part 12 😍😍😍

765 34 3
                                    

Tiba-tiba ada suara bang Gabriel, lantas Love pun berbalik badan mendapati abang nya sudah ada di belakang "lihat aja bang, buket sebesar ini! Mana Love bisa bawa" ucap Love sambil tunjuk kearah buket.

"Udah nggak usah sedih gitu, nanti biar Abang yang bawa buketnya ke kamar kamu"

Yang tadinya sedih seketika berubah menjadi senang "benar bang?" netranya menatap wajah Gabriel.

"Iya. Kamu minggir dulu! Abang mau ambil tuh buket"

Lalu Love pun menggeser tubuhnya agar bang Gabriel bisa mengambil buket bunganya. Lantas Gabriel pun membungkukkan sedikit tubuhnya lalu mengambil buket tersebut. Kemudian menyuruh Love untuk berjalan terlebih dulu sementara ia berjalan dari arah belakang sambil membawa buket besar secara pelan-pelan agar tidak jatuh dan rusak.

Setelahnya, bi Sinta pun maju satu langkah kemudian menutup kembali pintu utama dan tak lupa mengunci nya agar lebih aman.

*****

Setelah beberapa jam Dokter Sastra melakukan operasi yang cukup berat yaitu transplantasi jantung, akhirnya operasi itupu berjalan dengan lancar sehingga mereka yang ada di ruangan merasa lega dan senang. Dokter Sastra pun memerintahkan kepada salah satu suster untuk memberitahu kan kepada keluarga pasien bahwa operasi nya berjalan dengan lancar sehingga keluarga dari pasien tak perlu khawatir dan cemas.

Kemudian pasien tersebut di pindahkan ke ruang rawat agar mendapatkan perawatan yang cukup. Setelah mengantarkan pasien dan memeriksa nya, barulah Dokter Sastra kembali ke ruang kerjanya.

Dokter Sastra pun berjalan memasuki ruang kerja dengan kondisi badan yang sudah remuk dan pegel. Operasi ini cukup berat dan butuh banyak waktu sehingga ia tak sempat punya waktu untuk makan.

Tok....Tok....Tok

Baru saja Dokter Sastra duduk untuk menikmati waktu istirahatnya dan sekarang ada orang lain yang ingin mengganggu waktu istirahatnya.

"Masuk aja! tidak di kunci" titahnya.

Orang yang ada di balik pintu pun memegang knop pintu nya lalu masuk ke dalam ruang kerja Dokter Sastra, dia adalah Raya, yang kini menjadi asisten nya selama Raya praktek di rumah sakit Sindrang Jaya.

Saat Dokter Sastra tau jika orang itu adalah Raya, ia pun membenarkan posisi duduk nya dan berpura-pura menyiapkan catatan milik pasien agar tidak terlihat capek.

"Maaf mengganggu waktu nya dok, saya hanya ingin memberikan catatan saya kepada dokter. Insyaallah saya sudah baca semua dan paham. Saya juga sudah mencatat hasil operasi tadi, bisa Dokter periksa lagi" terang nya di ambang pintu sambil menundukkan kepalanya sambil menenteng catatannya

"Bagus. Ya sudah kamu taruh saja catatan kamu di atas meja nanti biar saya periksa"

Lantas Raya pun membawa kakinya beberapa langkah hingga tiba di meja Dokter Sastra, kemudian menyimpan catatan nya di atas meja dan berbalik badan tanpa memandangi wajah tampan Dokter Sastra. Berjalan menuju pintu.

"Sudah saya taro di atas meja. Kalau begitu saya permisi dulu" pamit Raya.

Namun saat Raya hendak memegang knop pintu tiba-tiba Dokter Sastra memanggil nya "Raya!" panggil nya dengan fokus merapikan berkas milik nya.

Raya yang di panggil pun menoleh ke arah Dokter Sastra dengan menundukkan kepalanya "Iyah, ada apa Dok?" tanya nya yang masih setia menatap lantai bawah.

Dokter Sastra sampai bingung kenapa setiap kali ia mengobrol dengan Raya pasti perempuan itu akan menundukkan kepalanya.

"Perasaan gue lebih cakep deh daripada lantai" gumamnya. Ia juga tidak pernah melihat wajah asli dari asistennya semenjak perempuan itu praktek di rumah sakit ini.

My Girlfriend ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang