《 Imagine 》

|22| Huang Guanheng (ex)

✉️

Third POV

"Spada!"

Sesosok makhluk tampan tengah berdiri di depan rumah minimalis bercat putih gading, lelaki itu senantiasa memperhatikan pintu yang tak kunjung terbuka.

Ia ketuk lagi pintu utama sang pemilik rumah, kali ini tanpa ampun, bahkan ia tampak menggedor-gedor pintunya dengan kencang.

"Woi yang di dalem, buka napa! Capek gua di depan nyapa lo baik-baik malah dianggurin."

Yap, sayang sekali. Lelaki itu memang sudah menunggu sejak 18 menit lalu tapi tak kunjung dibukakan pintu.

"Hitungan ketiga lo gak buka, gua pergi." ultimatumnya.

"Satu."

"Dua."

"Ti—"

Belum sempat mengucapkan kata terakhir, suara lelaki bernama Hendery itu terhenti akibat teriakan gadis dari seberang sana yang memanggil namanya.

"Dery! Ngapain lo di rumah kosong?"

Lelaki yang dipanggil Dery itu memicingkan matanya pada sumber suara, dan— ternyata oh ternyata—

Hendery salah rumah.

"S—sejak kapan lo pindah rumah (y/n)?" tanyanya pada gadis berambut sebahu yang di cat warna coklat yang kini tengah berdiri di depan pagar rumah yang Hendery datangi.

"Lah? Kapan gua pindah Der? Rumah gua emang di seberang kok dari dulu."

Gadis itu, gadis cantik yang selalu saja Hendery rindukan kehadirannya.

"Perasaan rumah lu di sini dah."

"Gosah ngaco Der, lu mau ngapain di rumah kosong hah? Lu mau interkomnya nyala terus makhluk astral dari dalem—"

"(y/n) sumpah gak lucu."

Gadis berusia 23 tahun itu hanya tersenyum senang melihat Hendery dengan wajah paniknya, ada kebahagiaan tersendiri rasanya melihat Hendery berteriak ketakutan.

Oh ya. Omong-omong, rumah di seberang memang minimalis, tetapi sudah 5 tahun tak ditunggu. Katanya sih memang ada penunggu, malah interkom di rumahnya pernah muncul sosok astral yang entah mengapa bisa muncul padahal dimensinya saja berbeda.