✉️
Third POV
Bulan tampak terang benderang menghiasi langit temaram, memberikan secercah cahaya yang dapat membuat aktivitas pada malam hari masih dapat dilihat oleh banyaknya pasang mata walaupun yang ditangkap oleh indera penglihat hanyalah berupa bayangan remang.
Adanya pemadaman listrik membuat rumah yang gadis— wanita itu tempati menjadi gelap gulita.
"Kenapa gak tidur lagi?" seorang lelaki menghampiri si wanita yang tengah menatap sang rembulan yang kini menjadi sumber cahaya pada malam ini.
"Di dalem panas, mas." ucapnya.
Sang lelaki tersenyum, menatap sang istri dengan lembut meskipun tak dapat melihat paras menawan sang istri lantaran posisi wanitanya itu tengah membelakanginya.
"Mau idupin genset? Aku turun ke bawah dulu."
Saat sang suami hendak beranjak dari tempatnya berpijak, wanita itu menahan pergerakan suaminya.
"Kenapa?"
"Aku gak mau ditinggal."
Lelaki berhidung bangir itu kembali ke posisi semula, menatap sang istri yang kini ikut berbalik arah untuk menatapnya.
Ia tampak menghela napasnya sejenak, lalu mengulas sebuah senyuman yang teramat manis, sayang untuk diabaikan.
"Kenapa istriku?" sang lelaki memeluk tubuh kecil istrinya, memposisikan kedua tangannya berada di bahu wanitanya sambil sesekali mengusap pelan tengkuk sang istri.
"Gak tau, tiba-tiba akunya pengen nangis."
Mendengar keluhan sang istri, lelaki itu menjauhkan sejenak tubuhnya dari wanita itu, tampak senyuman kembali mengembang, "Apa jangan-jangan kamu hamil lagi?"
Wanita itu langsung menyikut perut sang suami. Yang benar saja? Baru melahirkan sekitar 2 bulan lalu dan kini harus mengandung darah dagingnya kembali, pikirnya.
"Gak mau ih mas! Anakku masih kecil."
"Anak kita." koreksi sang suami, wanita itu hanya membalasnya dengan anggukkan.
Namun tanpa banyak berkata, (y/n) kembali memeluk tubuh suaminya dengan erat.
"Aku takut."
"Apa yang kamu takutin, (y/n)?"
Wanitanya tampak mendongak untuk menatap wajah sang suami, matanya berkaca-kaca.
"Aku takut kamu tinggalin aku."
Sang suami kembali tertawa mendengar ucapan sang istri, tanpa sadar membuat istrinya kesal karena reaksinya itu dianggap meremehkan dirinya.
"Aku gak bercanda, aku gak butuh ditertawakan sama kamu, mas." ucapnya tegas, yang mana mampu membuat sang suami terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
《 Imagine 》
Fanfic[Bahasa] ❝This story about you with someone who you love, but maybe also with someone who you hate.❞ Started : December 29, 2019 End : • Imagine • Baku - Author's POV Highest rank: - 1 on #halu - 2 on #korean - 3 on #seungyoun - 6 on #yn - 6 on #jin...