𝙋𝙖𝙧𝙩 29 (𝙆𝙤𝙣𝙛𝙡𝙞𝙠 𝘿𝙞𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞..)

16 5 1
                                    

~𝙃𝘼𝙋𝙋𝙔 𝙍𝙀𝘼𝘿𝙄𝙉𝙂~
.
.
.
.
.

" Terlalu mempercayai seseorang, ternyata bukan hal yang baik. Ada kalahNya, kita harus lebih percaya pada diri sendiri di banding kan mempercayai orang lain "
-Fatimah Denada Alexandra-

Hari ini, Fatim memutuskan untuk menyudahi kesedihanNya. Dia tau, itu berat tapi dia harus berusaha mengikhlaskan.

Hari libur, tak kunjung usai membuat Fatim bosan. Setiap hari, Fatim hanya bisa berdiam diri di rumah bersama Nathan. Tidak ada lagi satpam atau pembantu, bukan nya Fatim tidak akan sanggup membayarNya tapi, dia ingin hemat. Perusahaan Alex, tidak bisa ia urus karena masih berstatus pelajar. Perusahaan Ayah nya tak bangkrut, untuk sementara yang mengurus nya adalah orang kepercayaan Alex.

"Gue bosan banget," gumam Fatim, sambil melihat indah nya pemandangan pagi hari di balkon.

"Fateh kemana yah? Kok, dia gak pernah ke sini lagi atau pun nelfon gue? Udah lama gue gak ketemu dia. Apa, dia udah gak sayang sama gue lagi?" gumam nya lagi.

Memang, Fateh tak pernah menemui bahkan mengirim pesan atau pun menelfon Fatim. Ada apa dengan nya? Entah lah, hanya saja Fatim merasa seolah-olah pria itu telah lenyap. Bahkan, hubungan mereka pun seperti nya mulai terlihat aneh.

"Pelaku nya juga belum di temukan, bikin gue gak tenang. Gue takut, kalo misalkan mereka celakain gue juga, " gumam Fatim lagi.

Tiba-tiba, napas nya mulai memendek lagi. Darah, sudah mulai mengalir dari hidung nya. Dengan segera, Fatim berlari ke arah kamar mandi, untuk membersihkan.

Malang sekali bukan nasib nya?

****

Di tempat dan suasana yang berbeda, Fateh dan juga keluarga nya sedang berkumpul. Seperti nya mereka sedang membahas hal yang penting, terlihat saja dari raut wajah mereka.

"Bagus Fateh, tidak sia-sia Papi memberikan kepercayaan." ujar Rolan dengan santai nya, sambil menatap bangga anak sulung nya.

Fateh hanya diam, dan merenungkan semua kejadian beberapa hari lalu. Ada sesuata yang janggal menurut nya, tapi apa lah dia tak tau. Sudah, lebih baik dia lupa kan.

Fateh tetap menatap datar ke arah Rolan, dan mengangguk. "Iya Pi,"

Sedangkan Clara dan Daniel hanya diam, sambil menyimak pembicaraan antara Ayah dan Anak ini. Sejujur nya, Clara dan Daniel sangat tidak menyukai sikap Rolan dan Fateh, yang sama-sama keras kepala.

"Satu langkah lagi, putri nya juga harus kamu bunuh. Karena dia, juga ingin membunuh kita semua." ujar Rolan lagi, sedangkan Fateh hanya berdehem.

"Kalo begitu, Papi pergi dulu ada meeting mendadak." lanjut Rolan, menepuk pelan bahu Fateh dan Daniel kemudian pergi dari tempat itu menuju kantor.

Beberapa menit setelah kepergian Rolan, suasana di ruang keluarga masih nampak hening, hingga Daniel yang membuka suara.

"Bang, lo percaya sama omong kosong Papi? Gue gak yakin, kalo itu semua benar. Secara, Papi itu udah manfaatin Abang," ujar Daniel, namun hanya di balas dengan tatapan dingin serta datar dari Fateh.

Clara hanya bisa menggeleng kepala, melihat kedua putranya yang me miliki sifat yang sangat jauh berbeda.

"Fateh, kamu dengarin Mami yah. Papi kamu itu, cuman manfaatin kamu. Karena dia tau, kalo kamu lebih dekat dengan keluarga mereka. Dan, soal cerita Papi, itu semua nggak benar." jelas Clara.

"Gue gak percaya! Jelas-jelas dia itu mau bunuh kita semua. Terus kita harus tinggal diam!? Gak, cerita Papi itu benar nggak mungkin Papi bohongin gue Daniel, Mami." ujar Fateh, dengan nada tak bersahabat.

"𝙌𝙐𝙀𝙀𝙉 𝙊𝙁 𝙎𝘾𝙃𝙊𝙊𝙇" (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang