|29| Lee Felix (Daffodil)

2.8K 384 13
                                    

✉️












(y/n)'s POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(y/n)'s POV

Mati?

Actually, gua gak masalah jika harus dipanggil oleh yang maha kuasa lebih cepat, gua gak takut akan rasa sakitnya saat dijemput ajal.

Gua yakin gak akan ngebebanin jika gua gak ada, gak akan bikin kedua orang tua gua susah, gua gak punya tanggungan, malah gua yang jadi tanggungan mereka. Gua rasa, kehilangan gua gak akan bikin mereka larut dalam kesedihan, gak ada satupun orang yang punya kenangan terbaiknya bersama gua. Jadi gua pun gak merasa mereka akan terus larut jika gua gak ada.

"(y/n)! Apa yang mau lo lakuin?"

Dia,

"Gua mau pergi, ada atau enggaknya gua gak akan mempengaruhi kehidupan makhluk bumi."

Lelaki itu, ia menghampiri gua yang tengah berpegangan dengan teralis pagar gedung yang memuat 21 lantai ini. Ia memeluk erat tubuh gua dari belakang.

Gua sudah mati rasa, tak bisa lagi menikmati desiran aliran darah yang memompa keras jantung gua. Tak ada lagi rasa ketakutan yang membuat gua merasa bahwa jantung gua akan berdetak dengan cepat.

"Lo gak boleh pergi."

"Lo gak boleh meninggalkan dunia ini." lanjutnya.

"Tapi gua gak berguna."

Ia membalikkan tubuh gua ke arahnya, maniknya yang kelam berusaha menelusuri iris gua seakan matanya itu mampu mengorek isi di dalam pikiran gua.

"Lo berguna. Gua tanya, untuk apa Tuhan menciptakan sesuatu secara sia-sia?"

"Untuk menjadi paja—"

"Lo hanya perlu berkelana, berkelana lebih jauh mengenai arti kehidupan. Setiap individu yang dilahirkan itu memiliki tugas masing-masing dari Tuhan." suara rendahnya itu mampu menghipnotis gua, disertai rentetan kalimat tulus yang terucap dari bibirnya.

"Jadi diri sendiri, memperbanyak berbuat kebaikan. Lo akan diterima dengan baik di sana."

Oh, gua tau arahnya ke mana.

"Memutuskan untuk mati dalam keadaan tragis dengan cara bunuh diri bukan penyelesaian masalah, akan dipertanggungjawabkan apa yang lo perbuat. Mati itu rahasia Tuhan, jangan coba-coba untuk mendahuluinya."

Gua tersenyum miring.

"Keadaan mati lo seperti apa, itu sudah digariskan oleh-Nya. Jangan berbuat semau lo."

"Bisa karena sakit, kecelakaan, atau dicabut tiba-tiba. Tapi yang perlu lo tau, mati bunuh diri itu bukan sesuatu yang ada dicatatan-Nya, itu adalah takdir yang lo coba-coba lakukan sendiri.."

《 Imagine 》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang