part 25 🚥🪟🕶️

202 7 0
                                    

Lampu lalu lintas sedang menyala berwarna merah yang artinya semua pengendara yang ada di jalanan tersebut berhenti. Salah satunya ada mobil yang terparkir di bagian depan.

"Assalamualaikum, Mah" salam Gabriel. Ia masih berada di dalam mobil untuk pergi ke suatu tempat bersama asisten nya.

"Waalaikumsalam, Gabriel" balas seseorang dari seberang sana. Suara perempuan separuh baya.

"Ada apa, mah?" tanya Gabriel. Jarang sekali mamahnya telepon di saat dirinya sedang bekerja.

"Adik mu, Love dari tadi di kamar terus tidak mau makan. Mamah khawatir, kalau Love sakit" ucap Claire memberitahu tentang keadaan Love kepada anak sulung nya.

"Kamu cepat pulang dan bujuk adik mu biar makan. Kali aja kalau kamu yang bujuk Love mau makan" pinta Claire. Sejak siang, tadi Love di dalam kamar terus dan menolak untuk makan, meski sudah dibujuk olehnya Love tetap menolaknya. Claire berharap anak sulungnya bisa membujuk putrinya.

Sebenarnya ia harus segera pergi ke suatu tempat dimana ia harus meeting bersama klien, tapi demi mamahnya ia harus membatalkan meeting walaupun itu klien penting.

"Baik, mah. Setelah lampu hijau Gabriel akan langsung ke rumah" balas Gabriel. Memberitahu bahwa dirinya sedang berada di lampu lalu lintas karena kemungkinan ia akan lebih lama untuk tiba di rumah.

"Mamah tunggu" ucap Claire.

"Assalamualaikum, mah" salam Gabriel sebelum mengakhiri teleponnya.

"Waalaikumsalam" balas Claire.

Tut....Tut...Tut

Setelah memutuskan teleponnya, Gabriel memasukkan kembali handphonenya kedalam saku yang ada dibalik jas abu-abunya.

"Lik, bilang ke klien kalau hari ini gue sibuk dan gak bisa ikut meeting" suruh Gabriel.

"Baik, Gabriel" balas Malik.

Di sela fokusnya terhadap lampu lalu lintas, Malik merogoh saku kanan jas biru dongker mengeluarkan sebuah benda pipih. Mencari nomor seseorang, lalu menekan nomor tersebut dan ketika nomornya terhubung, Malik langsung memberitahu kepada pemilik nomor bosnya yaitu Gabriel tidak bisa menghadiri meeting karena mendadak ada urusan.

Gabriel yang sedang melamun, menatap kosong ke luar jendela. Dari ekor mata, Gabriel  langsung terpesona ketika ada seorang perempuan yang sedang menyebrang di tengah lampu lalu lintas. 

"Kenapa dia mirip sama perempuan yang ada didalam mimpi gue?" gumam Gabriel pelan. 

Mengikuti langkah gadis itu, lalu ketika gadis itu lewat tepat di depan mobilnya dan menoleh. Gabriel pun langsung tercengang melihat wajah gadis yang mengenakan dress mini ungu dengan rambut hitam panjang di kuncir kuda sangat cantik.

" Cantik sekali seperti didalam mimpi" puji Gabriel. 

"Apa mungkin dia adalah gadis mimpi itu?" Gabriel masih belum yakin apakah perempuan itu adalah perempuan yang ada didalam mimpi nya atau bukan. Di dalam mimpi ia hanya melihat dengan sekilas karena ada cahaya yang menutupi wajah gadis mimpinya.

"Kalau dia memang gadis mimpi dan gue bertemu lagi dengan dia. Gue janji akan menikahi nya, menjadi kan pendamping hidup gue" janji Gabriel serius.

Berjanji jika memang dia dan gadis mimpi adalah sebuah takdir dan gadis mimpi itu adalah perempuan itu, Gabriel akan langsung menikahi nya sekaligus menjadi nya pendamping hidup satu-satunya.

Sudah cukup ia bermain-main dengan perempuan dan kini ia akan serius.

******

Sejak pulang sekolah, Love hanya berbaring di tempat tidur. Menghadap tembok, menutupi seluruh tubuhnya dengan bed cover. Matanya berlinang air sambil melihat foto kecil yang ada di kalung nya dan foto yang ada di handphone nya dimana kedua foto itu terdapat dua orang yang telah menyakitinya.

My Girlfriend ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang