Part 24 💔 👀 🏍️

326 10 0
                                    

Sejak kejadian kemarin, Atlantis tidak pernah menghubunginya lagi. Jadi, hari ini Love di antar oleh bang Gabriel. Berjalan seorang diri di tengah koridor menuju kelas. 

Dari kejauhan ia melihat sosok laki-laki yang menenteng tas ransel di lengan kanan. Menyipitkan matanya agar dapat melihat lebih jelas dan seketika mata melbar saat tau tau jika laki-laki itu adalah Atlantis.

Segera Love lari secepat mungkin "Atlantis!" teriak Love sambil menggendong tas nya.

Alih-alih Atlantis menoleh tapi justru laki-laki itu tetap jalan seolah tidak mendengar teriakkan Love.

Tepat di belakang Atlantis, Love langsung mencengkram pergelangan tangan kanan Atlantis "Atlantis, tunggu" cegah Love.

Langkah Atlantis tiba-tiba terhenti saat ada seseorang yang menarik tangan nya. Pandangan nya turun ke pergelangan tangan kemudian menoleh ke belakang mendapati Love berdiri di belakang.

"Lepas, gue mau pergi ke kelas" pinta Atlantis menatap lurus koridor.

Love tersentak saat cara bicara Atlantis sudah berubah, bukan lagi menggunakan kata 'aku-kamu' melainkan juga kata 'gue-lu'. Seperti nya Atlantis benar-benar sudah berubah.

Love yang tidak ingin kehilangan kesempatan, segera menarik Atlantis ke belakang sekolah. Dimana hanya tempat itu para siswa jarang lewat. Atlantis terkejut saat Love menariknya.

******

Sejak tadi pagi kerjaan Gabriel hanya bengong melamun, memikirkan dua kejadian di waktu yang sama. Entah ia harus senang akan mimpi indahnya atau ia harus sedih karena hubungan adiknya yang di ujung tanduk.

Bahkan saat asisten nya sedang menjelaskan soal dokumen yang harus ia tanda tangani, alih-alih Gabriel hanya memegang dagunya, pandangan nya kosong dan pikiran sedang kacau membuat dirinya tidak dapat fokus.

Malik yang sadar jika bosnya sekaligus teman dekat nya sedang melamun, menutup dokumen lalu menepuk pundak Gabriel sedikit keras.

"Gabriel!" panggil Malik, membuat lamunan Gabriel buyar.

Seketika Gabriel pun tersadar "eh, Malik. Ada apa?" tanya Gabriel menoleh ke Malik.

Malik berputar duduk menghadap Gabriel "lu lagi ngelamun apa? Sampe gak fokus" tanya Malik balik memajukan wajahnya. Menelisik wajah Gabriel yang tampak gelisah.

Gabriel menyenderkan punggungnya ke kursi "kalau lu mengalami dua kejadian sekaligus antara senang dan sedih. Mana dulu yang akan lu lakuin?" memandangi langit-langit ruangan.

"Kalau kejadian sedih itu menyangkut keluarga gue, ya gue pasti akan menyelesaikan persoalan kesedihan gue" jawab Malik.

"Emangnya apa yang sedang terjadi?"

Gabriel memajukan wajahnya hingga hanya beberapa jarak di antara keduanya. Gabriel akan memilih menyelesaikan permasalah Love dulu karena Love adalah adik perempuan satu-satunya.

Gabriel menjelaskan semua apa yang sedang terjadi dengan hubungan adiknya kepada Malik.

"Ha? Lu serius?"

******

Love membawa Atlantis ke belakang sekolah tepat dimana kemarin Atlantis dan Natasya berpelukan. Love segera melepaskan cengkraman nya. Menatap tajam Atlantis.

"Bisa kamu jelaskan! Kenapa kemarin kamu memeluk dan mencium Natasya?" hardik Love, sudah tidak bisa menahan emosi nya.

Sambil memegang tas ransel nya dan memalingkan wajahnya "syukur deh, kalau kemarin lu lihat. Jadi, gue gak perlu jelasin secara lebar karena apa yang lu lihat itu sudah jelas" jawab Atlantis santai tanpa merasa bersalah.

My Girlfriend ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang