Setelah sebulan berlalu, Fajar ingat jika sebentar lagi ultah ayahnya. Ia harus pulang dan memberi hadiah
Mengingat ayahnya Fajar jadi sedih, sekarang ayah ibunya telah tua, apa ada yang merawat? Ia harus pulang untuk mengeceknya
Tahun lalu kakak perempuannya, Zafia, masih di rumah itu. Tapi sekarang ia telah memiliki rumah sendiri
Sepulang sekolah ia memutuskan untuk membeli hadiah, lalu kerja
__________
"Assalamu'alaikum" Fajar mengetuk rumah itu berkali-kali tapi tak ada yang membukakan
Setelah beberapa lama pintu itu terbuka, menampakkan seseorang yang sangat dirindukan Fajar sebenarnya. Sangat berarti bagi Fajar. Dunianya Fajar. Ibunya. Fajar tersenyum sangat manis dan meraih tangan ibunya untuk menciumnya. Tapi ibunya langsung menangkis tangannya,"ngapain kesini? Butuh uang? Gak sadar diri apa, selalu nyusahin"
Fajar tetap tersenyum,"nggak, Fajar ingin kasih hadiah ultah buat ayah. Ingin jenguk ayah sama ibu juga"
"Gak usah, paling dari nyuri. Pergi kamu" ibunya mulai menutup pintunya tapi Fajar menahannya
"Nggak dari nyuri kok Bu. Aku belum pernah nyuri. Aku ketemu ayah boleh ya?"
"Ck! Bandel banget sih! Seandainya kamu gak ada!!!"
Hati Fajar bagaikan tertusuk ribuan jarum. Rasanya setetes air mata ingin jatuh, tapi ia menahannya. Senyumnya tak juga luntur
"Ibu sehat? Ayah sehat?"
"Nggak. karena kamu ada kami jadi susah buat besarin kamu. Seandainya kamu gak ada kan uangnya bisa ditabung buat berobat atau keperluan lain"
Hati Fajar kembali sakit. kenapa menyalahkan dirinya padahal ia sendiri juga tak mengerti kenapa dia ada?
Ia sering mencoba bunuh diri, asal ibunya tau
Fajar tersenyum lagi,"ibu pengen banget ya aku gak ada?"
"Iya! Baru tau ya kamu? Padahal waktu dah lama berlalu beneran kamu baru tau?"
Fajar tau sejak dulu, tentu saja. Tapi seakan Tuhan masih ingin dia ada di dunia
"Udahlah, kamu gak ada juga gak bakal balikin duit saya. Pergi aja jauh-jauh, jangan kembali. Muak saya lihat kamu"
"Tapi aku selalu kangen ibu, kangen banget. ibu orang paling berharga bagiku"
"Tapi saya gak suka kamu! Kamu gak paham juga?!"
"Paling gak boleh ketemu ayah?"
"Nggak! Sana pergi!"
"Ini ya Bu, hadiah buat ayah, tolong sampein. seandainya aku punya uang lebih aku juga pengen beliin buat ibu. Karena aku gak punya uang, buat ibu nanti kalo ultah ibu ya"
"Kami gak butuh! Kamu tuli ya?!" Ibu mulai menutup pintu, tapi Fajar menahannya,"ini buat ayah, aku pamit ya bu, assalamu'alaikum"
Fajar berbalik untuk pergi. Ia dapat mendengar jika ibunya malah melempar kado itu ke tempat sampah di dekat situ. Fajar tak bergeming, ia tetap terus melangkah
Sesampainya di kosnya, air mata yang ditahannya turun juga, meski hanya setetes. Ia langsung menghapusnya
Dih, cengeng. Banci bisiknya pada diri sendiri
Kan gue disuruh mati. Mati ajalah sekarang
Ia mencari pisau yang ada di sekitarnya lalu mulai mengiris nadinya. Sakit sebenarnya, tapi tak sesakit hatinya. Kepalanya mulai berat ketika darah semakin banyak keluar. Kegelapan mulai menyapanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
RandomOrang-orang bilang, Fajar dan Senja tak akan bisa bersama. Bahkan hukum alam saja seperti itu Fajar, yang memberi semangat orang-orang dengan kehadirannya di pagi hari. Seperti senyum Fajar yang memberi semangat orang-orang meski keluarganya saja ta...