Bab 1

704 25 0
                                    

Di hari yang cerah ini ada seorang pemuda yang baru saja selesai dengan rutinitas paginya dengan handuk yang masih berada di lehernya yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya hingga suara teriakan seseorang membuatnya mendengus kesal

"Apaan?" tanyanya saat membuka pintu

"Hehe kirain belum bangun yaudah Gue kebawah dulu, Lo jangan kelamaan pake bajunya nanti kita telat" jawabnya dengan cengiran yang hanya di balas dengan deheman hal itu membuat si pembuat onar itu kesal

"Ih El jawab bukan Hem doang" kesalnya

"Iya nanti Gue kesana" jawab seseorang itu yang ternyata El si cwo dingin

"Nah gitu dong kan jadi sayang" Ucap Reina dengan senyuman lalu mencium pipi El dan berlari ke meja makan dengan tas di punggungnya

Hal itu membuat El menggelengkan kepala karena perbuatan sepupunya itu setelah kepergian Reina, El pun masuk lagi ke dalam kamarnya dan menyelesaikan apa yang tertunda

Skip meja makan

"El kamu mau ambil jurusan apa?" tanya Daddy Galih

"Aku ambil Hukum Dad" jawab El

"Lah bukannya kamu dulu mau ambil psikologi?" tanya Mommy Sekar

"Kalo soal itu aku bisa baca buku juga Mom atau aku bisa tanya-tanya ke Dosennya langsung ya walaupun bukan jurusan aku" jawab El

"Emang Lo kenapa mau belajar Psikologi?" tanya Reina

"Gua cuma mau tw keadaan klien Gua yang bermasalah dengan hukum takutnya ada yang terganggung juga sama diri dia yang harus ngejalani proses hukum sebagai seorang Lawyer engga ada salahnya juga kita harus ngejaga, dan memahami keadaan  klien kita" jelas El hal itu membuat mereka dan beberapa maid yang ada di sana tersenyum

El memang pemuda yang sangat dingin dan juga terlihat tidak peduli dengan sekitar namun kepekaan dia tehadap orang yang ada di sekitarnya sangatlah baik hal itu pun di rasakan oleh para maid karena Tuan muda mereka selalu saja memberikan perhatian kecil entah untuk mereka pribadi ataupun keluarga mereka yang jauh

"Daddy bangga sama kamu" ucap Daddy lalu memeluk El di ikuti oleh Mommy yang memeluknya

"Ih aku ikutan" rengek Reina lalu bergegas memeluk El juga namun momen itu tak bertahan lama hingga suara seseorang membuat El dan Reina berdecak kesal namun tidak dengan orang tua mereka yang tertawa ringan

"Hay sodara-sodaraku yang baik dan budiman" teriaknya saat berada di dalam rumah El

"Berisik anjir" ucap seseorang yang bersamanya

"Maaf ya Mom Dad biasa dia lupa minum obat jadi pagi-pagi udah gila aja" lanjutnya menunjuk temannya itu lalu menghampiri orang tua Reina yang sudah seperti orang tua mereka juga

"Hais padahal Sakti cuma nyapa doang loh" jawab Satria karena mendengar omongan Raka

Yaps dua orang yang masuk dengan tidak santainya adalah Raka dan Satria mereka berdua sahabat Reina dan juga El sejak mereka dalam kandungan karena orang tua mereka pun sudah berteman sejak mereka sekolah dulu

"Udah jangan ribut, kalian berdua ikut makan aja sini" ucap Mommy menenangkan mereka

"Mommy emang terbaik" ucap Raka

"Hooh loh kan jadi enak ya" ucap Satria lalu mereka pun mengambil sarapannya dengan lauk kesukaan masing-masing dan memakannya dengan sangat lahapnya itu semua membuat orang-orang di sana hanya bisa menggelengkan kepala karena kelakuannya

Setelah selesai sarapan mereka pun berpamitan terlebih dahulu kepada orang tua mereka lalu menggunakan mobil El untuk ke kampus baru mereka soal motor Raka dan Satria biasa mereka titipkan disana

Saat ini El sedang fokus duduk di kursi pengemudi dengan Reina duduk di sampingnya sedangkan si tukang ribut sedang duduk di belakang sambil bercerita banyak hal

"Eh nanti gimana ya mabanya? Kita pasti bakal di suruh-suruh terus di sana" ucap Raka

"Ya kalo di suruhnya masih wajar mah gpp tapi kalo udah kelewatan ya puter balik" jawab Satria membuat mereka pun tertawa termasuk El

"Gitu dong El ketawa kan tambah cakep,  untung Lo sepupu Gue kalo kaga mah beuhhh udah Gue embat Lo" ucap Reina saat melihat senyuman El yang jarang dia lakukan

"Hooh loh El Lo itu ya kalo udah senyum njir gila lesung pipi Lo itu bukan maen" tambah Satria

"Makasih karena kalian selalu buat Gue bahagia dengan cara kalian sendiri" ucap El yang menampilkan senyumannya lagi

"El Lo kaga boleh ngerasa sendiri di sini ada kita semua terus ada Daddy dan Mommy juga jadi jangan ngerasa sepi" ucap Raka

"Sayang El banyak-banyak" ucap Reina lalu memeluk El dari samping

"Gua pastiin Lo selalu bahagia El" batin Raka

"Gua kaga akan pernah biarin orang lain hancurin Lo lagi" batin Satria

"Lo berhak bahagia" batin Reina

Tak terasa mereka pun sudah sampai di Universitas Jayakarta dengan gedung yang menjulang tinggi dan sangat megah ini mereka akan melanjutkan pendidikannya di mulai hari ini sebagai maba

"Gila mewah banget tau gini mendingan jangan daftar di sini ya kasian orang tua Gue" ucap Satria hal itu membuat yang lainnya memutar bola mata

"Lo kaga usah sok kaya gitu orang tua Lo aja tajir pake acara ngomong begitu lagi Lo pengen Gue tendang pantat Lo hah" kesal Reina yang membuat Satria hanya cengengesan saja

"Udah jangan ribut ayo keluar tuh yang lain udah pada ngumpul di lapangan" ucap El lalu mereka pun keluar dari mobil dengan cukup terburu-buru

"Kalian maba kan?" tanya seorang cwo yang sepertinya salah satu BEM

"Iya kak" jawab mereka

"Yaudah kalian gabung sama yang lain di lapangan" ucapnya

"Iya makasih" jawab El dengan wajah datarnya lalu mereka pun bergegas pergi

"Gue kira panas gini kulkas mencair ternyata kaga ngaruh" ucap BEM itu saat mereka pergi

EL dkk menempatkan diri mereka di anatara para maba yang lainnya yang saat ini sedang berdiri sambil memandang ke depan di mana para anggota BEM sedang berdiri memberikan arahan hingga tiga orang mahasiswi yang bisa di bilang cantik memasuki area lapangan membuat kericuhan karena paras cantik mereka

"Wih cantik banget"

"Ya ampun bidadari dari mana"

"Masa depan Gue nih"

"Kaga sia-sia Gua daftar disini"

"El liat noh ke depan sana" ucap Satria namun tak di tanggapi oleh El memilih memejamkan matanya saja

"Lo percuma bikin dia tertarik" ejek Reina

"Ngeselin tau kaga" jawab satria dengan tingkah El

Erlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang