“Darka cuma salah paham sama gue aja, Sha. Jangan dipikirin ya?”
Arisha tersenyum miris mendengar perkataan Rey. “Saat ini gue bahkan gak tau harus percaya sama siapa.”
Keduanya dalam perjalanan ke kelas masing-masing, namun Arisha menghentikan langkahnya dan memandang Rey seraya berpikir.
“Lo gak nyembunyiin sesuatu dari gue kan, Rey?” tanya Arisha.
“Gue gak mungkin nyembunyiin sesuatu dari lo, Arisha.”
“Tapi kenapa tadi Darka nanya lo udah berapa lama kenal sama Seyna? Gue ngerasa ada yang aneh di sini,” ujarnya mengingat perkataan Darka beberapa waktu lalu.
“Darka nanya gitu karna dia sadar kalo gue tau segala tentang Seyna. Lo tau, Sha? Sejak deket sama lo, gue selalu ingin ngejaga lo,” ucap Rey tatapannya begitu dalam pada Arisha.
“Karna itu, sejak kita deket bahkan saat gue tau gimana sikap Seyna ke lo, gue milih buat nyari tau semuanya sendiri. Gue gak bisa tinggal diam dan biarin lo ada di dekat mereka. Gue ngelakuin itu karna gue gak mau bahaya ada di dekat lo. Maaf kalo menurut lo gue lancang,” lanjutnya tersenyum tipis.
“Jangan buat kepercayaan gue ke lo hilang, Rey. Gue gak mau kehilangan sahabat untuk kesekian kalinya,” balas Arisha.
Rey mengangguk mengerti. “Gak usah khawatir, Darka cuma salah paham aja karna selama ini gue gak pernah ngasih penjelasan ke dia.”
“Kalo gitu gue ke kelas dulu.”
“Iya, Sha,” jawab Rey memandang Arisha yang kini sudah memasuki kelasnya.
Arisha menghela napas saat tatapannya bertubrukan dengan Darka. Laki-laki itu berada di kursi hingga mengharuskan keduanya kembali duduk berdampingan. Cukup lama dalam keadaan seperti itu sampai Arisha yang berbicara lebih dulu.
“Lo sengaja kan masuk ke kelas gue?” tanya Arisha menoleh kearah Darka.
Darka menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa?”
“Harusnya gue yang nanya kenapa, kenapa lo selalu berusaha ada di dekat gue?”
“Karna lo belum maafin gue,” balas Darka mengenai alasannya.
“Mau sampai kapan lo kayak gini?”
“Sampai lo maafin gue.”
Arisha terdiam dan segera mengalihkan pandangan menyadari tatapan Darka yang semakin dalam. Darka sadar, Arisha sengaja bersikap seperti itu untuk menjauhinya. Sampai akhirnya tubuh Arisha terpaku mendengar perkataan Darka selanjutnya.
“Gue gak akan pernah berhenti sampai lo maafin gue, itu janji gue.”
*****
“Janji?”
Darka membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Remon setelah mendengar permintaan yang tidak masuk akal baginya. “Lo minta gue janji buat jauhin Arisha?”
Remon mengangguk. “Iya. Kenapa? Gak bisa?”
“Gue gak mau, gak akan pernah mau,” tegas Darka.
“Oh, jadi lo mau nyakitin dia lagi?” tanya Remon.
“Gue cuma mau nebus kesalahan gue, gue bisa jamin ke lo kalo gue bisa berubah,” ujar Darka.
“Apa jaminannya? Nyawa lo?” Remon mendekati Darka, terlihat adanya kebencian dari sorot matanya.
“Berkali-kali nyawa Arisha terancam saat ada di dekat lo, lo pikir gue akan biarin gitu aja?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine, Arisha!
Teen Fiction"Permohonan maaf lo, gak berlaku buat gue. Sikap lo yang kayak gini, justru nunjukkin kalo lo emang laki-laki rendahan, Darka." Bayang-bayang masa lalu membuat Arisha merasa ragu jika berdekatan dengan Darka. Tetapi sayangnya, Darka selalu mempunya...