Aku mengerjapkan mataku, berusaha menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyilaukan.
"Nona Riel? Anda sudah bangun?"
Aku menoleh dan melihat seorang dokter di sampingku. Tiba-tiba semua ingatan tentang hari itu muncul kembali di kepalaku. Aku langsung bangun dan mengerang kesakitan.
"Nona! Anda tidak bisa langsung duduk seperti itu. Kau baru saja menjalankan operasi!"
Deg.
Operasi?
"Operasi?" Tanyaku bingung dan dokter itu mengangguk.
"Kau beruntung karena kau tidak kehabisan darah. Jungkook membawamu kesini tepat waktu. Kalau lewat semenit saja, kau bisa saja sudah tidak ada." Kata dokter itu sambil menggeleng.
"Jungkook. Dimana dia? Apa dia tidak apa?" Tanyaku dan dokter itu menghela nafas.
"Kau baru saja bangun dan yang dari tadi kau pikirkan hanya Jungkook? Kau sudah tidak sadarkan diri selama seminggu!"
Aku berhenti dan menatap dokter itu terkejut. Seminggu?
Seorang suster masuk dan berbicara dengan dokter itu. Aku melihat dokter itu menyuruh suster itu untuk mengambil sesuatu dan suster itu mengangguk lalu pergi.
"Akan kupanggil Jungkook, kau istirahat saja dan diam disini." Kata dokter itu lagi.
"Baik, terimakasih dok."
Dokter itu tersenyum. "Jin. Panggil saja Jin."
Aku tersenyum dan mengangguk. Tidak lama Jungkook masuk dan berlari ke tempatku.
"Riel! Kau tidak apa? Apa ada yang sakit?" Tanyanya cemas, membuatku tersipu.
"Sakit sedikit. Tapi sisanya tidak apa." Jawabku dan Jungkook menghela nafas lega.
"Aku sudah khawatir kalau kau tidak akan bangun. Kau membuatku ketakutan setengah mati saat kau ditembak." Gerutunya sambil menggenggam tanganku.
Aku tersenyum kecil. "Aku harus melakukan itu untuk melindungimu, Jungkook."
Wajah Jungkook memerah dan dia mencium tanganku. Dia menempelkan tanganku di dahinya. "Untung saja kau bangun. Kalau tidak, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan."
Aku tersenyum dan menarik tangannya, lalu menciumnya. "Aku akan selalu bangun untuk bertemu dengan dirimu."
Jungkook tersenyum, dia naik ke atas tempat tidur dan membaringkan tubuhnya di sampingku. Dia menyenderkan kepalanya di leherku.
"Tidur lagi. Aku akan menemanimu."
Aku menyenderkan kepalaku di kepalanya dan mengangguk. "Oke."
—-
Aku terbangun saat merasakan ada yang mencekik leherku. Mataku terbuka dan aku melihat mata merah Yoongi di depanku. Aku berusaha melepas tangannya dari leherku, tapi genggamannya terlalu kuat.
"Kalau kau tidak bisa menjadi milikku, tidak ada yang boleh!" Teriak Yoongi yang membuat air mataku mengalir.
"J..Jungkook." Aku berusaha memanggilnya, tapi dia tidak terlihat.
Yoongi tertawa seperti orang gila dan aku terus memukul tangannya yang menutup lubang pernafasanku.
Aku berusaha berteriak tapi tidak bisa.
BEEEP...
Dan tanganku terkulai, jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
YAKUZA || JEON JUNGKOOK
Hayran Kurgu"Spread your legs for me, babygirl." -- Choi Riel, seorang gadis yang dijual oleh keluarganya sendiri untuk membayar hutang, berusaha untuk bertahan hidup dengan menjadi mainan Jeon Jungkook. Apakah cerita mereka akan menjadi cerita klise? Tentu ti...