C | 25

1K 155 18
                                    

"Dasar tidak berguna!" maki Eunwoo pada dua orang anak buah yang diketahui adalah pimpinannya. Jelas tergambar kekesalan akibat kegagalan yang ia capai.

Di sofa mewah itu, Go Sewon duduk dengan tegap dan menatap diam lurus ke depan. Istrinya bahkan tak berani mendekati pria paruh baya yang sedang dalam kuasa kemarahan.

Eunwoo memijat dahi, kepalanya pusing memikirkan semua akibat yang akan mereka tanggung nantinya. Ia melirik ke arah Go Sewon, berdesis kesal dengan suara pelan.

Selama ini dia sering melawan dan berperilaku kasar pada ayah angkatnya itu. Ia memang tidak pernah patuh karena kebencian besarnya. Namun mereka sudah sepakat untuk mencapai sesuatu, maka mereka harus bekerjasama. Namun ia baru saja menghancurkan itu.

Ia berjalan dengan sedikit cemas di dada untuk menghampiri Sewon. Ditelannya saliva sendiri, "mereka memang tidak berguna, harusnya aku menggunakan orang yang lebih baik" tuturnya tidak mau mengakui kesalahannya sendiri.

Sewon mengalihkan pandangan tajamnya pada Eunwoo, rahangnya mengeras dan ia kemudian berdiri.

PLAKK...

Eunwoo terdiam memegangi pipinya yang amat sakit. Tamparan itu sangat kuat hingga suaranya bahkan mengagetkan semua orang dalam ruang tamu. Ia bahkan hampir terjatuh jika bukan karena berhasil bertumpu pada meja.

Pria tampan itu bangkit, "aku tidak tahu ka-" omongannya terpotong kala kedua pasang mata itu bertemu tatap.

Tatapan Sewon sungguh jelas mengisyaratkan tidak ada ampun lagi. Nafas pria paruh baya itu bahkan mulai tidak beraturan karena terlalu marah.

"Tenanglah ak-" dan PLAKKKK...

Tamparan tidak sudah kuat sedangkan ini jauh lebih kuat lagi. Eunwoo sampai tersungkur di lantai.

"Setelah menghancurkan semuanya kau masih bisa bicara seperti itu, bodoh!" ia menarik kerah Eunwoo dan tamparan ketiga mengenai pipi Eunwoo.

Bahkan istrinya tak berani ikut campur. Wanita itu hanya bisa diam ketakutan dan menangis. Eunwoo kembali tersungkur, ada darah si sudut bibirnya. "Setelah ini kau pikir dia akan membiarkan kita hidup? Bahkan aku saja tidak pernah berani menyentuh Sehun dengan cara sebodoh ini, Go Eunwoo!"

Eunwoo berusaha bangkit, kepalanya pusing karena tenaga yang dikerahkan Sewon tidak main-main. Sepertinya kemampuan bela dirinya saat muda masih menyimpan tenaga yang amat kuat di usianya yang tidak lagi muda.

"Ma-maafkan aku" akhirnya dua kata itu terucap juga. Eunwoo berdiri dengan kepala tertunduk, ia tidak bisa beralasan lagi.

Saat kegaduhan itu terjadi, dua anak buah Sewon lainnya datang membawakan box hadiah berwarna hitam berukuran cukup besar.

Pria paruh baya yang awalnya ingin menghajar Eunwoo lagi menghentikan aksinya. Ia menghardik mereka berdua.

"Bos, ada kiriman untuk anda dari pengirim anonim" ujar anak buah yang tidak membawa box.

"Hadiah? Berikan padaku"

Lalu anak buahnya meletakkan box itu di meja. Sewon pun memeriksa luaran box itu, tidak ada sama sekali tulisan atau surat di atas penutup box. "Buka!" perintahnya pada Eunwoo dan dituruti.

Ketika Eunwoo membuka itu, ia langsung terperanjat melihat isinya. "Oh shit" pekiknya terkejut melihat ada kepala wanita di dalam itu.

Sewon pun ikut melihatnya karena bingung melihat respon Eunwoo. Dan ia pun sama terkejutnya dengan anak angkatnya itu. Semua orang pun yang melihat tidak terkecuali siapapun tidak bisa untuk tidak terkejut.

"Sialan! Siapa yang berani mengirim ini!" maki Sewon entah pada kedua anak buahnya.

Namun berbeda dengan Eunwoo, ia seperti tidak asing dengan rambut panjang pada kepala itu. Ia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena tertutup rambut panjang berwarna coklat tua itu.

Criminal | Little HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang