Sudah bermenit menit Oniel terus menatap susu coklat pemberian Shani di tangannya. Gadis bergigi kelinci itu sekarang sudah ada di kelas, bersama Olla juga tentunya. Sebenarnya Shani sudah menawarkan untuk meminta izin pada guru piket agar ia beristirahat saja di UKS. Dengan kuasa Shani sebagai Ketua OSIS, jelas itu merupakan hal yang mudah. Tapi Oniel tidak mau.
"Diliatin mulu tuh, diminum kenapa?" Celetuk Olla gemas melihatnya.
"Tau. Kalau gak mau, buat gue aja." Lulu hendak merebutnya dari tangan Oniel. Namun Oniel lebih cepat menghindar.
"Itu dikasih? Sama siapa? Kok diliatin terus?" Tanya Flora.
"Dia dikasih sama Kak Shani." Olla yang justru menjawab.
"Dih, kok bisa?" Adel yang baru masuk ke kelas tiba tiba menimbrung.
"Tadi Kak Shani lagi main basket, pas ngelempar, eh kena kepala Oniel."
"Kasian banget bolanya." Perkataan Lulu barusan membuat Oniel memberikannya satu pukulan tepat di lengan.
"Trus kepala lo gimana? Masih sakit?" Tanya Adel memegang kepala Oniel.
Oniel menepisnya lalu menggeleng, "Cuma pusing dikit. Bentar lagi juga reda."
"Kalau masih sakit ke UKS aja, kan tadi Kak Shani ngomong mau tanggung jawab soal surat izinnya." Kata Olla.
"Wih, serius? Enak banget. Jadi pengen dilempar bola sama Kak Shani juga,"
"Makin geser otak lo yang ada, Del,"
"Flora jahat banget mulutnya sumpah."
Oniel tidak memperdulikan percakapan teman temannya. Ia kembali menatap susu coklat di genggamannya. Olla mungkin menganggap susu coklat itu sebagai tanda minta maaf, tapi Oniel tau alasan lain selain itu.
"Tadi pagi Gracia datang lebih awal."
Itu yang Shani bisikan tepat di telinganya. Oniel awalnya terdiam tidak mengerti. Namun setelah menatap Shani cukup lama ketika gadis itu mengompres kepalanya, Oniel jadi sadar sesuatu.
Rasanya ada yang mengganjal di hati Oniel ketika mengetahuinya. Ia tidak mengerti, tidak bisa diungkapkan juga, tapi rasanya sangat aneh.
Gadis itu kemudian memutuskan untuk meminum susu coklatnya. Menyesapnya perlahan sambil memejamkan mata, berusaha mengusir rasa nyeri di kepala yang tiba tiba kembali muncul.
*~"~*
"Pulang sama siapa?"
Suara itu mengagetkan Oniel. Ia menoleh dan mendapati Anin bersama dengan Gracia yang muncul entah dari mana. "Kak, ngagetin aja."
"Lagian jalan sambil bengong. Kesambet baru tau rasa." Balas Anin.
"Doanya gitu banget." Oniel mendengus, "Pulang sendiri naik motor, kayak biasa."
Anin hanya mangut mangut, "Kepalanya masih sakit? Ada luka gak?" Anin memegang kepala adik sepupunya itu.
Oniel menggeleng, "Udah gak sakit. Tadi katanya cuma memar, udah dikompres juga."
"Yaudah bagus. Tapi yakin bisa pulang sendiri? Yakin gak jatoh?" Anin memastikan lagi.
Oniel sampai berdecak samar. Ia mengerti kekhawatiran Anin, tapi ia pikir tidak perlu sampai secemas itu. Oniel cuma terkena bola basket, bukan tiangnya. "Iyaa, beneran. Kalo sakit kan tinggal dicopot aja kepalanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
JKT48 Oneshoot Stories
Fiksi PenggemarCerita Oneshoot (Bisa lebih) Sesekali ada chat editon Bisa berdasarkan refrensi kisah nyata kehidupan di teater lalu dikarang lagi atau ngarang betulan full