3.

1.4K 162 3
                                    

Matahari mulai terbit (y/n) terbangun setidaknya tidur sebentar walaupun istirahatnya tidak begitu lama. Kegiatan pagi hari (y/n) yaitu berlatih pedang dan meningkatkan daya tahan tubuhnya di kediaman dirinya.

Setelah (y/n) selesai berlatih kemudian membuat sarapan. (y/n) tidak memakai pakaian pemburu iblis melainkan pakaian biasa. Keinginan (y/n) hanya satu seandainya jika iblis tidak ada didunia ini mungkin dia akan hidup bahagia bersama keluarganya saat ini.

Jika diingat kejadian Tanjiro sama seperti dengan kejadian yang menimpanya dulu, (y/n) tidak sempat menyelamatkan Kie dan adiknya Tanjiro, lalu dulu dia terlambat pulang tidak bisa menyelamatkan keluarganya sendiri.

Flashback on.

Malam itu (y/n) sedang berjalan pulang setelah mengobati orang yang sakit, saat itu (y/n) dikenal dengan perawat muda yang pintar karena umur 20 sudah pintar merawat dan meracik obat dengan baik.

Ketika sebentar lagi sampai dirumahnya (y/n) mencium bau darah yang menyengat dalam hidungnya. Perasaan dirinya tidak enak, tidak mungkin apa yang ia dengar kata orang-orang tentang iblis benar.

(y/n) berlari untuk mengecek keadaan rumahnya sepi namun sudah bisa dibilang berantakan yang begitu banyak darah.

"(y/n) la-lari." Ucap sang kakak yang sudah berlumuran darah dan atas tubuhnya sedang ada iblis.

"Ada mangsa baru." Sang iblis sepertinya sudah ingin memakan (y/n)

"L-la-lari."

Mata (y/n) melotot melihat kejadian itu, hatinya begitu gemetar. Ketika iblis itu mulai menyerang (y/n) bukannya kabur tetapi dia menghindar lalu masuk ke dalam rumah untuk mengambil pisau. Dirinya sekarang sedang dilanda kemarahan.

"Percuma saja kau memotong diriku, organ tubuhku akan kembali." Ucap sang iblis

Benar saja ketika (y/n) mencoba menusuk bagian jantung tapi iblis itu belum mati juga. Kemudian (y/n) tidak menyerah ia langsung menyerang iblis dengan menonjok wajah sang iblis hingga tidak ada kesempatan menyerang lalu menusuk lehernya berkali-kali hingga terpotong.

Nafasnya begitu terengah-engah setelah membunuh iblis itu, tangannya berdarah karena menonjok tadi. (y/n) berjalan melihat keadaan orang tuanya yang sudah tidak bernyawa.

"Nee-san?" (y/n) menghampiri kakaknya yang sudah terluka parah

"(y/n) t-tangan-mu ter-lu-ka." Ucap sang kakak terbata-bata

"Aku tidak apa! A-ku akan mengambil perlengkapan dulu." Ucap (y/n) ingin bangun dari duduknya

"Ja-ngan per-cuma." Kakaknya menggeleng

"Maaf aku tidak bisa menyelamatkan kalian semua." Ucap (y/n) menangis

"Tidak apa." Ucap terakhir sang kakak dengan tersenyum

Ketika (y/n) sedang menangis ada seseorang yang memasuki rumahnya, tidak baunya ada iblis lagi yang datang. (y/n) sudah tidak ada tenaga lagi untuk menyerang iblis, tubuhnya lemas.

Apa ini? Aku sudah tidak ada tenaga lagi.

"Ternyata ada mangsa satu lagi hehe."  Ucap sang iblis

"Dimana dia? Bukannya dia yang membunuh manusia disini."

Iblis itu terus berbicara saat (y/n) terduduk, namun wajah iblis itu terkejut melihat iblis lainnya mati.

"Oi gadis beraninya kau!"

"Kau akan ku makan!!!"

(y/n) tidak menanggapi satu pun perkataan dari sang iblis, ia mengambil pisau yang ada disampingnya kemudian berusaha untuk berdiri namun sebelum iblis itu menyerang kepala sang iblis sudah hancur. Bantuan datang dengan mudahnya seseorang menghancurkan kepala tersebut. Dia adalah sang Hashira Batu yang menolong (y/n) yaitu Gyomei Himejima.

"Maaf aku terlambat." Ucap Gyomei ketika melihat keadaan rumah (y/n)

"Aku mengerti." Gumam (y/n)

Gyomei menghampiri gadis itu yang sedang memegang pisau, kemudian menangkap (y/n) yang hampir jatuh, sepertinya gadis itu sudah lelah.

Flashback off.

Air mata (y/n) mengalir saat mengingat kejadian malam itu. (y/n) sudah memutuskan untuk masuk pembasmi iblis setelah itu.

"(y/n)." Panggil Gyomei

(y/n) yang sedang duduk pun terkejut, buru-buru ia menghapus air mata lalu menoleh kepada Gyomei.

"Ada apa Gyomei-san?" Tanya (y/n) berdiri dari duduknya

"Apa dirimu sedang menangis?" Bukan menjawab Gyomei balik bertanya

"Apa dirimu sedang menangis?" Bukan menjawab Gyomei balik bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak tidak." Panik (y/n) seketika malu

"Walaupun kejadian itu sudah 3 tahun yang lalu pasti sulit untukmu melupakannya." Ucap Gyomei

"Ya begitulah." Ucap (y/n)

"Itu kesalahanku, jadi Jangan diingat kejadian malam itu." Ucapan Gyomei membuat (y/n) terenyuh

"A-aku tidak menyalahkan siapapun." Suara (y/n) mulai bergetar

Gyomei menghampiri (y/n) kemudian menarik kepalanya ke dalam senderan tubuhnya alias dia sedang memeluk (y/n). Suara tangisan (y/n) mulai terdengar, Gyomei memeluk sambil mengusap kepala (y/n).

Setelah lama menangis (y/n) lepas dari pelukan Gyomei kali ini wajahnya merah karena malu kenapa dia harus menangis didepan Gyomei!!!

Malu malu

"Sudah baikan?" Tanya Gyomei

"Yeah sudah baik, terimakasih Gyomei-san." Ucap (y/n) tersenyum

Gyomei hanya tersenyum kecil hingga lupa tujuan ia kesini untuk apa.

"Ano Gyomei-san ada urusan memanggilku?" Tanya (y/n)

"Obat penawar racun ada?" Tanya Gyomei

"Apa kau terkena racun?" Tanya (y/n) lagi

"Tidak." Laki-laki itu menggeleng

"Aku ambilkan dulu."

(y/n) pun memberikan obat penawar racun kepada Gyomei setelah mengambilnya.

"Maaf mengganggu dirimu." Ucap Gyomei sebelum pergi

"Tidak, hati-hati dijalan." Ucap (y/n) yang diangguki oleh Gyomei

Lost || Kimetsu No Yaiba [Gyomei Himejima]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang