18. Final Arc (3)

638 81 0
                                    

"Kau merepotkan!"

Kokushibo menyerang (y/n) karena terus membuat para pilar bisa menyerang dirinya. Kokushibo menjadi kesal ia terus menyerang dengan kekuatan penuh hingga pedang (y/n) terpental.

Krang.

"Ah pedangku! Cepat pakai teknik iblis-" batin (y/n) bahkan belum selesai bicara.

Huek.

"(y/n)!"

"(y/n)-san!"

"Seharusnya kau mati saja!" Kokushibo menusuk perut dan mencekik leher gadis tersebut.

(y/n) berusaha melepaskan diri dari Kokushibo, tangannya meraih wajah Kokushibo dengan mencakarnya. Namun itu tidak berhasil tangan (y/n) digigit oleh Kokushibo.

"Ergh." (y/n) merintih kesakitan.

"Tubuhku tidak bisa bergerak?" Gumam Kokushibo sedikit melonggarkan cekikan dari leher gadis tersebut.

"Haha, Cepat sekarang serang dia!" Teriak (y/n) membuat para pilar menyerangnya.

"Apa ini?! Direncanakan?" Batin Kokushibo sesaat melihat senyum gadis itu.

Gyomei menyerang kepala Kokushibo bahkan Sanemi ikut menyerang tubuh Kokushibo. (y/n) terlepas dari cekikan Kokushibo tapi pedangnya masih tertancap ditubuhnya.

"Ia masih regenerasi setelah kepalanya dipenggal?!" Ucap (y/n) dengan terkejut.

"Bahaya."

"Ck."

"Errr cepat lepas!"

Sang gadis menarik pedang yang tertancap diperutnya agar cepat lepas, usaha tidak mengkhianati hasil pedangnya terlepas.

"Cepat serang kembali!" Kata Gyomei menyerang.

"Sial!" Umpat Sanemi.

"Hah.." (y/n) terkejut dengan kehadiran Kokushibo kemudian melempar dirinya.

Kokushibo kembali mendapatkan pedang miliknya, saatnya (y/n) mengambil pedang miliknya namun dicegah oleh Kokushibo yang menyerangnya.

"Pedangnya terlalu jauh, jika aku terus memakai teknik iblis bisa kelelahan!"

Tangan Kokushibo yang berusaha meraihnya kemudian dipotong oleh teknik iblis (y/n) sebuah pedang.

"(y/n)-san memang hebat." Kata Genya yang melihatnya.

"Kekuatan yang mengerikan." Kata Muichiro.

"Ternyata kalian berdua disini." Kata Kokushibo saat menemukan mereka berdua.

"Iblis ini-" Muichiro terkejut kemudian menahan dengan pedangnya.

"Dia semakin cepat." Batin (y/n)

"Menjauh dari mereka." Gadis itu menyerang dengan pedang es miliknya.

"Ini diriku? Kenapa menyeramkan?" Batin Kokushibo yang melihat dari pedang (y/n)

Gyomei ikut menyerang dari belakang membuat Kokushibo terlempar ke Sanemi tentu saja ia akan mengeluarkan teknik anginnya. Lagi-lagi ia melihat dirinya sendiri di pedang Sanemi dengan wajah yang lebih mengerikan dari sebelumnya.

Dorrr.

Sebuah peluru yang ditembakkan oleh Genya mengenai Kokushibo membuat para pilar lain berkesempatan memenggal kepala dan tubuh iblis bulan atas.

Kokushibo menjadi kesal saat ini karena terus dikalahkan para pembasmi iblis, ia mencoba regenerasi lagi namun tidak bisa.

"Fuuh.." (y/n) mengambil pedang miliknya kembali.

"Kau melakukannya dengan baik." Kata Gyomei datang menghampiri (y/n).

"Kalian sudah melakukan yang terbaik." Kata (y/n).

"Cih." Sanemi hanya mendengus.

"Kita harus ke tempat Muzan." Kata Gyomei.

"Aku ikut."

"Tidak Genya." Larang Sanemi.

"Muichiro bawalah Genya, aku ingin kalian mengobati tubuh kalian." Pinta (y/n).

"Baiklah, diriku tidak ingin merepotkan kalian saat aku disana." Ucap Muichiro.

"Kami berdua mengerti." Mereka berdua saling membantu satu sama lain untuk berjalan.

"Sudah cukup, kalian sudah sangat membantu ku." Kata (y/n) membuat mereka berdua menoleh.

"Kalian harus.. bunuh Muzan!" Ucap mereka berdua bersama.

"Ya kita akan membunuhnya." Kata Gyomei kemudian pergi dengan (y/n) dan Sanemi.

***

"Oh tidak." Gumamnya.

"Ada apa?" Tanya Gyomei.

"Para pemburu iblis telah dibunuh oleh Muzan sepertinya ia akan bangkit!" Kata (y/n) yang melihatnya.

"Apa! Kita harus cepat!" Sanemi terus berlari kencang.

"Keberadaan Tamayo-San menghilang." Batin gadis itu.

"Tunggu, kastilnya berubah." Kata (y/n) yang masih berlari.

"Apa maksudmu?" Sanemi tidak mengerti.

"Yushiro!"  Batin (y/n).

"Lewat sini." Suruh (y/n) setelah mendahului mereka berdua.

Blam!!

"Hah dia ini.." Gumam Sanemi terkejut melihatnya.

Dinding kastil tersebut hancur ketika (y/n) menghancurkannya. Saat ini mereka bertiga sudah ada dihadapan Muzan, ada Tanjiro, dan Giyuu yang baru datang. Sepertinya Rengoku terpisah dengan mereka berdua setelah melawan Akaza.

"Kalian tidak menyerah."

"Aku muak dengan kalian yang selalu bilang akan membalaskan dendam."

"Diriku sudah kehilangan kesabaran."

"Beruntung kalian masih hidup." Kata Muzan yang terus berbicara.

"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?" Kata Tanjiro menahan kesal.

"Kau tahu? Aku yang muak denganmu." (y/n) mengucapkan dengan menggenggam pedangnya.

"Kau cari mati ya Muzan?" Sanemi sudah begitu emosi mendengar perkataan Muzan.

"Matilah kalian." Kata Muzan mengeluarkan serangannya.

Muzan menyerang para pembasmi iblis yang ada disini. Jarak serangan Muzan begitu luas susah untuk didekati.

"Pilar haori bergaris dan pilar wanita sepertinya sudah mati ditangan bawahanku."

Mereka semua terkejut mendengarnya bahkan (y/n) sendiri. Gimana tidak terkejut kalau yang ia lihat saat ini mereka berdua masih hidup.

"Tidak mungkin." Kata Sanemi.

"Aku sudah melihatnya sendiri." Kata Muzan santai.

Mereka menyerang bersama namun Muzan kembali menyerang membuat jangkauan mereka jauh. Tanjiro terus berlari untuk menghindari serangan Muzan.

"Hentikan!"

"Siapa dia?"

"Tidak mempan!"

"Bukannya mereka berdua sudah mati?" Batin Muzan bingung saat ini.

"Nakime apa yang kau lakukan?!"

Sebuah ruangan yang para pilar tempati begitu luas untuk melawan Muzan. Ia kesal dengan apa yang Yushiro lakukan, Muzan membunuh Nakime kemungkinan kastil ini akan roboh!

Lost || Kimetsu No Yaiba [Gyomei Himejima]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang