P A R T 1 2

3.4K 312 16
                                        

“Bagaimana keadaan kamu, Arisha? Sudah lama ya kita tidak bertemu seperti ini. Oh iya, sekarang kamu satu kelas dengan Darka kan? Wah, hubungan kalian pasti makin dekat dong.” Liana tersenyum sumringah merangkul Arisha, berbeda dengan gadis itu yang hanya tersenyum tipis.

“Sekali lagi keluarga saya ingin memohon maaf atas kejadian di masa lalu. Untuk saat ini, kita dapat memulai semuanya kembali kan?” tanya Satya dengan Darka yang saat ini berdiri di sampingnya.

Arisha memalingkan wajahnya saat tatapannya bertemu dengan Darka. Laki-laki itu menghela napas, Arisha tentu akan semakin marah kepadanya karna perjodohan mereka nyatanya dilanjutkan kembali tanpa sepengetahuan gadis itu. Tetapi, saat ini Darka juga tidak mengetahui bahwa kedua orang tuanya kembali melanjutkan perjodohan mereka. Bahkan, malam ini orang tuanya mengatakan akan mengunjungi rekan bisnis. Karna itu, Darka juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa kedua orang tuanya menyembunyikan hal ini darinya.

“Tentu, kita bisa mulai kembali dari awal. Lagipula Arisha dan Darka sudah bertunangan kan? Kita hanya perlu memastikan hubungan keduanya tetap baik dan menentukan tanggal pernikahan mereka. Bagaimana?” tanya Ferdi.

“Mas, bukannya itu terlalu buru-buru? Mereka baru menginjak kelas dua belas loh,” ujar Lisa mengingat perkataan Arisha beberapa saat lalu saat di ruang makan.

“Tetapi lebih baik jika kita menentukan semuanya lebih awal, bukan? Agar kita tidak melakukan kesalahan nantinya,” kata Satya sesekali memandang Darka dan juga Arisha.

Liana mengangguk setuju. “Iya, benar. Lagipula saya tidak sabar menimang cucu.”

Gelak tawa terdengar di ruangan tersebut, namun tatapan Arisha masih datar, seolah tidak menanggapi perbincangan mereka.

“Maaf Om, Tante. Saya permisi dulu,” ucap Arisha yang melangkah pergi hingga membuat mereka semua terdiam.

Ferdi yang menyadari keadaan menjadi canggung karna putrinya segera berbicara. “Mungkin Arisha masih kaget dengan kedatangan kalian. Silakan dinikmati dulu makanannya, biar saya---”

“Gak perlu, Om. Biar saya aja,” potong Darka yang mengetahui niat Ferdi karna ingin menyusul Arisha.

“Ah, iya. Silakan, Darka.”

Langkah Arisha terhenti saat berada di pinggir kolam renang belakang rumahnya, gadis itu hanya berdiri dengan perasaannya yang berkecamuk. Kedatangan Darka beserta keluarganya sangat mengganggunya. Terlebih tentang perjodohan mereka, Arisha sungguh tidak mengerti mengapa hal ini tiba-tiba terjadi.

“Maaf.”

Arisha menoleh kesumber suara hingga memperlihatkan Darka yang berdiri tidak jauh darinya.

“Gue gak tau kalo orang tua gue ngelanjutin perjodohan kita, setelah dari sini gue akan coba buat batalin perjodohan kita,” lanjut Darka karna memang ia sama sekali tidak mengetahui tentang ini.

“Pasti ada alasan kenapa perjodohan kita tiba-tiba dilanjutin, dan lo gak mungkin gak tau alasannya,” ucap Arisha karna Darka bisa saja menyembunyikan sesuatu darinya.

“Gue gak bohong, Sha. Gue bener-bener gak tau tentang perjodohan kita.”

“Mereka orang tua lo, mustahil kalo lo bilang gak tau apa-apa,” balas Arisha semakin mendesaknya. “Bahkan kedatangan lo kesini juga tiba-tiba, wajar kalo gue ngerasa ada yang aneh di sini.”

“Lo bebas mau berpikiran apa, yang pasti gue gak nyembunyiin apapun dari lo, Sha,” ujar Darka merasa Arisha tidak mempercayainya saat ini.

“Cara main lo licik juga ya, sampai bawa-bawa orang tua.”

Be Mine, Arisha!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang