23. Raja yang licik

41 7 0
                                    

"Lisa kau.... awh..."

Rahma tersungkur kebelakang saat Lisa tiba-tiba menyerangnya.

Selin, Davit, Alex, dan Key, merasa tak percaya atas perilaku Lisa kepada Rahma, mereka ingin menghentikan Lisa namun tertahan karena prajurit didepan mereka terus menyerang.

"Lisa apa yang kau lakukan!!" Teriak Selin seraya menahan pedang lawannya

"Apa ini kau menghianati kami." Batin Alex

"kenapa kau membela Raja Piliv." Ujar Davit

"Aku benar-benar kecewa, jadi selama ini kau telah membohongi kami, kau telah menghianati persahabatan kami!!" Teriak Selin berusaha menahan air mata yang hendak keluar

Lisa menoleh kearah Selin sekilas seraya tersenyum sinis, "Kau bukan sahabat ku!!"

Rahma sangat terkejut mendengar kata itu keluar dari mulut Lisa, Dia juga dapat melihat bola mata ungu Lisa berubah menjadi hitam.

"Apa yang kau katakan kami semua sahabat mu, Lisa sadar lah sepertinya kau sudah terpengaruh oleh Raja Piliv."

Lisa menatap malas, dia mengeluarkan kekuatan nya dan menyerang Rahma, untuk kedua kalinya Rahma tersungkur ke belakang.

"Ha..ha.. kau dengar kan, sayang sekali orang yang selama ini kalian percaya ternyata menghianati kalian." Ujar Raja Piliv

"Diam kau! Aku tau ini pasti ulah mu, cepat kembalikan sahabat ku atau aku akan menghabisimu."

Rahma berlari untuk menyerang Raja Piliv namun gagal ketika sebuah serangan mengenainya.

"Ha...ha... ayo sini lawan aku ha..ha.."

"Lisa kenapa kau menyerang ku, sadarlah musuhmu itu dia bukan aku."

Rahma memegang perutnya yang terasa sakit ketika tubuhnya jatuh ketanah.

"Rahma kenapa kau tak melawan, jika kau terus seperti ini kau bisa kalah." Teriak Vivi seraya mengepakkan sayapnya

Rahma mendongkak keatas, "Vivi aku tidak bisa dia sahabatku aku tak mungkin melukainya!!"

"Untuk saat ini lupakan kalau dia sahabat mu anggap saja kalau dia itu musuhmu!!"

Rahma menggelangkan kepalanya, "Aku tidak bisa."

Dengan sisa tenaganya Rahma bangkit, dia menatap Raja Piliv nyalang, lalu menetap Lisa yang telah siap menyerang nya kapan saja, ia yakin setiap kali dia menyerang Raja Piliv Lisa akan langsung menyerangnya.

Oke sekarang kita pikirkan bagaimana ia bisa menyerang Raja Piliv tanpa harus melukai Lisa.

Sekelebat ide pun muncul, Rahma memejamkan kedua matanya.

Awhh...

Sayangnya Rahma terlalu lalu lama berfikir sehingga kesempatan itu dimanfaatkan oleh Raja Piliv untuk menyerangnya.

Uhuk..uhuk..

Rahma memuntah kan cairan kental berwarna merah, ia terluka sangat parah darah kental pun mengalir membasahi tanah, sekarang dia tak mempunyai tenaga sepersen pun untuk melawan Raja Piliv, bahkan untuk bangkit saja rasanya sulit.

"Ha...ha.. lihat sekarang kau sudah tak berdaya bagaimana bisa kau mengalahkan ku." Ujar Raja Piliv

Ia berjalan menghampiri Rahma yang sudah tak berdaya, ia membungkukkan badannya seraya merebut kalung bola kristal.

"Ha...ha.... sekarang bola kristal milik ku, dan tak kan ada seorang pun yang bisa mengalahkan ku! lihat lah Jesliyn dimana ramalan mu itu, dimana legenda yang ditakdirkan untuk menghancurkan ku!! dia bahkan tak berdaya bagaimana bisa dia mengalahkan ku jika kondisinya saja seperti itu ha...ha..."

Langit seakan-akan marah, banyak petir bermunculan, angin berhembus sangat kencang menerpa mereka.

Mereka berusaha menjaga keseimbangan agar tidak jatuh, Raja Piliv malah tertawa dia seakan akan menikmati penomena ini, bola kristal yang berada ditangannya mengeluarkan cahaya warna warni dari berbagai elemen, hingga bola kristal yang tadinya berwarna biru itu berubah menjadi warna merah darah, bola kristal itu melayang dan menembus didada Raja Piliv, setelahnya langit kembali normal seperti semula.

Kini semua pasukan acedemy sudah terkalah kan mereka semua terkapar tak berdaya, bahkan Vivi pun juga sama, salah satu sayapnya patah.

"Bawa mereka semua ke penjara!!!"

Para prajurit langsung mematuhi perintah Raja Piliv dan membawa mereka semua kepenjara bawah tanah.

"Maafkan aku semuanya aku telah mengecewakan kalian." Ujar Rahma sangat lirih hingga akhirnya dia tak sadarkan diri

💎💎💎

Tak..tak..tak..

Suara langkah kaki itu terdengar sangat nyaring di ruang bawah tanah, semua tahanan itu menoleh mereka menatap sinis saat mengetahui siapa yang datang.

"LEPASKAN KAMI!!" Teriak Selin mewakili teman-temannya

Awh...

Selin mengeluh saat tangannya tak sengaja menyentuh sel penjara yang terbuat dari sihir itu, panas sekali kulitnya seperti terbakar.

Mereka terpenjara dalam sel yang sama tak terkecuali Rahma, Piliv sengaja mengasingkan Rahma dari teman-temannya dalam sel yang lebih kecil, tangan dan kaki Rahma di borgol sehingga dia kesulitan untuk bergerak, darah ditubuh Rahma sudah mengering hanya saja sampai saat ini Rahma masih belum sadarkan diri.

"Cih... dasar lemah." Umpat Raja Piliv ketika melihat Rahma belum sadarkan diri

Key dan Davit berusaha menggunakan kekuatannya untuk menghancurkan sel itu namun nihil, sihirnya seperti telah diserap habis oleh Raja Piliv.

"Cek... kita bahkan tak bisa menggunakan kekuatan kami, lalu bagaimana kita bisa menghancurkan sel ini?" Ujar Davit

"Bu Andin apakah kau punya solusi?" Tanya Alex

Andin malah menatap Vivi yang menggelangkan kepalanya, "Tidak."

"Apakah kita akan terkurung selamanya disini? OMG aku sungguh tidak tahan ingin segera keluar dari penjara ini." Ujar Albred

"Sebaiknya kita tidak boleh nekat jika tidak kita akan terbakar." Ujar Vivi

"Tapi mau sampai kapan, kita tidak bisa terus menerus berada disini, pokoknya kita harus cari jalan keluar." Ujar Albert

"Caranya? Kita saja tidak bisa menggunakan kekuatan kita disini." Ujar Selin

"Aku yakin ada jalan keluarnya." Ujar Key seraya melirik Rahma yang terkapar tak sadarkan diri

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Hallo gays👋
Gimana kabarnya?
Udah sholat belom?
Udah makan belom?
Udah tidur belom?
Udah bantuin orang tua belom?
Udah nikah belom?
Udah suka sama ceritanya Author belom😁?

Gimana penasaran gak sama kelanjutan ceritanya, makanya kasih vote and coment nya biar Author tambah semangat nulisnya🤭

Academy Magical kristalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang