(Flora) Seven Years and Voice

1.3K 119 32
                                    

"Lo tau gak sih, katanya setelah 7 tahun kepergian seseorang, kita tuh bisa lupa sama suaranya."

"Ha? Maksudnya?"

"Iya, jadi nih ya, gue pernah baca. Katanya kalo kita udah gak pernah denger suara orang itu selama 7 tahun, kita tuh bisa lupa sama suaranya dia kayak gimana."

"Hmm, bisa jadi sih ya."

Flora yang tadinya memandang hujan rintik rintik di balik jendela kaca besar, kini menoleh. Mengalihkan perhatiannya pada Jesslyn dan Kathrina yang sedang duduk bersebelahan.

Flora tidak ingat sejak kapan kedua gadis itu duduk di dekatnya, tapi percakapan keduanya jelas membuat ia tertarik.

Pikirannya tiba tiba mengawang. Teori 7 tahun dan suara. Seperti sebuah dejavu.






*~"~*






Hujan sudah berhenti. Flora masih setia berdiri di balik jendela kaca besar itu. Pandangannya sekarang kosong. Pikirannya masih mengawang.

"Flo,"

Flora tersentak. Terkejut dengan suara itu. Ia menoleh, menemukan Adel berdiri dengan sepasang sepatu yang ia tenteng di tangannya.

"You okay? Udah sepi loh, gak mau balik?"

Flora terdiam, sempat berpikir sudah berapa lama ia disini, sampai akhirnya mengangguk pelan, "Iya, bentar lagi. Lo duluan siap siap dulu aja."

Adel mengangguk, seolah tau gadis itu masih ingin sendirian, "Oh, oke." Katanya kemudian berbalik, meninggalkan Flora.

Bersamaan dengan menghilangnya Adel dari pandangannya, tangan Flora bergerak mengambil handphone di sakunya. Memeriksa jam, memastikan sudah berapa lama waktu berjalan saat ia melamun tadi. Lebih dari setengah jam.


"7 tahun juga kelamaan gak sih? Mana mungkin bakal sampe 7 tahun. Iyakan?"


Kata kata itu tiba tiba terngiang di kepala Flora. Kata kata yang ia ucapkan bertahun tahun lalu.

Jarinya tiba tiba bergerak, menuju sebuah file yang ia simpan dengan rapat dalam beberapa format dan folder. Flora mengecilkan volume handphone hingga hanya tersisa satu bar, lalu menghela nafas dalam dalam, sebelum akhirnya menekan file rekaman itu untuk diputar, kemudian menempelkannya ke telinga.



"Si kancil itu anak nakal, dia suka mencuri mentimun di ladang pak tani. Pak tani jengkel sekali sama si kancil..."


Suara itu masuk di telinga Flora. Suara berat nan sengau yang berusaha terdengar halus. Suara yang hampir tidak pernah ia dengar lagi setelah sekian lama.

Bukan sebuah percakapan yang spesial ataupun penting. Hanya sebuah cerita dongeng sebelum tidur, yang Flora ingat pernah diceritakan padanya saat ia bilang ia sulit tidur malam itu.

Rasa hangat merasuki relung hatinya. Sangat hangat. Terlalu hangat bahkan. Sampai membakarnya dan menyisakan sebuah sesak.



"Akhirnya, si anjing lari tunggang langgang, menghindari cambukan pak tani. Sedangkan si kancil sudah pergi jauh entah kemana. Tamat."



Rekaman itu selesai. Bersamaan dengan setetes air mata yang jatuh ke pipi. Dengan cepat Flora menghapusnya.

Ia kembali beralih ke layar handphonenya. Menatap file rekaman itu, yang sudah ia simpan sejak sekitar 8 tahun yang lalu.




"7 tahun juga kelamaan gak sih? Mana mungkin bakal sampe 7 tahun. Iyakan?"



Flora tersenyum getir. Kalimat itu jadi sebuah boomerang. Nyatanya, sudah lewat 7 tahun, tapi rasa yang tersisa itu masih ada. Sudah lewat 7 tahun, dan Flora masih merasakan takut akan melupakan suara itu, atau bahkan sosoknya.

"Seven years and im still missing you and your voice."










* ~ " ~ *







Coba tebak siapa yang Flora maksud??

Kalo ada yang bener, ntar saya update Interval. Kalo nggak, yaudah sabar sabarin aja.

Wkwkwk


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JKT48 Oneshoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang