#17

2.5K 182 64
                                    

Yoongi membuka pintu mobil dan memasukkan sebuah tas ke belakang. Aku mengambil dan mengeluarkan hoodie berwarna biru tua dari tas itu.

"Kau ganti baju dulu. Pakaianmu terlalu mencolok."

Aku mengangguk dan keluar dari mobil, sambil membawa hoodie itu.

Aku masuk ke dalam toilet dan membuka resleting dressku. Wajahku memerah saat mengetahui kalau resleting dressku bahkan belum benar.

Aku kembali teringat kejadian di mobil dengan Jungkook. Saat dia berusaha mencari resletingku tapi kucegah dengan pura-pura lapar.

Kalau saja aku tidak mencegahnya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.

Aku memakai hoodie milik Yoongi dan bercermin.

Ini terlalu besar.

Aku memakai celana pendek yang ada di dalam tas dan keluar dari toilet. Aku melihat Yoongi yang sedang mengisi bensin dan dia tersenyum saat melihatku. Aku balas tersenyum dan melambaikan tanganku. Aku berjalan mendekat dan berhenti di depannya.

"Kemana kita sekarang?" Tanyaku.

Yoongi menutup tangki bensin dan menghadapku. "Pergi yang jauh. Jauh dari Jungkook."

Aku mengangguk, lalu masuk ke mobilnya. Yoongi menutup pintu dan menjalankan mesinnya. Mobil melesat cepat.

"Jadi? Bisa jelaskan kenapa kita harus kabur dari Jungkook?" Tanyaku.

Yoongi menghela nafas. "Akan kujelaskan dari awal."

—-

5 tahun yang lalu..

Venice, Italy

Yoongi berlari keluar saat mendengar suara tembakan.

"Sial!" Dia mengumpat saat sebuah peluru hampir saja menembus bahunya.

Yoongi melompat ke dalam mobil dan langsung menginjak gas. Dia tertawa melihat pria-pria yang terus menembakkan peluru ke arahnya, tapi gagal.

—-

"Kau membunuhnya?"

Yoongi mengangguk pada Namjoon. "Ya.. secara tidak sengaja sih.."

Namjoon menepuk dahinya. "Sudah wanitanya yang ke-berapa yang sudah kau bunuh, Yoongi?"

Yoongi mengangkat bahunya. "Yah.. tiga mungkin?"

Namjoon menggeleng dan berdecak. "Jungkook benar-benar akan membunuhmu."

Yoongi tertawa kecil. "Tenang. Dia tidak pernah berhasil menggapaiku." Yoongi mengambil botol bir di kulkas dan membukanya. Dia langsung menegak bir itu sampai setengah habis.

"Kapan kau akan pulang ke Korea?"

Yoongi berhenti minum dan menghadap ke jendela. "Aku tidak tahu."

"Kapan kau akan menemui wanita yang selalu kau ceritakan itu?"

Yoongi menghela nafas. "Aku tidak tahu, Joon."

Namjoon berjalan mendekat dan menepuk bahuku. "Jangan sampai kau menyesal."

Yoongi mengangguk dan lanjut minum.

—-

"Jadi kau orang yang bernama Yoongi?"

Yoongi meludahkan darah ke depan kaki Jungkook. Dia menyeringai dan para penjaga Jungkook menarik tangan Yoongi lebih keras.

Yoongi mengerang kesakitan. Jungkook memiringkan kepalanya dan berjalan lalu menunduk di depan Yoongi.

"Kau lebih kecil dari yang kuduga." Katanya sambil menyeringai.

"Sialan!" Jawab Yoongi sambil berusaha membebaskan dirinya dari tangan para penjaga, tapi tidak berhasil.

Jungkook berjalan ke dekat meja. Meja itu penuh dengan pisau dan pistol. Dia mengangkat satu pisau kecil dan membawanya mendekat ke arah Yoongi. Dia menekan pisau itu di leher Yoongi, membuat Yoongi mengerang kesakitan, dan darah dari lehernya mulai mengalir.

"Kenapa kau selalu mencari masalah denganku? Hm?" Tanya Jungkook sambil memainkan pisau itu di leher Yoongi.

Yoongi terkekeh. "Aku hanya menjalankan tugas."

"Lalu? Kau bisa membunuh semua wanitaku sesuka hatimu, tapi kau tidak boleh berusaha menyentuhku bahkan seujung jarimu." Kata Jungkook sambil menggeram.

Yoongi tertawa kecil. "Kalau soal dirimu, aku juga tidak mau menyentuhmu sedikit pun, sialan!"

Tiba-tiba Yoongi menendang kaki para penjaga dan berputar, lalu memukul kepala mereka. Yoongi dengan cepat mengambil pistol di meja dan menembak setiap penjaga yang mendekat ke arahnya. Yoongi mengarahkan pistol itu ke Jungkook, sebelum Jungkook menendang tangannya, membuat pistol itu terlempar.

Jungkook dengan cepat mengepalkan tangannya dan mengarahkan pukulan ke arah Yoongi, sebelum Yoongi menghindar dan menendang kepala Jungkook.

Sayangnya Yoongi meleset, Jungkook menunduk dan langsung melukai kaki Yoongi dengan pisau di tangannya. Membuat Yoongi mengerang kesakitan dan menerjang ke arah Jungkook.

Jungkook dengan lihai berusaha untuk melukai Yoongi lagi, tapi kali ini Yoongi lebih sigap. Dia berhasil menghindari semua serangan dari Jungkook. Jungkook menggeram kesal saat melihat pisaunya terlempar setelah ditendang oleh Yoongi.

"Menyerahlah." Kata Yoongi sambil menodongkan pistol lagi ke kepala Jungkook.

Jungkook terkekeh. "Aku akan menghancurkanmu. Aku akan menghancurkan semua yang kau miliki. Camkan itu."

Yoongi tertawa. "Sampaikan salamku ke raja neraka."

Sebelum Yoongi menarik pelatuk, sebuah mobil menghantam tubuhnya.

Yoongi dapat melihat Jungkook tertawa dan masuk ke dalam mobil itu, lalu melaju pergi. Dia menekan kepalanya dan menemukan kalau kepalanya sudah berdarah.

Dan segala sesuatu menjadi gelap.

—-

Masa kini..

"Jadi Jungkook dendam padamu karena kau membunuh semua wanitanya?" Tanyaku masih bingung.

Yoongi mengangkat bahunya. "Jujur saja aku juga tidak tahu. Aku juga masih tidak mengerti kenapa dia mencari dan berusaha membunuhku. Padahal aku hanya melakukan tugasku."

Aku memiringkan mataku ke Yoongi. "Memangnya apa pekerjaanmu?"

Yoongi menelan ludah. Dia terkekeh dan begitu melihat tatapanku yang serius dia terdiam.

"Aku mohon kau jangan marah jika aku mengatakannya."

Aku melipat kedua tanganku. "Coba saja dulu."

Yoongi menatapku ragu dan menghela nafas.






















"Aku pembunuh bayaran."

—-

JENGJENG

U GUYS SEE THIS COMING?!

Siapa yg uda bisa nebak kl Yoongi sebenarnya pembunuh bayaran?? Apakah ada??

Masa ada pembunuh bayaran se sweet Yoongi🥺

Namanya jg FF buatanku AHAHAHAH

Ogeyy see u next chap!!

Lots of love, Nuget Ayam

YAKUZA || JEON JUNGKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang