1

616 14 0
                                    


Mohon maaf jika beberapa part kedepan seperti tidak menyambung dengan part berikutnya. Awalnya cerita ini sangatlah berbeda dari sebelumnya . Berhubung menginginkan hal yang menantang , dengan bodohnya menulis dengan acak.

Cerita ini terbit karena keliaran dalam otak .


Part 1

" mommy... apa palo ndak oleh cekolah di cana?"

Pria manis itu menatap anaknya yang menarik baju yang ia pakai. Pria itu tersenyum dan berhenti untuk mencuci piring.

" tentu boleh sayang... siapa yang tidak membolehkan varo sekolah di sana?" Tanya pria manis itu dan menangkup kedua pipi anaknya.

" tata bu gulu mom.. telus tata temen palo, palo ndak unya daddy.. palo unya daddy kan mom?" Tanyanya sambil menatap pria manis itu dengan berkaca kaca.

Pria manis itu menahan perih di hatinya saat sang anak menanyakan sang ayah. Dan apa tadi ? Guru varo tidak membolehkan sekolah di sana?

Ya memang mereka miskin dan sekolah itu memang kelas menengah atas . Tidak bolehkan seorang ibu memberikan tempat sekolah yang terbaik untuk anaknya? Dirinya memang miskin tapi ia berusaha tepat waktu untuk membayar sekolah dan ia tak pernah menunggak.

" sayang .. daddy sedang bekerja di luar nengri.. suatu saat akan pulang menemui varo .. maka dari itu varo harus belajar sungguh sungguh agar daddy bangga kepasa varo.. "

" tentu mom.. palo atan beljar cunguh cungguh .. telus luar negi itu di mana mom? Apa jauh?"

" luar negri itu sangat jauh sayang... harus naik pesawat ke sana... "

" waah.. ecok talo daddy ulang palo atan inta daddy awa alo aik pecawat.. husss.. palo telbang... " anak kecil itu berlari lari sambil merentangkan tangan seakan akan ia terbang.

Pria manis itu menatap sedu anaknya. Anaknya adalah alasan menggapa ia hidup . Ia tak punya siapa siapa selain anaknya.

Sebenarnya ia tidak tau dimana ayah dari anaknya. Dia adalah ibu sekaligus ayah untuk anaknya. Dia seorang chef di restoran kecil di kota ini. Ia tak pernah di terima di tempat restoran restoran besar karena alasanya masakannya kurang memuaskan. Tapi untung saja ia di terima di restoran ini walapun kecil setidaknya ia bisa mencukupi dirinya juga anaknya.

" mommy.. apa ecok palo akan ke anti ? " pria manis itu menangguk sambil tersenyum.

Setiap setelah sekolah varo di titipkan di panti asuhan dan untung saja ibu panti sangat baik jadi ia boleh menitipan varo. Apalagi tak jarang pria manis itu membawa bahan makanan dan memasakkan masakan enak untuk anak anak panti.

" yeay.. tetemu mama..." varo memanggil ibu panti dengan sebutan mama seperti anak anak panti lainya sedangkan dengan pria manis itu ia memanggil mommy.

" nah sekarang kita tidur boy.. sudah malam.."

" entu mom... tapi palo boleh nenen?" Tanya sambil menatap sang ibu dengan tatapan memohon.

" varo sudah bersar sayang.... dan asi mommy sudah tidak keluar sayang.. bagaimana dengan mommy buatkan susu kotak?" Tanyanya sambil tersenyum ia tak mau mengecewakan sang anak.

" hah.. palo mau mom.. palo unggu di amal ya mom... " ucapnya sambil berlari menuju kamar. Sama ibu hanya tersenyum melihat tinggah anaknya yang menggemaskan.

Setelah selesai membuatkan susu ia lantas menghampiri sang anak yang kini duduk di kasur sambil tersenyum.

" uh.. menggemaskan sekali anak mommy.. ini susunya sayang.. "

my wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang