" ujar sang pemilik toko
"Kira kira berapa paman?" Tanya jeno
"400 ribu"
Mereka bertiga bertatapan kemudian menggeleng, uang tersebut masih kurang setidaknya mereka butuh 600 ribu.
"Apa tidak bisa ditambah paman?" Tanya haechan
"Tidak bisa nak, ini sudah harga paling mahal untuk handphone versi ini"
"Ya sudah paman, kami tidak jadi menjualnya" jeno kembali mengambil hp yang disodorkan oleh pemilik toko. Kemudian ketiganya pergi dari sana
"Bagaimana ini Nono, kita belum menjual handphone nya, sebentar lagi waktu nya masuk sekolah" tanya jaemin
Mereka bertiga sekarang tengah duduk di bangku halte bus untuk berangkat sekolah.
"Kita berikan saja handphone ini kepada pak guru disekolah" ujar haechan semangat, kemudian kembali lesu karena memikirkan bahwa tidak mungkin guru mereka akan menerima handphone yang sudah lama ini.
Ketiganya ternggelam dalam pikiran mereka masing masing hingga tak menyadari bahwa ada dua orang yang mendekati mereka
"Permisi dik" ujar dalam satu orang tersebut membuat ketiganya tersentak kaget

KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Dan Tangan
Fiksi PenggemarPernah dengar teori tentang mata dan tangan? Jika tangan terluka, maka mata akan menangis Dan jika mata menangis maka tangan pula yang akan menghapusnya. Begitulah yang terjadi dengan haechan dan keluarga nya. Yang Berbagi tawa saat berbahagia da...