CINTA KITA 17

19K 2.2K 170
                                    

Hari esoknya, pada malam hari.

"Aneh, kenapa pintu gerbang depan gak ditutup?" gumam Adelio. Adelio menutup pintu gerbangnya, setelah itu dia berjalan masuk, saat depan pintu, dia juga kebingungan. "Acel abis keluar apa gimana si?!" Adelio langsung buru-buru masuk.

Dia berlari masuk ke kamarnya, dimana pintunya sudah terbuka. "Acel, kamu dimana?" Adelio mencari Acel.

Hp Adelio berdering, dia mengangkatnya.

"Istri anda bersama saya."

"Jangan sekali-kali, anda menyentuh istri saya. jika itu terjadi? saya pastikan, leher anda saya injak!" Adelio emosi saat ini, dia berfikir, siapa orang yang menculik istrinya.

Telfonan terputus tanpa jawaban.

***

Acel diikat pada kursi.

"Suami lo? gak akan bisa bantuin lo. dia gak tau tempat lo ada dimana sekarang."

"Sampai kapan? sampai kapan gue disini?!" cetus Acel. "SAMPAI LO MATI!"

Salah satu dari keduanya mengangkat dagu Acel. "tunggu disini, kami berdua akan kembali."

Setelah keduanya pergi, Acel melepas ikatannya dengan susah payah. akhirnya, ikatan tangannya terlepas. Acel meraba kantung celananya, dia ingat, jika hpnya berada disaku celananya. Acel mengechat suaminya, untungnya Adelio online saat dia chat.

"HEH!" mereka berdua melihat Acel yang memegang hp, salah satu dari mereka merebut hp Acel. mereka lempar hp tersebut hingga pecah.

Salah satunya mencengkram pipi Acel, tatapannya kali ini beralih pada bibir Acel. "mending main sama kita berdua, sayang! kalau cantik-cantik begini gak disentuh."

Acel menepis tangan orang yang mencengkram pipinya. "gue kali ini emang gak bisa jalan, gue bisa jalan? abis kalian!" mereka tertawa. "jangan belagu nona."

Keduanya memegang tangan Acel. karna Acel yang memberontak, Acel dihempaskan, hingga dia terbentuk dinding. Acel meringis, posisinya terkapar tengkurap. salah satu dari mereka menjambak rambut Acel, hingga Acel berdiri. nafas Acel terengah-engah, bibirnya sudah mengeluarkan darah.

"Gadis cantik, hari ini gua dan teman gua akan puas bermain dengan lo." kata salah satunya.

Orang yang mencengkram pipi Acel langsung menciumnya. meski ada pemberontakan dari Acel, orang tersebut berhasil menciumnya. Acel menangis saat ini, dia mengeluarkan air matanya.

"WOY!" teriak Adelio yang baru saja datang.

Adelio melihat istrinya yang sedang dicumbui, orang yang mencumbui Acel berhenti. keduanya menoleh pada Adelio. Acel terjatuh kebawah, meski hanya sebatas ciuman, Acel benar-benar seperti hancur. Adelio melihat Acel yang sudah tidak berdaya dengan dipenuhi banyak lebam dan darah dibibirnya.

"KALIAN APAKAN?! ISTRI SAYA?" ngegas Adelio. tanpa aba-aba, Adelio langsung melawan mereka.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Keduanya terkapar, "cabut!" mereka berdua langsung kabur.

Adelio ingin mengejarnya, namun, dia teringat istrinya. alhasil, dia tidak jadi mengejarnya. Adelio mendekati Acel, dia peluk Acel dengan erat. "iya Cel, ini saya."

Adelio mendirikan Acel, dia angkat istrinya bridal style. "kenapa aku seperti punya suatu ikatan yang begitu kuat Cel? ketika kamu nangis, aku selalu ingat sahabat kecil aku." batinnya dengan langsung berjalan.

***

Saat sampai dirumah, Adelio pergi ke kulkas untuk mengambil es cream. lalu, menuju kamar. Adelio meletakkan istrinya secara perlahan pada kasurnya, Acel duduk dikasur tersebut dengan terdiam.

"Makan es creamnya, jangan nangis." kata Adelio menyerahkan es creamnya, Acel mengambilnya.

Adelio mengambil kotak P3K, setelah itu, dia obati luka istrinya. Adelio mengobati Acel hingga selesai, setelah selesai, dia letakkan kotak P3Knya dinakas.

Acel menyodorkan es krim tersebut pada Adelio. "mam, mauuuu pokoknya!" rengek Acel. Adelio terkekeh, dia lahap, senyum tipisnya terlihat.

"Kamu masih ragu dengan cinta kamu ke aku? aku mohon sama kamu, jangan pernah ada niatan tinggalin aku, ya?" tanya Acel. Adelio mengelus rambut istrinya dengan perlahan. "jika dendam dihati ini sudah hilang, saya janji, saya tidak akan meninggalkan kamu. jadi, jika sewaktu-waktu sikap saya berubah, apa kamu bisa menahannya?" Acel mengangguk.

Beberapa jam kemudian, Acel masih belum bisa tertidur dengan nyenyak. dia membuka matanya, dia melihat Adelio yang masih bermain hp.

"Sayang.." Adelio melirik Acel sekilas, "apa?" jawabnya. "sayang!" panggil lagi Acel. "apa?" Adelio masih fokus pada hpnya. "sayanggg!!!" rengek Acel.

Adelio menghela nafasnya, dia matikan hpnya, dia letakkan dinakas.

Acel terduduk, Adelio memegang pipi istrinya, dia mengunyel-ngunyel pipi Acel.
"kenapa? sayangnya aku?" Acel cemberut. "main hp terus, kamu!" Adelio terkekeh. "jagung ngambek?" Adelio berhenti mengunyel-ngunyel pipi Acel.

Acel menatap datar pada suaminya. "kok gitu tatapnya? emang salah? saya panggil jagung? jagungnya Adelio Alfarenza."

"Gak mauuu!!!" rengek Acel.

Mereka berdua merebahkan dirinya, Acel mendekatkan dirinya pada Adelio. dia peluk suaminya dengan erat, dia sembunyikan wajahnya pada dada suaminya.

"Good night, jagung!" kata Adelio. Acel memutar bola matanya malas. "ya, singkong!" balasnya.





















VOTE, TIDAK MAKSA. HARGAI KETIKA SUDAH MEMBACA, TERIMAKASIH..

CINTA KITA END✓ [ TELAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang