C | 31

804 103 7
                                    

"Waktunya sudah dekat ya nona" ujar bibi Eun dengan senyuman bahagia seraya memasang mainan di sekitar ranjang bayi.

Bibirnya mengerucut dan ia mengangguk pelan, "iya bi rasa takutku juga semakin besar" ujarnya dengan nada yang menggambarkan kebimbangan.

Bibi Eun memandangi Jisoo, "tidak apa-apa nona, ini persalinan pertama wajar jika nona takut"

Jisoo mengangguk, "ya bi" memang benar ia mencemaskan hal itu. Ia pasti menghawatirkan rasa sakit itu tapi ada ketakutan lain dalam batinnya.

Mereka menghabiskan waktu menghias kamar si buah hati yang tinggal menunggu hari untuk bernafas di dunia ini.

Selesai melakukan banyak persiapan itu, Jisoo dan bibi Eun pergi ke dapur. Wanita itu sangat haus, ia kelelahan melajukan aktivitas yang berat.

Ketika ia meneguk segelas air es, HP nya bergetar. Ia melihat satu notifikasi dari Sewon.

Kau sudah menemukan apa yang kita cari?

Jisoo melihat ke kanan ke kiri memastikan tak ada yang memperhatikannya.

Belum!
Dia terlalu waspada dalam menyimpan rahasia

Ia segera kembali ke kamarnya untuk beristirahat.

•••

Tangan besar dengan urat yang tampak sexy itu mengaduk wiski di gelas yang ia genggam sedangkan satu tangan lainnya bersembunyi di dalam saku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan besar dengan urat yang tampak sexy itu mengaduk wiski di gelas yang ia genggam sedangkan satu tangan lainnya bersembunyi di dalam saku. Tak ada ekspresi di wajah itu. Sulit mengetahui emosi apa yang dicerminkan dari raut wajah datar itu.

Toktok...

Ketukan itu bahkan tak mengusiknya. Terlalu tenang namun jangan pikir setenang itu.

"Sehun, aku datang"

Kalimat itu lah yang berhasil mengusiknya. Ia berbalik dan memperhatikan wanita hamil yang membawa tas berisi kotak bekal.

"Hei? Kenapa tak mengabariku lebih dulu?" Sehun menghampirinya, raut wajahnya menggambarkan perhatian.

Jisoo tersenyum manis dan turut menghampiri Sehun. Ia membiarkan Sehun mengelus perutnya terlebih dahulu sebelum menarik lengan pria itu duduk di sofa.

"Tadi ada urusan di daerah sini jadi aku pikir bawa bekal kamu aja sekalian" jawabnya dengan semangat.  Ia segera membuka bekal itu dan menyusunnya di meja.

Sehun tersenyum tipis melihat bekal yang Jisoo bawakan, ia segera mengambil sumpit dan memakan sepotong daging.

"Gimana? Enak gak masakan aku?" tanya Jisoo penasaran.

Tak ada jawaban, Sehun sibuk menyantap makanan yang hanya ia saja yang tahu rasanya.

Jisoo mulai kesal, ia mengguncang tangan Sehun "iihh jawab Sehun gimana rasanya?"

Memang sifat Sehun yang terlalu tenang sepertinya bahkan ia tak terusik dengan kelakuan Jisoo. "Lezat" satu kata yang muncul dari mulut itu.

Namun Jisoo malah curiga, wajah Sehun tak menggambarkan hal itu. Ia mengambil sepasang sumpit lain lalu memakan bekal itu.

Criminal | Little HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang