000. Prolog

226 13 0
                                    

Gelap. Setelah kejadian tak sedap menimpaku secara bertubi-tubi, duniaku menjadi sangat gelap. Sunyi, dan tak berwarna.

Awalnya senyumanku selalu dipuja-puji oleh banyak orang. Namun saat ini, senyuman itu sudah menjadi barang museum. Mungkin dapat dikatakan seperti fosil di jaman purba.

Sekarang yang abadi hanyalah air mata. Dan yang tidak kuketahui, sampai kapan sumber daya air mata itu akan tetap ada. Mungkin beberapa waktu ke depan, air mataku yang setiap hari menemani hariku akan mengering.

Bagaimana tidak? Jika telah tujuh tahun lamanya, kejadian itu terus saja menimpa diriku.

Di depan dunia, keluargaku terlihat biasa saja. Tenang, seperti tak ada masalah di dalamnya. Tapi ketika sudah memasuki rumah itu, rumah yang enggan kusinggahi lagi karena terdapat berjuta kebenaran di dalamnya. Di rumah tersebut semua penghuni yang ada di dalamnya, mengeluarkan seluruh sifat dan latar belakang yang asli.

Aku sungguh lelah dengan semua ini. Terlebih harus menjadi sosok penenang bagi adikku yang usianya masih balita.

Inilah kisahku. Aku akan menceritakan seluruh kejadian menyakitkan yang bertubi-tubi kurasakan, selama tujuh tahun lamanya. Semua itu berawal ketika aku duduk di bangku kelas empat sekolah dasar.

Not Home : Bukan rumah yang diinginkan seluruh anak-anak.

Not Home [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang