•chapter 09

16.5K 874 11
                                    

Gus Zafran dan Alicia sudah tiba di tempat tujuan. Mall, mereka pergi ke sana untuk membeli pakaian.

"Kamu pilih, baju yang nyaman buat di pakai sehari-hari." Gus Zafran berucap sambil melepaskan tautan tangan mereka.

Alicia melihat-lihat model baju yang ia sukai. Gus Zafran juga sama, dia mencari baju pria yang akan dia pakai.

Gus Zafran membeli kemeja putih dan jas hitam, juga baju kaos berwarna hitam. Dia kembali teringat kepada mendiang Nabila dan keluarga nya. Dulu jika berbelanja, Nabila yang akan selalu merekomendasikan atau bahkan memilihkan baju untuk nya. Tapi kini wanita itu sudah tidak ada lagi di dunia ini.

"Gus ini bagus." Alicia datang dengan membawa kemeja berwarna coklat.

Gus Zafran menatap Alicia, dia selalu melihat sosok Nabila di dalam diri Alicia. Gus tersenyum manis, "iya ini bagus." Ia mengambil baju yang di bawa Alicia kemudian memasukkan nya ke dalam troli belanjaan.

"Kamu cuman segitu?"

"Iya Gus,"

"Sekalian beli baju yang bisa di pake keluar rumah." Perintah Gus Zafran.

Alicia melihat baju-baju yang akan ia beli, semuanya bagus dan bisa di pakai di luar rumah. Bisa juga untuk berjalan-jalan.

"Kamu kan mau kuliah, pilih lagi baju yang bisa di pakai ke kampus."

Alicia menatap Gus Zafran, ia fikir karena kejadian itu dirinya tidak akan melanjutkan pendidikan nya ke jenjang perkuliahan.

"Alicia, semua pakaian yang kita miliki akan di hisab di hari akhir. Jadi, gunakan pakaian itu untuk melakukan kebaikan."

Alicia hanya diam tidak mengindahkan ucapan suaminya. Ia berfikir, apa benar dia akan tetap melanjutkan pendidikan nya? Dulu dia sangat ingin kuliah agar bisa mengangkat derajat kedua orang tua nya yang sudah merawat nya hingga besar. Tapi sekarang, mereka telah pergi meninggalkan Alicia. Apa masih sanggup Alicia menjalani hari nya yang sebenarnya menyakitkan. Ia ingin berpisah dari Gus Zafran setelah mendapatkan gelar, dan kembali kepada kedua orang tua nya. Tapi sepertinya niat itu harus urung dan di kubur dalam-dalam, seperti ayah nya yang sudah terkubur di dalam tanah.

Dan Zayyan, dia tidak lagi mendengar tangisan bayi itu ketika lapar dan haus. Sejujurnya Alicia belum terbiasa dengan itu semua. Dia harus bisa berdamai dengan keadaan, menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, pertemanan yang baru dan jauh dari keluarga dekat.

"Alicia kenapa diam?"

Alicia membeo. "Oh engga Gus," pandangan nya masih kosong.

Gus Zafran memegang tangan Alicia menggunakan tangan kirinya yang bebas dari gips. "Kita pasti bisa menjalani semuanya sama-sama."

Pandangan keduanya beradu cukup lama. Hingga Alicia yang duluan memalingkan pandangannya karena matanya sudah panas.

'bapak sama ibu, yang Alicia anggap sebagai rumah udah engga ada. Sekarang Alicia mau pulang kemana? Gus Zafran?' Sangat mustahil karena orang itu menyukainya karena ia ada kemiripan dengan almarhumah istrinya. fikir Alicia dalam diam.

"Ayo makan es krim." Ajak Gus Zafran ingin menghibur istri nya.

Setelah membayar semua belanjaan, mereka kembali berjalan dengan bergandengan tangan. Banyak pasang mata yang memperhatikan interaksi mereka.

Alicia malu dan melepaskan genggaman tangan Gus Zafran. Gus Zafran menghentikan langkahnya, "kenapa di lepasin?"

"Malu Gus."

Gus Zafran memperhatikan sekeliling, "gapapa, lagian udah halal." Lelaki itu kembali meraih tangan Alicia dan menggenggam nya erat.

Gus Zafran bisa jadi cuek dan dingin, bisa juga menjadi hangat dan romantis. Pertemuan pertama nya dengan Nabila, Gus Zafran cuek dan berlaku dingin kepada nya. Layak nya cerita-cerita yang beredar di Wattpad.

Gus Zafran dan Alicia tiba di toko es krim. Alicia meminta es krim vanilla dan eskrim stroberi. Dan Gus Zafran membeli eskrim coklat.

Mereka duduk di kursi yang tersedia dan menyantap eskrim masing-masing. Gus Zafran seperti nya tertarik dan ingin mencoba eskrim milik Alicia.

"Nyoba dong."

Alicia memasang wajah heran, "ini?" Ia mengangkat eskrim nya.

Gus Zafran mengangguk.

"Tapi ini bekas Alicia gapapa? Gus beli lagi aja."

"Engga, saya mau yang itu."

Dengan terpaksa Alicia memberikan es krim nya. Dan Gus Zafran menjilat bagian yang sudah di jilat oleh Alicia.

"Hm, enak." Gumam nya pelan. "Mau coba yang ini?" Gus Zafran menawarkan es krim nya.

Alicia mencoba eskrim Gus Zafran, sejujurnya dia tidak terlalu suka rasa coklat.

Setelah makan eskrim, Alicia ingin makan topokki dan Gus Zafran menuruti nya.

••••

Di hari yang berbeda..

"Tuan..tuan.." bi Sumi berlarian memanggil Gus Zafran yang baru pulang kerja.

Gus Zafran memijat pelipisnya, "kenapa lagi bi?"

"Itu-itu," gagap bi Sumi.

"Itu apa bi?"

"Non Alicia manjat pohon mangga di belakang rumah gak bisa turun."

"Allahuakbar," Gus Zafran meletakkan tas nya di meja dan melonggarkan dasi nya, kemudian berjalan ke belakang rumah.

Di sana dia dapat melihat istrinya nangkring di atas pohon dengan memegang dua buah mangga. Alicia memang suka makan rujak dari jaman SMA. "Alicia ya Allah."

Alicia nyengir tanpa beban. "Gus, baru pulang?"

"Sini buruan turun!"

"Engga bisa turun Gus, gak punya tangga."

"Astagfirullah Alicia, bisa naik ga bisa turun gimana sih?" Gus Zafran heran, apa benar ini calon Maba di fakultas kedokteran? Kenapa tingkah nya seperti bocah TK.

"GUS BANTUIN AKU TURUN."

"Gus Zafran memikirkan sebuah ide, berhubung dia belum memiliki tangga, dan belum kenal dengan tetangga nya, dia memikirkan satu cara. "Alicia lompat,"

Alicia membulatkan matanya, "Gus mau Alicia mati? Ini tinggi Gus."

"Lagian siapa suruh naik di situ," Gus Zafran teringat pada Nabila yang takut ketinggian.

Tak lama, bi Sumi datang dengan membawa sebuah tangga lipat yang ia pinjam dari tetangga.

"Pake ini non," dia menaruh tangga tersebut di dekat pohon mangga.

Alicia berhasil turun. Perempuan itu di jewer pelan oleh suami nya. "Maaf Gus, lagian pengen."

Gus Zafran menggeleng tak habis fikir dengan pola pikir istri nya.

Terlepas dari kejadian itu, kini Alicia, Gus Zafran dan bi Sumi sedang berada di satu meja yang sama dan menyantap rujak yang telah bi Sumi buat. Mereka makan rujak sambil menonton acara televisi.

Gus Zafran mendengar sholawat dari handphone nya, dia menggunakan hetset agar Alicia dan bi Sumi tidak terganggu.

"Enak ya non?"

"Iya bi," Alicia menjawab seadanya. Besok adalah hari pertama nya menjadi mahasiswa. Gus Zafran mendaftar kan kuliah melalui jalur mandiri, dan lelaki itu sama sekali tidak menyayangkan uang nya untuk di pakai membayar uang pangkal kuliah Alicia.

Alicia tertawa saat melihat hal lucu di televisi. Dia tidak sedang menonton sinetron cinta-cintaan, melainkan menonton kartun Sofia yang tayang di televisi.

Gus Zafran menggeleng pelan, dia berusaha memaklumi istrinya yang baru lulus TK.



Duda Pesantren (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang