Dersik mengalun lembut, membuat anak rambutnya mengayun pelan. Malam ini, binar bulan sangat terang. Seperti biasa, gemintang secara acak menghiasi langit pekat. Tidak ada yang tahu apakah mereka pernah bergantian tempat untuk bersinar.
Saujana, suasana malam di pusat kota Jakarta ini begitu indah. Bisa dibilang lebih indah dari malam kemarin.
Sendal slop berwarna cokelat dengan gambar beruang membalut kakinya agar tak telanjang, menyusuri tepi jalan menuju Minimarket dekat rumahnya. Tidak begitu sepi, tapi tidak juga begitu ramai. Ada suara yang tak henti mengusik pendengaran; deru kendaraan yang silih berganti memenuhi sepanjang jalan. Suara jangkrik yang samar terdengar di balik sejumput rumput di tepi jalan. Dan suara orang-orang yang masih melakukan aktivitasnya demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Hari ini, dirinya terlalu banyak merasakan jatuh cinta. Mulai dari pagi, dirinya jatuh cinta pada kelakuan manis Tenggara. Jatuh cinta juga dengan orang baru, jatuh cinta dengan petugas kuning yang menyapa di jalan, jatuh cinta dengan satpam yang mengajak bercanda, jatuh cinta dengan ibu-ibu yang mengajak mengobrol sambil duduk di halte, jatuh cinta dengan bapak-bapak yang memberitahu ada kecelakaan di depan dan memberikan saran jalan alternatif sehingga tetap bisa berangkat ke sekolah tepat waktu.
Baru bertemu mereka, tapi sudah tertarik dengan sifat dan baiknya. Untuk orang-orang baik yang tak tau namanya, semoga Tuhan limpahkan banyak rejeki hari ini.
Tapi, baru detik ini dirinya benci dengan cara jatuh cinta ke dua pasangan di depannya. Kaki yang semula berjalan santai sambil sesekali menendang kerikil itu langsung berhenti. Menyaksikan kejadian mengerikan, telingannya bahkan berdengung mendengar perkataan yang menyakitkan meskipun bukan untuk dirinya.
"Dasar pengecut!" Tangan Jingga berhasil memberhentikan kekerasan yang akan dilakukan pemuda itu, untung saja dirinya berhasil berlari dengan cepat menuju mereka. "Pergi, atau gue teriakin lo sebagai maling?!" Amarah Jingga begitu kentara, ia menatap nanar pemuda itu mengintimidasi.
Yang digertak langsung menangkis tangannya dari cengkraman Jingga, ia mendengus kesal kemudian melemparkan tatapannya pada gadis yang sudah berhenti terisak. Beberapa detik mematung lantas ia berbalik arah, melangkah dengan cepat menaiki sepeda motornya. Dengan secepat kilat, ia melenggang meninggalkan kedua gadis di sana. Terutama gadisnya.
Seharusnya, wanitu itu dijaga, disayangi. Bukan seperti tadi, dengan entengnya tangan kekar pemuda itu diangkat. Jingga sangat benci dengan manusia bodoh seperti itu dan Jingga rasa siapapun akan benci, mengutuknya secara ramai-ramai.
Di belakangnya masih ada seseorang yang hampir terlupakan karena masih kesal dengan kepergian pemuda tadi. Jingga lantas menoleh, mendapati gadis yang ia kenali tapi tidak tahu sebaliknya. Jika memang peka, pasti gadis itu juga ingat siapa dirinya.
"Lo nggak apa-apa?" tanya Jingga memastikan. Matanya memerikasa dari bawah ke atas tubuh gadis di hadapannya, berharap tidak ada luka apapun di sana.
Sebelum menggeleng, gadis itu sempat memegangi kepalanya. "I'm okay. Thanks, ya?" jawabnya. Tangannya memegang bahu Jingga sebentar disertai ulasan senyum.
Sekarang Jingga tahu kenapa tetangganya bisa jatuh sedalam-dalamnya hingga mengemis untuk meminta agar hubungan yang telah selesai menjadi baik-baik saja. Dari caranya menatap orang, caranya memberi respons dan juga rupa wajahnya yang begitu ayu. Terlihat sempurna. Tapi jika diingat, perlakuannya menyakiti tetangganya sangat tidak mencerminkan apa yang dilihat dari luar. Terlihat baik tapi tidak dengan hatinya.
Tentang perselingkuhan, namanya perselingkuhan tetap saja fatal, kesalahan yang jarang atau bahkan tidak mungkin untuk dimaafkan atau sangat sulit? Tidak ada yang bisa diwajarkan dari perselingkuhan. mau bagaimanapun itu, kekurangan pasangan tidak bisa dijadikan alasan untuk selingkuh, sebuah kesalahan yang mau seperti apapun tidak bisa dinormalisasi. ada banyak cara dan jalan untuk memperbaiki diri pasangan atau suatu hubungan tanpa harus ambil jalan yang jelas-jelas salah dan tak mesti dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Glimpse Of Us
Teen FictionDekripsi menyusul, kalau penasaran langsung baca saja.