•chapter 17

14K 545 9
                                    

Setelah membersihkan pecahan kaca, Dimas kembali ke depan pintu kamar bos nya. Tok.. tok.. tok.. Dimas mengetuk pintu, tapi tak ada sahutan dari Zafran.

Dimas bersandar pada pintu sambil memandang rumah Zafran. "Bos, katanya mau nyelidikin pelaku pemerkosaan." ucap Dimas ragu-ragu. Dan ya, hal itu tidak di gubris oleh Zafran.

Untuk beberapa hari Dimas tinggal di rumah bos nya untuk berjaga-jaga kalau terjadi sesuatu kepada Zafran, karena bi Sumi tidak bisa mengurus Zafran sendirian. Zafran orang yang paham agama, Dimas yakin dia tidak akan senekad Alicia.

••••

Andina duduk sendirian di bawah pohon sambil membaca sebuah novel, sudah lama dia mencari sahabat nya yaitu Alicia, tapi tak kunjung menemukan nya. Kefokusan nya kepada buku teralihkan saat seseorang datang dan duduk di sebelah nya, dan orang itu adalah Raga.

"Kak Raga?"

"Lo pasti tau kedatangan gue karena apa, tolong kasi tau gue di mana Alicia. Udah seminggu dia gak masuk kampus." ucap Raga dengan wajah memelas.

Andina melepas airport yang terpasang di telinga nya, tapi dia mendengar apa yang barusan Raga ucapkan.

"Bukan nya gak mau kasi tau kak, tapi gue juga gak tau dia di mana. Hp nya gak aktif."

"Lo tau rumah nya di mana?"

"Gue gak tau, dia gak pernah bolehin gue main ke rumah nya."

Raut wajah Raga menunjukkan kesedihan. "Gak tau kenapa gue sayang banget sama dia, kalo bisa aja gue mau langsung nikahin dia setelah wisuda." ucap Raga lirih tapi masih terdengar di telinga Andina.

Andina merasa iba kepada Raga, tapi dia tidak bisa membantu apapun karena dia juga belum mendengar kabar Alicia.

Merasa tak ada hal yang perlu di bicarakan lagi, Raga pergi dengan perasaan sedih. Andina memperhatikan kembaran kekasih nya yang nampak tak bersemangat. Sebenarnya Andina dan Rafa belum resmi jadian, cuman semakin hari mereka semakin dekat apalagi setelah Andina menemani Rafa kondangan beberapa hari yang lalu. Rasanya terlalu manis untuk di kenang.

Andina segera menepis pikiran nya tentang Rafa, dia kembali teringat pada Alicia. Setelah bertengkar dengan nya tempo hari, Alicia seperti hilang di telan bumi. Andina membuka line obrolan nya dengan Alicia, dia mengetik sebuah pesan untuk sahabat nya.

Andina
Al, lo masi marah ya
sama gue? Maafin gue
dong Al, tapi gue butuh
kabar lo.

Setelah itu Andina kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas dan melanjutkan bacaan novel nya.

••••

"Bos ayolah, jangan begini! Udah seminggu bos ngurung diri sekarang waktunya melanjutkan kehidupan bos. Waktu bos Zafran masi berjalan walaupun nona Alicia udah gak ada." untuk kesekian kalinya Dimas membujuk Zafran agar tidak terpuruk dalam kesedihan.

Dimas dan bi Sumi saling pandang, mereka sama-sama menggeleng. Dimas bertekad kalau Zafran tak kunjung bangkit dia sendiri yang akan menyelidiki pelaku pemerkosaan.

Dimas turun ke bawah di susul oleh bi Sumi. Mereka berpisah arah setelah sampai di ujung tangga. Dimas jadi teringat kisah cinta nya yang juga tragis. Kekasihnya selingkuh dan rela mati demi menyelamatkan selingkuhan nya.

Dimas membuka internet, untung nya tidak ada yang mengetahui kasus bunuh diri yang di lakukan istri bos nya, kalau ada pasti orang itu akan menyebarkan nya ke sosial media dan menambah masalah menjadi rumit. Hanya bi Sumi, dia, dan bos nya sendiri yang tau kalau Alicia meninggal karena bunuh diri, selebihnya mengira kematian Alicia di sebabkan kecelakaan.

Sejujurnya Dimas tidak bisa menduga-duga apapun karena dia tidak tau kejadian secara detail sebelum Zafran dan Alicia pindah ke Yogyakarta. Dia tau mengenai tsunami, tapi dia tidak tau apa saja yang sudah di lakukan Alicia dan Zafran.

"Selain bos Zafran, di surat non Alicia menyebutkan nama sahabat lama nya. Apa mungkin dia bisa bantu cari tau siapa pelakunya?"

"Den Dimas ini jus nya di minum dulu." Bi Sumi meletakkan segelas jus buah naga di meja depan Dimas.

"Loh bibi kok repot-repot? Makasih ya bi, padahal saya gak minta."

Bi Sumi tersenyum ramah, "den keliatan nya capek, istirahat dulu."

"Engga bi saya gapapa," jawab Dimas setelah menyeruput jus buah naga nya.

Bi Sumi duduk di sofa, "saya gak nyangka non Alicia pergi secepat ini. Saya ikut sedih." bi Sumi teringat kandungan Alicia. "Kasian tuan Zafran, kehilangan istri dan anak nya."

Dimas mempertimbangkan suatu hal, "bi, saya mau jujur tapi bibi janji gak ngasih tau siapa pun?" Dimas menatap dalam bi Sumi.

"Apa itu den? Insya Allah saya amanah,"

Dimas menarik nafas panjang sebelum akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada bi Sumi. Dia menceritakan alasan Zafran jarang pulang dan pisah kamar dari Alicia, dan menjelaskan bahwa Alicia depresi hingga nekad bunuh diri. Bi Sumi yang mendengar hal itu pun merasa terkejut tentu nya, dia tidak menyangka kalau masalah yang di alami nona nya seberat ini.

Bulir air mata keluar dari mata bi Sumi, pasalnya dia sangat menyayangi Alicia layak nya putri kandungnya sendiri.

------

Berhubung kondisi Zafran belum membaik, Dimas lah yang menggantikan pekerjaan nya. Zafran tidak perlu mengkhawatirkan perusahaan nya selagi ada Dimas semuanya akan aman terkendali.

Dimas berpapasan dengan bibi Zafran yang menatapnya tak suka karena Dimas di anggap sebagai penghalang mereka menuju keberhasilan.

Dimas yang masa bodoh dan tak peduli tetap melanjutkan perjalanan nya. Bibi Zafran yang bernama Sarah sudah mendengar berita kematian istri Zafran tapi dia tetap tidak datang untuk mengucapkan bela sungkawa.

Sarah sangat berbeda dari kakak nya yang paham agama. Sudah berapa kali ayah Zafran mengingat kan kepada Sarah untuk menggunakan hijab, tapi wanita itu tidak mau menurut. Dan tetap hidup dengan pakaian keseharian nya.

Sejauh ini tidak ada yang berani menggelapkan uang perusahaan karena para pegawai di kantor Zafran jujur-jujur kecuali Sarah dan anak nya, meski mereka belum pernah melakukan penggelapan dana, tapi Dimas yakin mereka ingin melakukan hal tersebut.

Setelah memeriksa laporan keuangan dan lain sebagainya, Dimas pergi ke makam Alicia untuk berziarah. Entah kenapa tapi dia ingin pergi ke sana. Setibanya di sana, Dimas menabur bunga dan menanam beberapa tanaman di atas makam istri bos nya. Dia menceritakan betapa frustasi nya Zafran setelah Alicia pergi. Dimas berjanji di atas pusara Alicia kalau dia akan menyeret pelaku pemerkosaan ke jalur hukum. Bahkan jika bisa Dimas bertekad ingin menghukum pelaku dengan hukuman yang berat karena sudah merugikan kehidupan orang lain, yaitu kehidupan Alicia dan Zafran yang terkena imbas nya karena perbuatan busuk nya.

Bersambung....

Duda Pesantren (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang