"hhh..hh...hhh.." Fajar terbangun dari mimpi buruknya. Atau lebih tepatnya ingatan di masa kecilnya
Masa-masa penuh bayangan kelam baginya. Masa-masa tak diinginkan, tak diharapkan, dibuang, tak diakui, disiksa, dicela
Bahkan jika tidak ia sendiri yang memilih pergi, mungkin masa-masa itu tak akan berakhir
Tangan kanannya yang tremor hebat menekan pelan dadanya untuk menenangkan diri. Ia mendudukkan dirinya agar bisa bernapas lebih baik
Ingatan-ingatan itu masih membanjiri kepalanya,
Kenapa Lo ada sih?!
Tau gak, Lo tu gak diinginkan siapapun
Bahkan ayah ibu gak merhatiin Lo. Lo nyadar kan?
Kamu gak pantas ada. Menyusahkan. Padahal keluarga ini sempurna tanpamu
Ck!! Pergi! Jangan nangis terus!!!
Kepalanya pening, badannya gemetar,
ia mulai meracau sambil menutup kedua telinganya,"nggak, bukan..maaf, maaf,,.."Setelah beberapa jam berlalu, ia berhasil menenangkan dirinya sendiri. Pikirannya mulai kembali ke saat ini
Ia menatap jam dinding miliknya, sudah pukul 4 pagi, ia bergerak pergi ke tempatnya bekerja untuk mengambil koran
Setelah selesai pada jam 6, ia kembali ke rumah untuk bersiap ke sekolah. Ia sekarang sudah menginjak kelas XII, harus lebih semangat untuk memulai hari. Ia membereskan kosannya, mandi, memastikan telah mengerjakan PR, dan sebagainya
Ia sarapan biasanya dengan membeli, lalu langsung pergi ke sekolahnya dan memakannya disana. Ia mempercepat laju sepedanya agar cepat sampai di sekolah
Karena masih pagi, biasanya hanya ia sendiri di kelas. Jika sudah ada yang datang pun mereka tak menyapa Fajar. Semua orang menjauhinya, tidak menyukainya. Fajar pun tak mengerti kenapa. Ia duduk sendirian di bangku paling belakang, tak ada yang mau menemaninya
Ia tak terlalu memusingkan itu, lebih baik ia fokus belajar. Ia bukan siswa yang pintar, ia harus belajar giat agar nilainya tidak remedi. Ia dengan cepat membuka bukunya setelah menyelesaikan sarapannya
Semakin lama kelas semakin ramai, tak lama bel berbunyi dan pelajaran dimulai
Tiba-tiba Fajar teringat jika hari ini adalah 11 Juli, besok ulang tahun abang pertamanya. Ia jadi berpikir, apa ia harus memberi hadiah? Tentu saja, sebagai adik yang baik. Tapi jika ditolak lagi bagaimana?
Ia berhenti memikirkan hal itu, ia harus mendengarkan pelajaran agar bisa mengerti
__________
Sepulang sekolah Fajar masih memikirkan itu, ia pulang sekolah jam 3, masih ada 3 jam lagi sebelum ia kerja di minimarket. Ia tidak punya uang lebih tapi, bagaimana membelikan abangnya hadiah?
Setelah berpikir sejenak, ia mengambil dompet dan ponselnya, beranjak keluar. Bagaimanapun ia harus membelikan hadiah untuk keluarganya. Paling tidak di hari-hari istimewa mereka
__________
Fajar merasa lemas, ia hanya makan ketika tadi pagi. Ia tak punya uang untuk makan cukup, apalagi setelah membeli hadiah untuk abangnya
Karena ia tinggal sendiri, ia harus membayar kos. Karena ia tidaklah pintar, ia harus membayar biaya sekolah. Belum lagi kebutuhan sehari-hari, listrik, air, memikirkannya saja membuat Fajar pening
Di minimarket ini dirinya hanya sendiri berjaga, atasannya tak ingin memperbanyak pekerja. Karena itu ia juga sedikit kerepotan melayani pembeli, mencatat dan menyusun barang-barang, dan lain-lain
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
CasualeOrang-orang bilang, Fajar dan Senja tak akan bisa bersama. Bahkan hukum alam saja seperti itu Fajar, yang memberi semangat orang-orang dengan kehadirannya di pagi hari. Seperti senyum Fajar yang memberi semangat orang-orang meski keluarganya saja ta...