Tak lama setelah Bu kos pergi, Fajar mulai mengamuk kembali,"terus gue harus gimana? Mati?! Atau gak?! Mati gak boleh, idup juga gak boleh!!" Ia mulai membanting apa yang di dekatnya. Air matanya berjatuhan meski wajahnya nampak marah,"kenapa gak ada yang ingin gue ada?..AAA.."ia mulai menjambak rambutnya kesal
Angga dan Senja dengan ragu masuk ke ruang rawat Fajar. Betapa kagetnya mereka melihat kamar itu sedikit berantakan, dan Fajar sedang teriak-teriak dan menangis. Angga langsung mendekat,"jar! Sadar!!" ucapnya sambil mengguncangkan kedua lengan Fajar
"Arghh..kenapa gue ada sih?! Kenapa?! Kenapa gak dari dulu aja gue mati? Kenapa gue gak mati-mati padahal dah gue coba berkali-kali!! Sekarang mati juga gak boleh?!" Fajar masih tak sadar Angga dan Senja ada di sisinya. Bahkan tangan Angga dihempasnya
Senja menangis, kenapa Fajar bisa seperti ini? Ada apa? Ia pun berusaha ikut menyadarkan Fajar,"jar..Fajar..ini gue Senja, sama Angga..tenang Fajar.."
Fajar memukuli kepalanya, air mata terus membanjiri wajahnya,"maaf, Bu, maaf yah, maaf bang Jav, bang Kav, kak Zaf, maaf, maaf karena gue ada, maaf, gue juga pengen mati, maaf.." Fajar terus menangis hingga Angga dan Senja tak tega
"Apa gue panggilin dokter?" tanya Senja. Angga mengangguk
Fajar terus menangis. Ia sempat oleng, sepertinya kepalanya sakit. Beberapa saat kemudian seorang dokter datang dan memberinya obat bius hingga Fajar tertidur kembali
"Kalian temannya?" Senja dan Angga mengangguk
"Apa kalian kenal orangtuanya?" Keduanya menggeleng
"Sebenarnya sejak kemarin ortu dia dihubungi baik oleh Bu kosnya untuk minta bantuan, dan oleh kami untuk membantu pengobatan. Tapi tidak diangkat. Psikisnya buruk, ia harus mendapat penanganan"
"Dia masih ada orangtua tapi ngekos dok?" dokter itu mengangguk
Senja dan Angga jadi berpikir, kemana ortu Fajar? Kenapa Fajar ngekos sendiri padahal ortunya ada? Kenapa Fajar mau bunuh diri? Kenapa dia tidak suka kalau dirinya sendiri ada?
"Tadi ketika sadar, dia ingin mencoba bunuh diri lagi. Kalian tau masalahnya?" lanjut dokter itu sedih
Angga dan Senja menggelengkan kepala,"ya sudah, apa kalian masih lama disini? Ini dah malam. Kalian besok sekolah kan?"
"Iya dok"
"Ya udah, kami pamit ya dok"
"Ya"
__________
Fajar kembali sadar ketika hari sudah malam. Entah kenapa air matanya merembes lagi. Tapi ia berusaha keras untuk menghapusnya dan sadar. Ia terus berusaha menarik napas dengan tenang dan menenangkan dirinya
Tapi setetes air mata kembali jatuh mengingat dirinya yang lagi-lagi tak berhasil bunuh diri. Apa ini karma? Bunuh diri kan dosa?
Tapi semua orang ingin dia melakukan mati. Apa yang harus ia lakukan?
Ia bingung. Harus bagaimana sekarang?
Ia memutuskan untuk kembali pulang saja sekarang, mengingat Bu kos berkata bahwa biaya rumah sakit akan diganti Fajar. Ia tak punya uang. Ia tak boleh disini lama-lama
Ia mulai turun dari tempat tidur meski langsung terjatuh kembali. Tak putus asa, ia kembali bangkit, berpegangan pada tempat tidur dan melepas infusnya. Setelah dirasa cukup mampu, ia mengambil bajunya dan ponsel yang ada di dekat situ. Setelah ke kamar mandi untuk mengganti bajunya ia berjalan keluar ruang rawatnya
Kepalanya masih pusing, beberapa kali ia berpegang ke dinding agar tidak jatuh lagi. Langkahnya terus ia bawa untuk ke bagian administrasi. Setelah mendengar bahwa sudah dibayar sampai hari ini, ia beranjak pulang menggunakan ojek
Begitu sampai di kosannya sebenarnya Fajar ingin bunuh diri lagi, tapi ia urungkan karena nanti kosan ini sepi
Apa bunuh diri di luar aja? Tetep aja nanti kos ini susah laku karena berita yang tersebar. Bahkan bisa jadi sebelah-sebelah kosan Fajar juga jadi gak laku
Apa pindah aja? Butuh banyak biaya dan waktu. Setaunya juga kosan inilah yang paling murah. Lagian kalau pindah lalu bunuh diri, nanti kos itu juga gak laku. Sama saja
Ah, di rumah aja. Kan gak ada yang bakal gue bikin susah. Bener. Tapi gimana caranya balik? Gue dah milih pergi
Tapi kan emang gue pengen balik ke rumah liat kondisi ayah ibu, ada yang ngurusin mereka nggak. Tapi kalo mereka gak ada yang ngurusin nanti gue gak bisa bunuh diri. Gak tega ninggalin mereka
Tapi keknya abang-abang atau kakak dah bayar orang buat ngurus ayah ibu. Kayaknya doang sih
Gue lihat, ah. Kalo ada yang bantu mereka, gue bakal berusaha balik dan mati baik-baik di rumah itu. Tapi kalo gak ada yang ngurus mereka...mungkin ini jalannya biar gue gak bunuh diri, kata Tuhan. Biar gue gak tambah dosa. Bisa jadi kalo gue bakti sama ortu malah bisa masuk surga kan. Hihi
Gak papa gue dipukulin disitu asalkan bisa cepet pergi tanpa nyusahin siapapun, atau masuk surga karena bakti sama mereka
Ya, Fajar telah memutuskan. Ia akan kembali ke rumah bagaimanapun caranya
Ia juga sebenarnya sangat rindu pada keduanya, tak ingin berpisah, ingin selalu melihat mereka
Meski hanya selalu melihat. Ia tau tak bisa berharap lebih
Fajar mulai merancang rencana untuk kembali ke rumah. Secepatnya
__________
Angga dan Senja hanya diam saja begitu tiba di rumah. Mereka pergi ke kamar masing-masing. Orangtua mereka sedang ada urusan keluar kota, hanya mereka berdua di rumah
Senja memutuskan untuk keluar kamarnya,"bang! Lo mau makan malem apa? Gue masakin atau beli?" Ia meneriaki Angga dari balik pintu kamar pemuda itu
Angga membuka pintu,"Lo dapet hidayah apa dah manggil gue Abang melulu. Heran. Di jalan tadi juga pake Abang terus. Sejak kenal Fajar keknya. Jangan-jangan ada ikatan takdir antara Lo sama Fajar" Angga menatap curiga
Senja memutarkan bola matanya jengah,"iya, gue dapet hidayah tapi gak ada kaitannya sama Fajar. Mikir jauh amat Lo"
"Fajar ganteng kan?"
"Iya" eh, Senja keceplosan
Angga tertawa hingga terpingkal-pingkal,"gila! Gue harus bilang mama nih!"
"Apaan sih?! Kayak gitu doang. Kan gue cuma bilang ganteng. Yang lain juga banyak yang ganteng. Awas aja Lo bilang mama! Gue bakal bilang kalo Lo sering gak tidur karena main game!!" Senja mendelik tajam
"Iya tuan putri, hamba hanya bercanda. Udah ah, buruan masakin gue. Laper nih"
"Tapi adanya cuma mie"
"Lah?! Ogah kalo gitu! Kenapa Lo gak bilang?"
"Kan gue barusan bilang!"
Angga mengalah,"ya udah, tolong buatin mie aja ya adikku sayang, pleasee"
"Jijik!" Senja pergi meninggalkan Angga di depan pintu
Tapi Angga langsung menyusulnya dan berbisik di telinganya,"gue dukung kalo Lo suka Fajar. Dukung banget. Fajar butuh orang baik kayak Lo. Kalian juga cocok"
"Apaan sih?! Gak penting!"
Angga tertawa sambil berjalan kembali ke kamarnya
__________
Makasih dah mau baca, bantu vote ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
CasualeOrang-orang bilang, Fajar dan Senja tak akan bisa bersama. Bahkan hukum alam saja seperti itu Fajar, yang memberi semangat orang-orang dengan kehadirannya di pagi hari. Seperti senyum Fajar yang memberi semangat orang-orang meski keluarganya saja ta...