Rambut palsu.

45 62 11
                                    

"Kamu harus bantuin aku buat jelasin ke Tenggara." Lelaki berusia matang itu menatap istrinya dengan saksama. Sedih rasanya setiap membahas hal ini yang tak kunjung mendapat jalan keluar. Ditambah lagi sikap Tenggara yang tidak mau mendengar penjelasan akan hal ini. Jangankan mendengar, menatap wajahnya saja tak sudi. Semakin sulit baginya untuk menerangkan akar masalah, kadang takut jika masalah ini tidak akan pernah selesai. "Tenggara itu keras kepala, persis seperti diriku," lanjutnya. Keduannya mempunyai banyak kesamaan, bukan hanya sifat tapi juga beberapa fisik. Ayah dan anak itu ibarat pinang dibelah dua. Meskipun usiannya tidak lagi remaja namun ketampanan lelaki itu seakan tidak berkurang, ketampanan itulah yang diturunkan kepada kedua anaknya.

"Sabar, Pa." Senna mengambil tangan kekar suaminya, tangan itu mulai terlihat semburat keripun meskipun sedikit. Senna tidak pernah absen dalam memberi dukungan kepada suaminnya. Ia tau persis suaminya itu telah memikul beban masalah ini cukup lama, Senna selalu siap sedia di samping suaminya selama ini dan akan selalu begitu. "Tenggara masih sangat labil, nanti kalau udah dewasa pasti dia ngerti." Naluri seorang Ibu tidak akan salah, Senna tau seluk - beluk sifat anaknya. Tenggara  sebenarnya memiliki kepekaan sangat tinggi hanya saja kadang egois menguasai dirinya. Cepat atau lambat, anak itu akan tau semua ini dan menerimanya dengan tulus.

Suasana kediaman Arga — Ayah dari Tenggara, pagi ini cukup hening. Rumah yang dulunya sangat ramai depenuhi canda tawa setiap harinya seketika lenyap saat kejadian malang menimpa Arga. Senna dan Arga bersepakat untuk menyembunyikan kejadian itu hingga suatu hari Tenggara melihat apa yang seharusnya tidak dilihat. Tenggara yang melihat hanya dengan sebelah mata tanpa tau sebab keseluruhannya itu langsung menyimpulkan bahwa Ayahnya telah berkhianat, apalagi saat itu Mamanya tengah mengandung Althair.

Sudah beberapa kali orangtua Tenggara ingin menjelaskan tapi tak urung tetap saja Tenggara ogah - ogahan mendengengarkan. Dirinya terlanjur kecewa. Entah akan tambah kecewa atau tidak nantinya Tenggara saat tau akar masalah ini.

"Aku takut dia nggak nerima kehadiran Kesa diantara kita ini."

"Kesa?"

Tiba - tiba Tenggara muncul di belakang mereka langsung mengagetkan keduannya, Arga dan Senna menatap anak sulungnya yang entah sejak kapan berdiri di sana.  Apakah anak sulungnya itu sudah mendengar semuannya? Jika iya, itu mungkin tidak masalah karena pastinya dia akan tau.

"Kesa siapa? Kok diem?" tanya Tenggara kembali saat melihat kedua orangtuannya malah mematung. Tenggara sudah berpakaian rapi akan pergi ke sekolah setelah dirinya menyantap nasi goreng kesukaannya yang tersaji di atas meja. Namun, suara lelaki yang hanya pulang tiga hari sekali itu mengalihkan langkahnya. Ia menuju ruang tamu dan mendapati kedua orangtuannya tengah berbincang dengan serius. Tapi sayangnya, ia hanya mendengar nama asing disebut lelaki itu.

"Belum waktunya kamu tau," jawab lirih Arga. Ada sedikit kelegaan dalam hatinya saat anaknya itu belum mendengar percakapan serius barusan. Tiga tahun lamanya ditutupi rupanya belum juga ada waktu yang pas untuk membicarakan masalah ini. Mungkin, sedikit lagi.

"Nggak dikasih tau aku juga nggak peduli." Mata Tenggara menatap kedua orangtuannya bergantian, kemudian jatuh pada plastik hitam di atas meja. Entah benda apa didalamnya sampai setiap lelaki itu pulang selalu membawanya. Dengan langkah perlahan namun pasti, Tenggara menghampiri benda yang diincarnya tanpa kecurigaan dari orangtuannya. Sedetik kemudian, tangannya mengambil bungkusan tersebut. "Tunggu, apa ini?"  Benda itu sudah ada dalam genggaman tangannya. Arga dan Senna terlihat sangat gelisah apalagi saat Tenggara berhasil membuka isi di dalamnya. "Rambut palsu?"

"Tenggara! Nggak sopan ini namanya, Mama nggak pernah ngajarin kamu kayak gini, ya!" Raut kesal sangat terlihat dari Senna. Sebelumnya, Tenggara tidak pernah melihat Mamanya itu sekesal ini.

A Glimpse Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang