part 3 🤗🤗🤗

2.1K 79 1
                                    

Gabriel mencari nomor Atlantis, setelah ketemu ia pun langsung menekan nomor tersebut.

"Halo" ucap seeorang dari seberang sana.

"Eh Atlantis, lu lagi sama adek gue enggak?" Tanya Gabriel tanpa basa-basi terlebih dahulu, ia tidak mau membuat mamanya tambah khawatir. Mamanya memantau dirinya sedang telepon dari ruang tamu.

"Iyah, nih gue lagi sama adek lu. Emangnya kenapa bang?"

"Syukur deh" ucap Gabriel mengelus dadanya, ia lega jika adeknya sudah ada yang mengantarnya pulang.

"Kalau gitu gue titip adek gue, awas aja kalau sampai lecet atau tergores sedikit aja lu yang akan gue habisi" peringat Gabriel yang membuat sang empu merindik seketika.

"Tapi bang..."

Tut

Telepon di matikan dengan sepihak, segera Gabriel memberitahu kepada mamanya kalau Love baik-baik saja.

"Bagaimana Gabriel? Apakah ada kabar dari temannya?" 

"Sekarang mama enggak usah cemas lagi, karena Love baik-baik aja" terang Gabriel agar mamanya tidak perlu cemas lagi.

"Alhamdulillah atuh, kalau begitu. Mama jadi lega"

Gabriel duduk di sebelah mamanya, sembari menunggu adek bungsunya pulang dari sekolah. Selain Love, Gabriel memiliki 3 saudara lagi yaitu: Alban Sasra Aaron yang kini bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit terbesar di Jakarta- dia adek pertama Gabriel yang biasa di panggil Sastra, terus ada Enzo David Aaron yang kini sedang belajar S2 dua di luar negri dan adek ke tiga Gabriel ada Mikel Tanawat Aaron yang kini sedang belajar di Universitas Indonesia.

                                                                               *****

Drttt.....Drttt....Drttt

"Kita berhenti dulunya, soalnya ada panggilan masuk" izin Atlantis kepada Love, Love pun mengangguk kan kepalanya.

Atlantis meminggirkan motornya di tepi jalan untuk mengangkat telepon yang etah Atlantis tidak tau itu siapa.

Atlantis melepaskan helm full facenya lalu menjawab panggilan yang ternyata dari Abang Gabriel-dia merupakan kakak pertama dari pacarnya.

"Halo"

"......."

"Iyah, nih gue lagi sama adek lu. Emangnya kenapa bang?" 

"....."

"Tapi bang....." Telepon di akhiri begitu saja oleh pihak sana.

"Siapa yang telepon?" Love penasaran siapa yang menelepon Atlantis.

"Itu Abang kamu, ban" Atlantis memasukkan handphone nya kembali ke dalam sakunya.

"Abang aku ? siapa?" Beo Love menunjuk dirinya sendiri.

Atlantis menganguk lalu memakai kembali helm full facenya.

" Siapa lagi kalau bukan Bang Gabriel, Abang kamu yang paling possesive sama adek bungsunya" Love tertawa mendengar penuturan dari Atlantis. Emang benar jika Gabriel yang paling possesive terhadapnya padahalkan Abangnya playboy cap kakap.

"kok kamu malah ketawa sih" sebel Atlantis memayunkan bibirnya.

"Enggak kok, cuma lucu aja nada bicara kamu pas bilang Bang Gabreil posseive"

Love melirik jam tangan miliknya, ia kaget kalau sekarang sudah jam satu pantesan saja Abangnya telepon Atlantis karena diirinya belum pulang.

Love menepuk jidatnya "Astaga Atlantis" Love memukul punggu Atlantis begitu keras.

"Aww"

"Kenapa aku di pukul" Atlantis mengelus punggunya yang habis kena pukulan oleh Love.

"Gara-gara kamu nih, aku jadi telat kan pulangnya" omel Love.

"Kok gara-gara aku?" tanya Atlantis bingung.

"Cepat, sekarang kamu anterin aku pulng. Pasti mama sudah nugguin aku di rumah" titah Love, Atlantis pun menyalakan mesin motornya.

"Iyah, bawel" ketus Atlantis dengan suara pelan.

"Tadi kamu ngomong apa Las?" Untung Love tidak mendengar apa yang di ucapkan oleh Atlantis.

"Tadi aku bilang kamu cantik" bohong Atlantis, seraya menyalakan mesin motornya.

Mereka pun melanjutkan perjalan yang sempat berhenti karena Gabriel menelepon Atlantis.

                                                                            *****

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di depan rumah Love. Pak satpam yang menjaga gerbang rumah Love cepat-cepat membukakan gerbangnya agar Atlantis bisa memasuki motornya.

"Makasih Pak"

"Iyah sama-sama den" Love hanya menganguk dari belakang.

Atlantis membawa motornya masuk ,lalu memarkirkan dan mematikan mesin motornya tepat di depan pintu rumah Love.

"Nih, makasih nya udah anterin aku pulang" Love membalikkan helmnya kepada pemilik nya.

"Hm" Atlantis mengangguk seraya meletakkan helmnya di bagian depan motor.

"Enggak mau masuk dulu?" tawar Love.

"Lain kali aja, yah" tolak Atlantis halus, ia belum siap jika harus bertemu dengan keluarga Love, walaupun ia sudah kenal dengan Abang Love yang pertama dan ke empat, tapi tidak dengan kedua orang tua Love.

"Heum" Love memanyunkan bibirnya, padahal berharap jika Atlantis mau masuk ke dalam rumah.

"Kamu enggak marah kan?" Atlantis memastikan kalau Love tidak marah kepada nya.

"Heum"

"Ya udah, aku pergi dulunya" 

"Tapi sebelum itu, kamu ke sini dulu deh" pinta Atlantis menyuruh Love agar lebih dekat dengan nya.

Love pun mengikuti perkataan Atlantis dengan wajah di tekuk.

Cup

My Girlfriend ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang