5.

224 20 1
                                    

Hampir enam bulan Adthia berada di asrama pelatnas, ia sudah mulai merasa betah, apalagi teman-teman dan kakak-kakak seniornya baik-baik, seru dan ramah juga, jadi tidak ada alasan untuk Adthia tidak betah berada di sana. Ya walaupun sejujurnya ia tetap masih merindukan rumah, ingin memeluk orangtuanya dan menceritakan semua yang dirasakannya selama empat bulan ini. Sebenarnya beberapa sudah ia ceritakan kepada Bundanya dan Tyla, tetapi tetap saja berbeda rasanya bercerita melalui ponsel daripada saat bercerita langsung.

Minggu depan akhirnya Adthia akan mulai mengikuti pertandingan internasional, setelah satu bulan sebelumnya pelatih mencoba melakukan pencocokan beberapa pasangan untuk ganda putri. Ia didaftarkan di turnamen Super 300 karena pasangannya di ganda putri merupakan salah satu kakak seniornya yang sudah memiliki ranking bersama pasangan sebelumnya, jadi ini adalah awal yang baik untuk Adthia, ia tidak perlu menunggu terlalu lama untuk dipasangkan dan pelatih melihat potensinya bahwa ia cocok dipasangkan dengan kakak seniornya, Arabella.

Jika boleh dijelaskan sedikit, dalam dunia badminton sendiri turnamen dalam badminton terbagi ke dalam 3 level berdasarkan peraturan yang dikeluarkan BWF (Badminton World Federation). Pertama, Grade 1 terdiri dari beberapa major event seperti Olympics, Thomas dan Uber Cup, Sudirman Cup, BWF World Championships, BWF World Junior Championships. Kedua, Grade 2 dinamakan bwf World Tour yang terbagi ke dalam 6 level. Level 1 bwf world tour - finals, level 2 Super 1000, level 3 super 750, level 4 super 500, level 5 super 300, level 6 super 100. Sedangkan yang ketiga yaitu grade 3, terdiri dari Continental Circuit (International Challenge, International Series, Future Series).

Major events sendiri pelaksanaannya hampir ada di setiap tahun, seperti Olympics diselenggarakan 4 tahun sekali, Thomas dan Uber Cup diselenggarakan di tahun genap contohnya seperti Thomas Uber Cup tahun 2020, 2022 kemarin, sedangkan Sudirman Cup dilaksanakan di tahun ganjil. Kejuaraan dunia atau bwf world championships diadakan setiap tahun.

Untuk pasangan baru di semua sektor biasanya akan mengikuti grade 3 untuk mengumpulkan poin awal supaya nantinya bisa mengikuti turnamen grade 2. Kasus Adthia sendiri sedikit berbeda, meskipun ia baru melaksanakan turnamen internasional di level senior, tetapi karena pasangannya sudah memiliki ranking bersama pasangan sebelumnya, jadi ia dan Arabella bisa menggunakan point dari ranking Arabella bersama pasangan sebelumnya. Adthia bersyukur sekali pelatih memilihnya untuk berpasangan dengan Arabella yang tentu saja sudah berpengalaman di turnamen internasional dan memenangkan beberapa pertandingan S100, S300 dan S500. Semoga saja ia bisa mengimbangi kemampuan Arabella, walaupun ia masih baru di sini. Pelatih sudah percaya padanya untuk menjadi pasangan Arabella, jadi ia harus menggunakan kesempatan ini dengan sebaik mungkin. Ia harus lebih gigih dan rajin lagi untuk berlatih daripada sebelumnya, walaupun sebenarnya intensitas latihan di Pelatnas juga sudah lebih berat dibanding di klub sendiri.

***

Enam bulan bukan waktu yang sebentar tapi bukan waktu yang lama juga, apalagi rutinitas atlet tak jauh dari berlatih dan berlatih dari pagi sampai malam. Tentu saja kehidupan di Pelatnas lebih tertata lagi dibanding saat di klub. Jika di klub mendapat dua kali jadwal pelatihan dalam satu hari, maka di Pelatnas mendapat 3 kali pelatihan dalam satu hari.

Senin sampai jum'at sendiri Adthia mengawali harinya dengan bangun pagi, mandi, shalat shubuh, dan bersiap untuk berlatih sekitar pukul 6 pagi. Kemudian pemanasan dan berlatih sampai pukul 11 siang, lalu beristirahat, makan dan shalat. Pukul 1 siang kembali berlatih dengan program yang tentu saja sudah disusun oleh pelatih sampai pukul 3 sore. Kembali beristirahat dan kemudian pelatihan terakhir dimulai setelah magrib sampai pukul 08 malam. Rasanya memang lebih melelahkan dibanding saat di Klub, tetapi tentu saja Adthia harus terbiasa dengan itu, dan sepertinya sekarang ia sudah mulai terbiasa dengan jadwal yang cukup padat seperti itu. Mungkin hanya satu bulan awal ia merasa agak kesulitan untuk beradaptasi. Di hari sabtu, berlatih hanya setengah hari, dan hari minggu tidak ada jadwal latihan atau bisa dibilang libur.

Apalagi lima hari lagi jadwal keberangkatannya untuk mengikuti pertandingan S300 di Finlandia, bersama partner baru sekaligus seniornya, Arabella. Latihan biasanya akan lebih difokuskan dan lebih berat dari latihan biasanya, untuk persiapan, karena setelah Finlandia ada pertandingan s100 dan s300 lain di beberapa negara di Eropa, jika dijumlahkan mungkin ada 4 pertandingan.

"Hah, akhirnya bisa rebahan juga." Gumam Adthia pelan sesaat baru saja ia merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia baru saja selesai mandi.

Beberapa menit Adthia menikmati waktunya dengan hanya terdiam memandangi langit-langit kamar asramanya, akhirnya ia menggerakan kepalanya dan beralih menatap ranjang single sebelah kanannya, ternyata Natya--teman satu kamarnya-- belum juga masuk ke kamar padahal waktu menunjukan pukul 9 malam. Natya seumuran dengan Adthia tetapi lebih dulu masuk pelatnas, sehingga ia lebih dulu menempati kamar ini. Natya memang jarang sekali di kamar, ia biasanya berada di ruang tamu asrama sibuk dengan novel dan ponselnya jika punya waktu luang, jadi karena itu juga Natya belum menyadari bahwa penulis favoritnya adalah Ibu dari Adthia. Aneh memang kedengarannya, tapi beberapa kali Natya memang pernah masuk kamar saat Adthia menelpon atau video call keluarganya, tetapi tidak pernah melihat dengan jelas orangtua Adthia.

Adthia langsung memposisikan tubuhnya menjadi terduduk saat mendengar suara dering ponselnya, kemudian meraih ponselnya yang berada di nakas yang terapit ranjangnya dan ranjang Natya.

"Wa'alaikumusalam, bunda. Alhamdulillah Thalia sehat. Oh iya, hari minggu beneran jadi ke sini 'kan bun? Sama ayah sama naufal juga 'kan?"

"Insyaallah jadi. Iya sama ayah sama naufal, bahkan Tyla juga ikut. Oh iya, Thalia sudah siapkan semuanya?"

"Sudah, Bun."

"Vitamin, obat-obatan udah disiapin juga?"

"Insyaallah sudah semua bunda, jangan khawatir sama panik. Beberapa hal yang harus dibawa juga udah dikasih tahu sama senior lain yang sering tanding ke luar negeri, jadi Insyaallah semuanya sudah siap dan lengkap." Tutur Adthia sembari menyunggingkan senyumnya, padahal dalam hati ia sedikit kesal karena sang bunda yang sedikit bawel menanyakan bagaimana persiapannya menghadapi pertandingan S300 pertamanya di negara Finlandia.

Ya masih bisa dikatakan wajar Fathia sebagai Ibu menanyakan hal-hal yang akan dibawa putrinya pergi pertandingan sedetail itu, tapi tentu saja Adthia juga sedikit kesal hampir setiap menit ditelpon atau dichat Bundanya menanyakan hal-hal yang sudah ia siapkan, bahkan sudah rapih masuk koper. Videocall atau telpon memang tiap hari Adthia lakukan dengan keluarganya, tetapi ketika ia memberi tahu bahwa ia akan bertanding, yang biasanya menelpon dua kali dalam sehari, sekarang bisa berkali-kali saat ia beristirahat. Tetapi ya memang seperti itulah Bundanya, dulu saja saat ia masih berada di klub, jika ada pertandingan luar kota atau pertandingan junior si luar negeri, Bundanya yang akan sibuk mengabsen barang-barang yang harus dibawa. Jadi ketika kini harus Adthia sendiri yang mempersiapkan, Fathia agak sedikit khawatir jika putrinya ketinggalan suatu barang yang cukup penting untuk Adthia nantinya.

"Besok bunda cek ya, kalau ada yang kurang, kamu bunda jitak ya."

"Bunda gak percayaan banget sama anaknya sendiri. Silahkan aja besok cek, insyaallah sudah lengkap semua. Bun udah dulu ya, hari ini latihannya capek banget, pengen tidur cepet. Maaf ya gak bisa videocall lama-lama kayak biasanya. See you besok, Adthia udah kangen banget sama Bunda, Ayah dan Naufal. Assalamu'alaikum."

"Iya, udah sholat 'kan? Langsung tidur ya, jangan scroll sosmed dulu. Wa'alaikumsalam."

Bersambung

Selesai ditulis pada hari Sabtu, 3 September 2022, pukul 20.38 wib.

Ada yang inget cerita ini? Akhirnya bisa nulis part selanjutnya🤭

Dia, Adthia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang