Part 26 🤼🪟🤼

270 8 5
                                    

Ketika Gabriel sedang fokus menatap luar jendela, matanya menangkap sosok pemuda yang melintasi mobilnya. Pemuda itu memakai seragam sekolah yang sama dengan Love. Gaya penampilan dan postur tubuhnya sangat mirip dengan seseorang. Gabriel berusaha mengingat siapa pemuda itu, dan Gabriel baru sadar bahwa pemuda itu adalah......

"Malik, halangi motor itu!" suruh Gabriel sambil menunjuk ke sebuah sepeda motor sport yang berada di depan mobil mereka.

"Baik" Malik pun menekan pedal gasnya, lantas mobil melaju cepat. Lalu berputar menghalangi motor sport. Melihat ada mobil di hadapannya si pengendara motor mendadak berhenti.

Gabriel membuka pintu mobil, lalu keluar menghampiri si pengendara motor.

"Turun lu!" sergah Gabriel berdiri tepat di depan motor sport.

"Itukan bang Gabriel?" gumam pelan pengendara motor yang tak lain adalah Atlantis dari dalam helm full-face.

Atlantis pun turun dari motor, lalu membuka helm dan menaruh helm di atas motor. Sambil menggendong tas ransel, Atlantis melangkah maju mendekati bang Gabriel lalu mencium punggung tangan bang Gabriel. Dengan malas, Gabriel membiarkan tangannya di cium oleh Atlantis.

"Assalamualaikum, bang" salam Atlantis.

"Waalaikumsalam" balas Gabriel ketus.

"Gue mau bicara sama lu" ujar Gabriel.

"Mau bicara apa, bang?" tanya Atlantis. Entah kenapa melihat sorot mata bang Gabriel seperti ada sesuatu yang membuat perasaan nya gelisah. Sebenarnya apa yang ingin di bicarakan oleh bang Gabriel?.

Gabriel menoleh ke Malik tanpa menggubriskan pertanyaan Atlantis "Malik!" serunya.

Malik yang merasa di panggil pun langsung membuka pintu mobil dan berdiri menatap wajah Gabriel "apa bos?" tanya Malik berdiri di depan pintu pengemudi. Karena ini ada di pinggir jalan dan ada seorang pemuda asing, jadi Malik memanggil Gabriel dengan sebutan 'Bos'.

"Lu jaga nih motor sama mobil, ada yang harus gue bicarakan sama nih bocah" titah Gabriel sambil menunjuk motor sport dan mobil. Kemudian melirik jutek Atlantis.

"Baik, bos. Saya akan menjaganya" jawab Malik tegas.

"Sini lu! Ikut gue!" titah Gabriel yang berjalan terlebih dahulu.

Sebelum pergi, Atlantis mengambil kunci motor. Kemudian pergi mengejar bang Gabriel dengan posisi tas masih menepel di punggungnya.

Atlantis berhenti, melihat sekeliling. Di sini hanya ada pohon besar, rumput panjang, semak-semak dan tanaman liar. Atlantis bingung mengapa bang Gabriel membawanya ke sini?.

Gabriel berbalik badan, berjalan mendekati Atlantis. Tanpa mengatakan apapun Gabriel langsung menghantam pipi kanan dengan sangat keras hingga kepala Atlantis miring.

"Ini pukulan karena lu udah bikin adik nangis" hardik Gabriel tepat di hadapan wajah Atlantis.

Atlantis menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya dengan ibu jari, belum sempat ia mendongak. Lagi-lagi bang Gabriel menghantam nya dengan sangat keras namun kali ini pipi kirinya.

"Dan pukulan ini untuk lu yang udah berani menyakiti hati adik gue" berang Gabriel, emosi nya melonjak.

Baru saja kemarin Haura mengompres memarnya, bang Gabriel malah memukul kedua pipinya tepat dimana memar tersebut berada, bahkan kini kedua sudutnya mengeluarkan darah. Atlantis menyeka darah dengan ibu jari kanan lalu mendongak menatap wajah bang Gabriel. Atlantis tidak marah ataupun membalas pukulan bang Gabriel.

"Kalau sampai lu sakiti adik gue lagi, bukan hanya pukulan yang lu dapat tapi juga gue akan habisi lu!" gertak Gabriel sambil menunjuk Atlantis.

My Girlfriend ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang