(Eve-Ashel) Only Today

1.2K 110 3
                                    

Ashel menyandarkan kepalanya pada kaca jendela bus. Matanya terus terfokus pada jalanan yang basah karena baru turun hujan. Ia merapatkan jaketnya karena udara yang masih terasa dingin. Sendirian di dalam bus ini membuat suasana menjadi semakin terdramatisir.

Bus berhenti di halte jalanan pinggir pantai. Ashel segera turun. Dan saat pijakannya sampai, senyum Ashel mengembang. Gadis putih berbadan mungil itu sudah menunggunya sambil melambaikan tangan. Ashel berlari pelan ke arahnya.

"Hai," Sapanya.

"Kak Eve udah lama nunggu?" Tanya Ashel.

Yang ditanya menggeleng, "Gak kok. Baru 5 menit lalu, tenang aja."

"Mau langsung?" Tanya Ashel.

"Ayok!" Eve menjawab dengan girang, membuat Ashel jadi gemas.

Eve menggandeng tangannya menuju ke festival pantai. Ashel memperhatikan genggaman itu dan tersenyum. Di festival pasti sangat ramai, Ashel takut tubuh mungil Eve hilang di keramaian. Meskipun mungkin pada kenyataannya, akan terjadi kebalikan, Ashel yang hilang.

Ashel mengernyit saat Eve berhenti di depan sebuah vending machine, "Ngapain?" Ia bertanya.

"Pengen aja." Jawab Eve kemudian memberikan Ashel satu kaleng kopi dan satu kaleng lagi untuknya.

Senyum Ashel kembali mengembang tipis menatap kaleng kopi itu. Tanpa berniat untuk membuka, ia memasukannya ke dalam saku jaket. Kemudian tangannya kembali menggenggam tangan Eve dan kembali berjalan mengelilingi festival pantai.

"Kita mau kemana dulu, Shel?" Tanya Eve sedikit berteriak karena suasana sangat berisik.

"Gak tau. Jalan dulu aja, nanti juga nemu," Balas Ashel. Eve hanya mengangguk.

Ramainya orang di festival pantai ini tidak membuat semangat Eve dan Ashel surut. Justru keduanya semakin senang dan semangat untuk menjelajahi berbagai hal di festival ini. Mulai dari makanan, permainan, hingga hal hal remeh. Canda dan tawa tak pernah lepas dari wajah keduanya yang terlihat sangat bahagia untuk hari ini.

Saat ini Ashel merasa bahwa dirinya adalah orang paling beruntung dan paling bahagia di dunia. Menghabiskan waktu bersama Eve, mengundang tawanya yang sudah lama tak ia dengar, dan tangan yang terus tertaut satu sama lain. Kalau bisa, Ashel sangat memohon agar waktu tidak berlalu dengan cepat.


*~"~*


2 jam berlalu. Eve merasa kakinya mulai pegal, Ashel pun begitu. Keduanya memutuskan untuk menjauh dari keramaian.

"Ngapain lepas sepatu?" Tanya Eve begitu melihat Ashel melepas sepatunya lalu ditenteng di masing masing tangan kanan dan kiri.

"Ayo kesana!" Ajak Ashel sambil menunjuk ke arah pemecah ombak, "Udah, ayo ikutin aja!" Ashel menyenggol bahu Eve agar segera bergerak.

Eve menghela nafas, mau tak mau melepas sepatunya mengikuti kemauan Ashel.

Begitu selesai, Ashel memindahkan sepatu kanannya jadi di sebelah kiri. Tangan kanannya yang sekarang kosong, ia pakai untuk menarik tangan Eve menuju pemecah ombak. Eve hanya pasrah, tapi bibirnya menyunggingkan senyum melihat kelakuan gadis yang lebih muda darinya ini.

Sampai pada ujung pemecah ombak, "Sini Kak Eve, duduk," Ashel duduk dan menepuk bagian kosong di sampingnya.

Eve menurut. Kaki keduanya dijulurkan karena ombak hari ini tidak terlalu besar. Air juga cenderung surut meskipun tadi pagi hujan.

Ashel kemudian tersadar akan sesuatu. Tangannya bergerak merogoh saku jaketnya, mengeluarkan sekaleng kopi dari Eve yang sedari tadi belum ia minum.

JKT48 Oneshoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang