Perkataan Mira kali ini benar benar dipertimbangkan oleh Oniel. Ia hanya punya waktu 2 minggu. Atau paling lambat setidaknya seminggu, untuk memutuskan hubungannya dengan Shani.
Gadis bergigi kelinci itu sedari tadi mondar mandir di dalam kamarnya, memikirkan harus dengan kata kata apa ia meminta Shani untuk menemuinya. Dan apa yang harus ia katakan saat nanti bertemu.
"Duh, anjir, gue kenapa gak bisa mikirin kata katanya sih?" Gumamnya sambil mengacak rambutnya sendiri, "Mana Kak Mira juga gak sekalian ngasih kata katanya lagi,"
Oniel duduk di ranjang, menatap handphone yang sedari tadi ia genggam. Akhirnya ia putuskan untuk membukanya, menuju kontak Shani dan menekan icon telepon.
Jantungnya tiba tiba berdegup lebih kencang dari biasanya. Adrenalinnya seolah berpacu, menyuruhnya untuk nekat. Mengeluarkan kata kata apa saja yang ada di benaknya nanti.
Setelah nada dering yang cukup panjang, suara Shani terdengar, "Halo, sayang. Kok tumben banget nelepon duluan malem malem? Ada apa?"
Oniel menghela nafasnya samar, berusaha mengusir rasa gugupnya, "Gakpapa. Aku cuma kangen."
"So sweet banget sih. Kita ketemu tiap hari di kantor loh,"
Oniel tertawa canggung, "Gak tau. Tiba tiba kangen aja. Gakpapa kan?"
"Ih, ya gakpapa dong. Masa aku ngelarang pacar sendiri buat kangen sih?" Tawa Shani terdengar. Tawa yang justru membuat Oniel merasa tidak sanggup mengatakan yang selanjutnya.
"Ci, kamu kapan kira kira ada waktu senggang?" Tanya Oniel. Jari jarinya bergerak mengetuk ngetuk meja nakas, berusaha membuat dirinya sendiri tidak gugup dan tetap stabil.
"Hmm, kapan ya? Sabtu mungkin,"
"Beneran?"
"Iya, sayang. Kenapa sih? Mau ketemu?"
"Iya." Jawab Oniel mantap, "Kita harus ketemu."
"Lucu banget sih. Kangen banget ya sampe harus gitu?" Tawa Shani terdengar lagi, "Yaudah, aku tunggu Sabtu malem ya. Di tempat biasa. Gimana? Bisa kan?"
"Iya. Bisa."
"Udah cuma mau ngomong itu?"
Oniel mengangguk, meskipun tau Shani tidak akan melihatnya, "Iya. Cuma itu. Kita lanjutin nanti pas ketemu."
"Oh, gitu. Yaudah. See you hari Sabtu, My Baby Girl. I love you."
"See you and love you too." Bibir Oniel terasa bergetar saat mengucapkan itu.
Sambungan terputus. Oniel menatap layar handphonenya. Air matanya tiba tiba menetes. Ada rasa sakit menyadari bahwa ini mungkin kali terakhirnya menelpon Shani. Dan setelah ini ia harus melepasnya.
Oniel menghapus air matanya, "Jangan nangis. Demi kebaikan orang banyak." Gumamnya menenangkan dan menguatkanku diri sendiri.
*~"~*
Hari itu tiba. Oniel duduk di dalam mobil dengan gusar, matanya menatap ke luar jendela, melihat lampu jalan untuk mengalihkan perhatiannya. Ia menghela nafasnya berkali kali tanpa sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JKT48 Oneshoot Stories
FanfictionCerita Oneshoot (Bisa lebih) Sesekali ada chat editon Bisa berdasarkan refrensi kisah nyata kehidupan di teater lalu dikarang lagi atau ngarang betulan full