The Devil #34

15.8K 1K 388
                                    

Seorang pria tampak mengobrak-abrik laci nakasnya, berharap sesuatu yang dicari dapat dilihat saat itu juga. Namun tidak peduli seberapa keras dia mencarinya, benda yang dicari tak juga ditemukan.

Ruangan kerja, kamar, bahkan ruang rahasianya pun kini sudah hancur berantakan.

“Sial! Dia mau membunuhku?” Rahangnya mengeras. Amarah membara dalam dirinya. Kehilangan flashdisk yang bisa membunuhnya saat itu juga benar-benar membuatnya murka.

Ia menarik kerah baju asistennya kemudian menghantam rahang pria itu dengan sekuat tenaga.

“Arghh! Sialan! Siapa yang mengambilnya huh?! Cari tahu sekarang juga. Kalau sampai satu video saja menyebar, aku bisa mati sialan!” Deru napasnya semakin memburu tak beraturan.

Si pria yang mendapat pukulan membungkuk. Walau sudut bibirnya berdarah dan rahangnya terasa akan patah, wajahnya tetap datar. Hal seperti ini sudah biasa didapatkan. “Saya baru mendapat laporan, Tuan Axel yang mengambilnya.”

“Sial!” Pria itu menyunggar rambutnya kasar. Dia menjatuhkan tubuhnya di sofa. Kepalanya terasa pening. “Dia sudah mulai membalas dendamnya?”

“Ya, Tuan.”

Pria bernama Calvin itu memijat pangkal hidungnya. Jeda beberapa detik sebelum dia menendang meja di depannya dengan kuat. “Kalau mau balas dendam, balas dendam saja! Kenapa membahayakanku, sialan?!”

Ia berteriak murka. Harusnya benda itu ia musnahkan sejak lama. Jika saja satu video tersebar, mungkin sesaat setelah ayahnya tau, kepalanya akan dipecahkan.

Haishh! Calvin membuang napas kasar. Di dalam flashdisk itu, semua video perlakuan buruk Arran pada Gea tersimpan. Jangan tanya ia dapat dari mana, Gea sendiri yang memberikan secara suka rela untuk mereka tonton bersama-sama.

Ia sudah berniat memusnahkan video itu, tapi Gea yang segala permintaannya akan dipenuhi dalam hitungan detik oleh ayah mereka, mengancamnya. Jika video itu musnah, ia juga akan musnah.

Calvin merasa kepalanya semakin berat. Saat Gea hidup, perempuan itu seperti malaikat untuknya, tapi kenapa sudah mati seperti ini, dia malah seperti malaikat maut.

Kalau dirinya ini langsung mati tidak masalah, tapi penyiksaan yang didapat sebelum mati rasa sakitnya benar-benar tidak bisa ia tolerir.

Gea ....

Apa perlu dia jelaskan tentang perempuan itu?

Geana Razendra nama lengkapnya. Kedatangan begitu tiba-tiba. Dan hal yang paling mengejutkan adalah ketika ayahnya—Alfred—mengatakan bahwa gadis yang tampak gila itu adalah putrinya.

Tidak heran memang jika tiba-tiba ayahnya membawa seseorang dan mengakan itu adalah anaknya. Calvin sendiri tidak tahu seberapa banyak saudaranya itu. Ayahnya suka bercocok tanam di mana saja.

Namun yang paling mengejutkan adalah ketika anak yang dibawa itu adalah perempuan. What the hell?! Bahkan semua orang dalam mansion juga tahu jika ayahnya akan selalu menyingkirkan janin dengan jenis kelamin perempuan.

Tidak jauh-jauh, bahkan adiknya sendiri dimusnahkan sebelum sempat melihat dunia ini.

Kedatangan Gea tentu saja menjadi pro dan kontra, terlebih, tidak ada yang pernah mendapat kasih sayang ayahnya sebesar Gea dan—Axel.

Namun dari banyaknya orang yang menunjukkan kebencian pada perempuan itu karena merasa ketidakadilan, Calvin justru senang, dekat dengan Gea membuat banyak keinginannya diwujudkan oleh sang ayah.

GEVANO [Living with the Devil]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang